webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teenager
Zu wenig Bewertungen
416 Chs

[Vol. 2] Kabur

Sikap kekesalan anaknya yang tadi, membuat ibunya marah dan tak berujar kepada dia sedikitpun.

Wajahnya menyiratkan amarah. Mungkin dia merasa belum pernah dibentak oleh seseorang sehingga ketika sekali dibentak, hatinya terluka.

Sebenarnya bagi Rizki, dia sama sekali tak pernah berniat untuk menyakiti hati orang tuanya. Dia hanya ingin mengutarakan pendapat yang dia miliki. Apa itu salah?

Terkadang dia juga merasa bosan ketika harus terus-menerus menuruti keinginan ibunya itu.

Dia sudah dewasa tapi perlakuan ibunya sendiri seperti memperlakukan anaknya sebagai anak kecil. Pakaian harus diatur, makanan harus diatur, jam sekolah harus diatur, hampir semuanya harus diatur.

Anak juga memiliki kebebasan sebenarnya.

Dan sebagai orang tua, kita harusnya mendukung apa yang ingin anaknya lakukan atau harapkan. Karena selagi itu baik dan tidak menyimpang, maka seharusnya kita jangan menuntut lebih tentang apa yang kita inginkan terhadap anak.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com