Tanpa pikir panjang lagi, Erick segera berjalan menghampiri Rania dan juga Leon, yang sedang asyik berbincang-bincang.
"Sayang, kenapa kamu bisa berada di rumah sakit ini?" tanya Erick yang membuat tubuh Rania seketika menegang, ketika mendengar suara yang begitu familiar di telinganya.
Ratna yang berada di sana pun merasa heran. Ketika ada seorang pria asing yang memanggil putrinya dengan sebutan sayang.
Sementara Leon, pria itu sudah menunjukkan raut wajah tidak suka. Ketika melihat Erick yang datang menghampiri Rania. Bisa Leon duga, jika mereka memiliki hubungan khusus. Karena ia juga mendengar, ketika Erick memanggil wanita itu dengan sebutan sayang.
"P-pak Erik. K-kenapa Anda bisa berada di rumah sakit ini?" tanya Rania dengan terbata-bata.
Ratna pun semakin heran, ketika mendengar putrinya memanggil Erick dengan panggilan pak.
"Pak? Sebenarnya siapa pria ini Rania? Kenapa dia memanggilmu dengan sebutan sayang dan kamu sendiri memanggilnya dengan sebutan pak?" tanya Ratna yang meminta penjelasan kepada putrinya .
"Oh, itu-"
"Perkenalkan nama saya Erick, Tante. Saya adalah atasan Rania di kantor. Makanya dia masih saja memanggil saya dengan sebutan pak. Padahal, saya sudah melarangnya. Karena sebenarnya kami sedang menjalin hubungan spesial. Hanya saja Rania sedikit keberatan, jika ada orang lain yang mengetahui tentang hubungan kami," jelas Erick kepada Ratna dengan begitu sopan.
Mendengar perkataan pria itu barusan, seketika Rania menunjukkan raut wajah kebingungan. Semua itu terlihat oleh Leon, yang berada di hadapannya.
"Benarkah yang dikatakan pria ini, Rania, jika dia adalah kekasihmu? tanya Leon yang berusaha memastikan.
Rania pun tidak punya pilihan lain. Mengingat sebentar lagi ia akan menikah dengan Erick. Akhirnya wanita itu mengangguk, menjawab pertanyaan Leon barusan.
"I-iya, Kak," jawab Rania masih dengan terbata-bata.
Sebenarnya Leon masih sedikit curiga, dengan sikap yang ditunjukkan oleh wanita itu. Seperti sikap keterpaksaan untuk mengakui hal tersebut. Namun, Leon tidak ingin menanyakan perihal kecurigaannya itu secara langsung, kepada Rania. Karena di sana masih ada Ratna, ibu dari wanita itu dan juga Erick.
Erick merasa tidak suka. Ketika mendengar Leon meminta penjelasan kepada Rania, mengenai hubungannya dengan wanita itu. Ia pun segera mengalihkan tatapannya kepada Rania. Bermaksud ingin menunjukkan perhatiannya kepada wanita tersebut.
"Oh iya, sayang. Kenapa kamu tidak bilang, jika kamu mau pergi ke rumah sakit? Bukankah aku bisa mengantarkan mu? Karena kebetulan aku juga ada sedikit urusan di rumah sakit ini," jelas Erick sambil tersenyum, menatap ke arah Rania.
"Maaf, Mas. Tadi aku terburu-buru. karena kesehatan adikku yang tiba-tiba menurun," jawab wanita itu yang akhirnya memanggil Erick dengan panggilan mas. Karena ia tidak ingin ibunya dan Leon merasa curiga, dengan hubungan yang terjalin antara ia dan juga Erick.
Seketika senyum pun terukir di wajah Ratna. Sungguh ia tidak menyangka, jika ternyata putrinya memiliki seorang kekasih. Apalagi saat melihat sikap Erick yang begitu perhatian kepada putrinya, membuat wanita itu sangat yakin. Jika Erick adalah pria yang tepat untuk mendampingi putrinya.
Sementara Erick, ia langsung mengalihkan tatapan ke arah Ratna. Berusaha untuk mengajak wanita itu berbincang-bincang.
"Oh iya, Tante. Memang adik Rania sakit apa?" tanya Erick menatap ke arah Ratna. Berusaha mengambil perhatian dari wanita itu.
Ratna pun seketika tersenyum, ketika mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Erick kepadanya. Ditambah lagi Erick menunjukkan rasa khawatir kepada putranya. Membuat Ratna percaya, jika pria itu tulus mencintai putrinya.
