webnovel

RAMBUT BARU SOFIA

BAB 21. RAMBUT BARU SOFIA

Tok.. tok.. tok..

Suara ketukan berulang kali mengetukan pintu kamar Sofia. Wanita itu rupanya ketiduran. Sehabis lelah menangis dalam kesendirian. Apalagi kalau bukan meratapi dirinya yang malang?

"Nona Sofia? Anda tidak-apa?" panggil seseorang dari luar sana.

"Engh..." erang Sofia mengulet. Kedua matanya terbuka secara perlahan.

"Nona Sofia?" ujarnya lagi memanggil Sofia.

"Sebentar!" sahut Sofia menjawab. Sembari beranjak bangun dari tempat yang ia duduki tadi. Sehingga membuatnya terlelap dalam tangis.

Sofia berjalan mendekati pintu itu.

Kriek!

"Nona, sekarang sudah pukul 2 siang. Dan Anda belum makan hingga sekarang." Kata Pak Muh. Rupanya Pak Muh yang memanggil Sofia. Juga mengetuk pintu itu.

"Wah, aku ketiduran ternyata. Maaf Pak Muh, aku tidak mendengar ketukan pintu itu tadi." Balas Sofia dengan pikiran setengah sadar.

"Tidak apa-apa, Nona. Tuan Ivan sudah menunggu Anda di bawah. Katanya, Anda hari ini mau pergi ke salon?" lanjut Pak Muh bertanya. Sofia langsung mengernyitkan dahinya.

"Salon? Aku ti..." baru saja Sofia ingin meneruskan ucapannya. Namun pikirannya langsung teringat pada perkataan Aaron sewaktu pagi tadi.

"Ada apa, Nona? Apa ada masalah? Kalau tidak ada hal lainnya lagi, Nona bisa segera bersiap. Karena Tuan Ivan sudah lama menunggu Anda sedari tadi." Sambung Pak Muh.

"B-baiklah, Pak. Aku akan bersiap." Jawab Sofia pasrah.

Pak Muh langsung pamit pergi. Lalu Sofia, ia kembali memasuki ke dalam kamarnya. Dan bersiap untuk mandi serta berganti baju.

Beberapa menit kemudian, Sofia keluar menuruni anak tangga itu. Dengan tampilan rapi, meskipun masih terbilang sederhana. Tapi tetap terlihat cantik. Aura positif di wajah dan diri Sofia begitu terpancar keluar.

"Nona." Sapa Pak Muh, memberikan sapaan tangannya pada Sofia. Agar langsung memasuki ke dalam mobil. Yang ternyata, Ivan sudah ada di dalam sana.

Kriek!

Sofia membuka pintu mobil itu. Ia duduk di kursi bagian belakang. Sementara Ivan menjadi sopirnya di depan. Memang sudah begitu yang akan terjadi. Mobil Mercedes Benz itu pun melaju dengan kecepatan sedang. Menuju ke suatu tempat yang pastinya akan mengubah Sofia dalam sekejap mata memandang.

Tiga puluh lima menit di perjalanan, akhirnya mobil itu sampai. Dan menepi di sebuah salon ternama. Yang ada di Ibu Kota Jakarta ini. Ragu-ragu, Sofia keluar dan turun dari dalam mobil itu. Hanya berbekalan sebuah kartu hitam. Yang diberikan Ivan pada waktu lalu.

Sebuah kartu black card milik Aaron.

"Nona, masuklah ke dalam! Aku akan menunggu disini sampai Anda selesai dengan urusannya." Ujar Ivan pada Sofia. Setelah ia membuka kaca jendela mobil itu.

Sofia lantas mengangguk pelan.

"Baik, tunggu dan jangan kemana-mana!" sahut Sofia membalas.

Langkah kakinya berjalan memasuki pintu salon itu. Sesampainya di dalam, suasana nya begitu menyilaukan mata. Kerlap-kerlip dari lampu tumblr yang di pasang, menambah estetika pada setiap ruang di dalam salon itu.

"Nona Sofia, ya?"

Saat sedang sibuk melihat-lihat, Sofia tiba-tiba saja dikejutkan seorang wanita. Yang datang mendekatinya. Kelihatannya wanita itu adalah pemilik salon kecantikan ini.

"I-iya?" sahut Sofia gugup.

"Tuan Aaron sudah memberikan amanah pada saya. Jadi Anda Istrinya, ya? Wah, cantik sekali. Bahkan lebih cantik dari wanita yang pernah di kabarkan menjadi kekasih Tuan Aaron dulu." Celetuknya lagi.

Mendengar itu, ada sedikit kesenangan tersendiri di hati Sofia. Tapi juga sedih tak berarti. Karena ternyata, Aaron pernah membawa wanita yang ia cintai ke tempat yang sama ini.

