webnovel

Awal Mula

"Delapan belas tahun yang lalu, waktu kami baru datang ke sini sebelum diubah menjadi peri dan roh, sebelum jadi pahlawan, kami cuma petualang biasa yang cuma pengen bermain-main. Awalnya sih enggak ada masalah, walaupun kami sering dalam bahaya. Tapi ...."

Ini adalah informasi baru dan sangat penting. Apa yang diceritakan Cla adalah awal dari revolusi malaikat yang diubah menjadi skill.

Seraya Cla menceritakan semuanya, ingatan asing sedikit demi sedikit menyusup ke kepalaku, tetapi ini lebih tidak nyaman dari sebelumnya. Lebih banyak ingatan asing yang menyusup membuat kepalaku terasa sangat sakit.

Namun, Michael mengatakan sesuatu yang mengejutkan.

"Informasinya terlalu banyak. Tuan tidak akan sanggup. Kalau begitu, aku akan mengaktifkan Time Travell Terbatas."

Tidak menunggu persetujuanku, dia mengaktifkannya begitu saja dan fenomena menakjubkan lainnya kembali terjadi.

**

Aku sedang berada di sebuah hutan yang indah. Dengan banyak pepohonan rindang dan bunga-bunga yang bermekaran di mana-mana, sangat menenangkan hanya dengan memandangnya saja.

Namun, empat orang yang sedang berdebat mengganggu keindahan alam. Entah apa yang mereka perdebatkan, percakapan mereka tidak sampai ke sini. Memang sebenarnya niatku mengawasi.

Panggilan putus asa atas ketidakadilan menuntunku ke sini. Sebagaimana itu tugasku, hukum harus ditegakkan!

Tidak!

Ini bukan aku, tetapi Michael.

Meskipun aku melihat dan mengingat sesuatu yang tak dikenal, ini jelas bukan aku.

Ketika aku mulai berjalan, itu juga bukan atas inisiatifku sendiri. Michael yang bertindak.

Apakah maksud Perjalanan ke Masa Lalu Terbatas itu hanya jiwaku saja yang dipindahkan tubuh fisik Michael yang asli? Atau lebih tepatnya tubuh spritualku mendiami tubuhnya. Apa maksudnya terbatas sepertinya ini perkara jangka waktu.

Sungguh, aku benar-benar belum begitu mengetahui kekuatanku sendiri.

Aku masih banyak ruang untuk belajar.

Tidak jauh dari sana, pertempuran telah pecah. Wajah keempatnya bisa kukenali. Namun, ada sedikit perbedaan.

"Kalian ... bukannya tugas kalian memberi perlindungan? Kami ... kami sudah menyelesaikan semua misi dari kalian, tapi ...." Rendy–salah satu dari ketiganya menunjukkan sikap marah dan tatapan tajam untuk orang-orang di depannya.

Sementara Cla sedang memangku seorang gadis sambil menangis. Gadis dipangkuannya pingsan ... bukan, mati?!

Ngomong-ngomong, mereka berbeda dari yang aku temui. Penampilan mereka lebih normal seperti remaja pada umumnya. Mulai dari pakaian bahkan tidak ada sayap capung di punggung Cla atau lilitan akar di tubuh Rendy.

Ketika Rendy membuang perisai dan mengantinya dengan pedang, Rendy siap ingin melayang tebasan. Namun, Cla mencekal tangannya. Dia menggeleng, sarat Rendy tidak boleh melakukan hal lebihkah?

"Percuma. Kia ... Kia enggak akan kembali lagi ...." Dengan suara gemetar, Cla mengatakannya.

Aku masih terus berjalan, tetapi mereka sama sekali tidak menyadari kehadiranku.

Ah, tentu saja.

Di antara malaikat, aku memiliki penghalang paling kuat setelah satu orang, tapi aku tidak mau mengakuinya. Hanya mengingatnya saja, aku merasa sangat kesal.

Aku?

Eh, ini pasti Michael.

Woah, ini lebih merepotkan.

Pikiranku menjadi kacau. Apakah sampai ini selesai ingatan Michael akan terus bercampur denganku? Aku mengalami kebingungan serius.