"Rafa, adik Rania. Kebetulan menderita leukemia Nak Erick. Makanya tadi dia sempat drop, saat akan dilakukan kemoterapi. karena merasa khawatir, Tante langsung menelepon Rania untuk memberitahukan kabar tentang adiknya," jelas Ratna kepada pria tersebut.
Erick pun memasang tampang bersalah, karena ia tidak mengetahui hal itu.
"Maafkan saya, Tante. Karena saya tidak mengetahui tentang kondisi Rafa, adik Rania. Karena Rania belum menceritakan apa pun kepada saya. Mungkin karena dia terlalu sibuk," jawab Erick yang menunjukkan rasa empatinya. Saat mengetahui penyakit yang diderita oleh Rafa.
Ratna pun tersenyum ke arah pria tersebut. Karena baginya Erick adalah pria yang sangat sopan. Membuat Ratna merasa sangat senang dan wanita itu berpikir, jika kebahagiaan sebentar lagi akan datang menghampiri putrinya.
"Tidak apa-apa, Nak Erick. Tante minta doanya saja. Semoga Rafa tidak kenapa-napa dan bisa segera sembuh seperti dulu lagi," pinta wanita itu.
Erick yang mendengar perkataan Ratna merasa sangat tersentuh. Karena bisa ia lihat, ketulusan cinta dan pengorbanan seorang ibu kepada putranya.
"Kalau soal itu Tante tenang saja. Saya pasti akan mendoakan yang terbaik untuk Rafa dan soal biaya pengobatan, kamu cepat katakan kepada aku Rania. Biar aku bisa ikut ikut membantu untuk kesembuhan adikmu." Erick pun menatap ke arah Rania dengan tatapan penuh cinta, membuat wanita itu sedikit salah tingkah, lalu menundukkan kepalanya.
Rania tidak menyangka, jika ternyata Erick sangat jago berakting di hadapan ibunya. Padahal, tadi pria itu sempat melarangnya untuk pergi ke rumah sakit. Karena merasa khawatir dengan kondisi Rafa, Rania sampai nekat melarikan diri dari pria tersebut.
Leon yang merasa tidak enak berada di tengah-tengah mereka, akhirnya berniat untuk berpamitan.
"Hmm, Tante Ratna, Rania, aku permisi dulu, ya. Mau kembali ke ruanganku, sambil memeriksa pasien-pasienku yang lain," jelas pria itu sebelum berpamitan.
"Iya, Kak Leon. Terima kasih ya, karena Kakak tadi sudah memberikan pertolongan kepada Rafa. Rania juga minta sama Kakak, tolong bantu kesembuhan adik Rania," pinta wanita itu dengan penuh harap, sambil menatap Leon dengan tatapan yang sulit diartikan.
Erick yang melihatnya pun bisa langsung menebak, jika sebenarnya di antara Rania dan Leon memiliki hubungan khusus. Karena bisa terlihat, saat mereka berdua saling menatap.
"Kamu tenang saja Rania. Kakak akan berusaha semaksimal mungkin, untuk kesembuhan adik kamu. Ya sudah, kalau begitu Kakak permisi dulu."
Setelah mengatakan kalimat itu, Leon segera pergi meninggalkan Rania, Ratna dan juga Erick. Perasaan pria itu sangat hancur, ketika mengetahui ternyata wanita yang masih menjadi pemilik hatinya, kini sudah memiliki seorang kekasih.
Namun, saat melihat gelagat aneh yang ditunjukkan oleh wanita itu, membuat Leon sedikit penasaran tentang hubungan mereka berdua.
"Semoga saja masih ada harapan untuk aku, supaya bisa kembali merajut mimpi dan menjalin cinta kasih bersama wanita, yang masih aku cintai yaitu Rania," ucap Leon dalam hati, lalu meneruskan langkah menuju ke ruangannya.
***
Saat ini tinggal lah Rania berdua dengan Erick di depan ruangan Rafa. Karena Ratna baru saja pamitan, hendak pergi ke apotek untuk menebus obat putranya.
Saat ini ada perasaan canggung, ketika Rania berdua dengan pria tersebut. Wanita itu akhirnya memberanikan diri, untuk memulai pembicaraan dengan Erick.
"Saya tidak menyangka, ternyata bakat Anda cukup hebat Pak Erick."
Mendengar perkataan wanita itu, Erick tahu, sebenarnya Rania bukan ingin memujinya, melainkan ia bermaksud untuk menyindir dirinya.
"Mulai sekarang, kita harus bisa berakting di depan keluarga kita masing-masing Rania. Agar mereka percaya, jika kita berdua adalah sepasang kekasih. Karena sebentar lagi, kita akan segera menikah."
Bersambung.