'Pasti wanita itu Sarah, kan?' Gumam Sofia bertanya dalam hati.

"Oke, kita mulai sekarang ya! Jadi pertama-tama, kita akan melakukan serangkaian perawatan wajah dulu. Setelah itu rambut. Tuan Aaron tadi berpesan untuk mengganti jenis model rambut Nona. Bagaimana kalau kita beri warna saja?" usulnya.

Sofia mengernyitkan dahi sesaat.

"Warna? Maksudnya, rambutku akan berubah warna?" tanya Sofia.

"Benar, Nona. Untuk menambah kesan baru dan fresh pada rambut Nona. Bagaimana?" ujarnya lagi.

"Tapi rambutku sudah berwarna begini." Jawab Sofia.

Rambut Sofia memang terlahir berwarna cokelat keemasan. Kemungkinan karena kulit tubuhnya yang begitu putih. Bahkan saat bayi, Sofia hampir seperti orang asing. Yang memiliki rambut pirang. Dan tidak seperti orang asli Indonesia.

"Jadi, Nona tetap dengan rambut asli Nona?"

"Iya, saya hanya akan melakukan perawatan lainnya." Kata Sofia.

"Lalu rambutnya?"

"Di luruskan saja. Tidak perlu di beri warna lain. Karena aku suka dengan warna rambut asliku." Sergah Sofia kukuh dengan pendiriannya.

"B-baiklah, kalau begitu kita mulai sekarang."

Sofia lantas mengangguk pelan.

~ ~

Satu jam berlalu, Sofia sudah menyelesaikan perawatan pada tubuh, wajah, serta rambutnya. Bahkan hingga ke ujung kuku kakinya. Entah ada apa pada Aaron. Yang tiba-tiba menyuruhnya melakukan semua perawatan itu.

"Nona tidak ingin memakai make up tambahan? Ini hanya memakai bulu mata saja dan lipstik." Tanya wanita cantik itu, pemilik dari salon kecantikan ini.

Ya—itu karena Sofia hanya memasang eyelash extention pada bulu matanya. Baginya, itu pun sudah begitu heboh. Padahal ia sendiri belum memakai make up sedikit pun pada kulit wajahnya. Hanya lipstik berwarna nude. Yang memberikan kesan warna alami pada bibirnya.

"Tidak, bukankah tadi kita habis melakukan perawatan? Aku pun juga sudah memasang bulu mata ini dan lipstik." Sahut Sofia.

"Hm, baiklah. Semoga Nona senang. Walau begitu, Nona memang sudah cantik. Saya hanya tidak ingin bekerja setengah-setengah pada Nona. Karena kalau tidak, Tuan Aaron akan memecat saya."

"Apa? Memecat?" tanya Sofia. Kedua matanya membelalak terkejut.

"Iya."

"Bukankah salon ini milik Anda sendiri?" ucap Sofia.

Wanita itu menggeleng pelan.

"Salon ini pemilik saham terbesarnya ialah Tuan Aaron sendiri." Jawabnya jujur.

Seketika, Sofia mengedipkan kedua matanya berulang kali. Setelah mendengar fakta yang ia dengar barusan mengenai Aaron.

'Astaga, dia ternyata sekaya itu? Apa semua di negara ini juga miliknya? Berarti, aku tidak semudah itu untuk keluar dari jeratan nya? Ya Tuhan, Aku harus bagaimana sekarang?' gumam Sofia berucap dalam hati.

Setelah menyelesaikan pada urusannya. Melakukan serangkaian perawatan hingga menghabiskan waktu berjam-jam, Sofia pun keluar. Melihat apakah masih ada mobil hitam itu di luar sana. Dan ternyata benar saja. Ivan masih memarkirkan mobilnya tak jauh dari tempat salon ini berdiri.

Apakah Ivan sudah berkarat? Karena telah menunggu sang tuan putri keluar dari dalam istana.

Eh.

"Maaf, aku sangat lama, ya?" ujar Sofia bertanya pada Ivan. Setelah masuk ke dalam mobil itu.

Ivan diam tak bergeming.

"Hei, Tuan Ivan? Apa kau mendengarku. Lihatlah, aku baru saja mengganti gaya rambutku hari ini. Oh, aku juga melakukan serangkaian perawatan pada kulit wajah serta tubuhku. Ayo lihatlah! Bagaimana aku akan membuatmu terpesona, haha!" celoteh Sofia heboh memamerkan pada Ivan.

Sekretaris Ivan justru tetap diam dan tidak menjawab sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

'Apa-apaan dia? Aku tanya malah diam saja! Dasar Sekretaris gila! Dia robot atau manusia, sih? Heran!' gumam Sofia memaki dalam hati.