"Kita tidak punya urusan lagi, 'kan? Cepat tinggalkan tempat ini! Kami juga banyak pekerjaan!"

Sungguh arogant!

Apakah mereka menjadi begitu congkak setelah menjadi Ratu dan Raja? Aku menyayangkan Niorlan terbunuh di tangan Raja Iblis. Lalu mereka berdua memanfaatkan tahta baru saat Israfiel dan Raphael tidak ada?

Israfiel dan Raphael sangat sibuk. Karena keseimbangan mulai bergoyang, mereka bekerja lebih banyak dari sebelumnya apalagi sejak Raja Roh, Niorlan, terbunuh.

Agar tidak kacau, ditetapkan Selvi dan Deva menjadi pemimpin para roh dan peri. Tidak hanya itu, Israfiel dan Raphael telah menuangkan banyak kekuatan untuk tempat ini. Karena itu, roh memiliki kekuatan untuk melindungi dan sebagian besar tumbuhan bisa dijadikan obat.

Jadi, mengapa mereka membiarkan salah satu di antara mereka sekarat sampai mati?

Aku telah menyaksikannya sejak lama.

Wanita yang dipangku Cla harusnya bisa diselamatkan kalau Selvi dan Rendy memberinya perlindungan roh. Namun, mereka hanya memberi obat. Belum lagi obat itu ada di level menengah. Harusnya dia tidak sebodoh itu bukan?

Aku tidak bisa membiarkan ini!

Bagaimana aku bisa diam jika ketidakadilan berdiri di depan mataku?

Namun, hanya itu saja bukan berarti aku langsung bisa menjatuhi pengadilan.

"Kalian sepertinya kesusahan. Ada yang bisa kubantu?" Setelah aku mengangkat suara, barulah mereka menyadari kehadiranku.

Mereka terkejut, tetapi untuk Rendy, dia langsung kembali ke ekspresi tadinya.

Aku melihatnya.

Tangannya terus terkepal menampakkan buku-buku putih, tatapan yang tajam, dia seperti siap untuk memukul, tetapi sesuatu yang tak kasat mata sejak tadi terus menahannya.

"Ayo, pergi, Cla."

Oh, dia mengabaikanku.

Aku bisa mengenali suasana hatinya hanya dengan suaranya saja. Para malaikat pandai dalam hal ini.

Itu jelas nada suara penuh keputusasaan, menyerah, dan rasa lelah yang tak terukirkan dengan kata-kata.

Lalu bagaimana reaksi keduanya?

Mereka mendadak menjadi kaku.

Ini bukan karena Rendy dengan yang lain ingin pergi.

Itu karena aku.

"Tuan Michael, ada gerangan apa datang ke sini?"

Beberapa ras dengan elemen cahaya pasti bisa mengenali malaikat. Meskipun mereka peri, peri juga termasuk bagian dari roh. Lebih tepatnya dari roh bunga.

Manusia termasuk yang tidak mengenali perbedaan kami bahkan kami bisa membuat mereka tak bisa melihat keberadaan kami.

Tidak heran mereka tidak mengenaliku.

Meskipun aku sudah tahu, aku tetap menunjukkan senyuman teramah menurutku.

Kembali menoleh ke arah kedua orang yang putus asa, aku memanggil. "Hei, kalian. Apa kalian tidak mau menghadiri pengadilan dariku?"

Rendy yang mengendong Kia dan Cla membalikkan badan. Mereka memasang ekspresi bingung. Wajar saja.

Sebaliknya, di sisi kiri, mereka berdua memucat.

"Aku adalah seseorang yang adil. Aku bisa membantu di antara kalian yang membutuhkan keadilan."

"Keadilan? Tidak perlu. Aku tidak tahu siapa kamu, tapi itu tidak penting. Selama Kia tidak pernah kembali ...." Suaranya makin menghilang di akhir.

Ah, manusia yang malang.

Aku bukan Malaikat Maut. Bahkan jika aku Malaikat Maut, kematian seseorang tidak bisa diganggu gugat.

Hm ... aku kesal lagi.

"Aku bukan Malaikat Maut. Bahkan Malaikat Maut tidak diperbolehkan melakukan itu. Tapi aku Malaikat Hukum, jadi jika ada yang merasa ketidakadilan, aku akan datang untuk menghukum."

"Malaikat ...."

"Ya. Jadi, Selvi, Deva, mengapa kalian tidak menepati janji? Bukankah mereka sudah memenuhi permintaan kalian?"

Wajah mereka lebih putih dari biasanya. Bola mata mereka bergerak-gerak gelisah.

"Ti-tidak. Mereka memang berhasil mengalahkan para penjahat itu, tapi karena itu, arwah semua orang terkunci di gua itu. Sekarang kami malah harus berhadapan dengan para hantu." Selvi menjawab dengan keyakinan.

Memang benar. Dari sini, aku bisa merasakan sejumlah besar hantu di gua, tetapi itu cuma hantu, 'kan?

Hantu dimasukkan ke dalam monster. Karena bentuknya yang buruk rupa, rasa teror yang dikirim mereka memberi nilai plus. Meskipun lemah, mereka lebih dihindari.

Lagipula, setelah Israfiel kembali, untuk permasalahan sepele seperti ini tidak ada apa-apanya. Dia bisa menyucikannya sekaligus.

"Tapi kami tidak tahu kalau jadinya akan seperti itu."

"Tetap saja kalian gagal bukan?"

"Temanku sampai sekarat membantu kalian!" Nada suara Rendy kembali naik satu oktaf.

Namun, di sisi lain juga tidak mau kalah.

Tidak ada kebohongan dari kedua belah pihak, tapi memang harus seperti itu. Mengelabuiku dengan kebohongan hanya akan mendatangkan Haniel.

Namun, meskipun tidak ada kebohongan, mana yang benar mana yang tidak, mudah untuk menemukannya.

Kalau begitu, aku akan putuskan dengan cepat.

Membelah udara, aku mengambil Micha, sebuah palu khusus yang menjadi senjata andalanku.

Di saat mereka tengah berdebat, kupikir akan mengalihkan perhatian mereka ketika keputusan dijatuhkan.

Namun, saat itulah hal yang tak terduga terjadi.

Dengan pemberitahuan bahaya di level tertinggi, aku segera menyingkir dari tempat, tapi aku agak lambat. Akibatnya tangan kananku terpotong.

"Seperti yang diharapkan ... hoam ... dari Malaikat Hukum ...." Nada suara mengantuk mencuri perhatian semua orang.

Entah sejak kapan, seseorang hadir di tengah-tengah mereka bahkan aku sendiri tidak sadar.

Dia seorang gadis memakai gaun hitam kebesaran dengan tudung yang membuat wajahnya tidak begitu terlihat. Di tangannya ada sebuah sabit.

Tidak salah lagi.

"Azreal ... tidak, Belphegor! Jangan menghalangi jalanku!" Aku sama sekali tak berharap bertemu dengannya. Sama sekali tidak!

Dia terkekeh. Sungguh aku merasa diremehkan. Aku tidak tahu harus memanggilnya Azreal atau Belphegor. Melihat sayapnya yang menghitam, rasa kesalku tidak bisa lagi terlukiskan.

Dia malah dengan santainya menatap ke keempat orang ini.

"Hey, kalian. Bergabunglah dengan kami. Kami bisa memberi kalian semuanya."

Sial!

Dia melemparkan tawaran serius.

Aku tidak bisa membiarkan ini.

"Beneran?"

"Ya, aku bisa menghidupkan kembali temanmu dan aku bisa melepaskan kalian dari hukuman. Bukannya ini situasi win-win?"

Jika situasinya terus berlanjut, ini tidak akan bagus.

"Kalian jangan terpengaruh perkataan iblis!" Sambil memukul dengan cepat ke arahnya, aku memberi peringatan.

Seolah tahu aku akan menyerang, dia juga tanggap menerima seranganku. Senjata kami berbenturan sebagai tanda pertempuran dimulai.

*

TBC