webnovel

Stuck With You: EUPHORIA

Rose Moona Grace. Nama yang cantik, gadis yang lahir di Melbourne, Australia. Ia lahir di ibukota Australia dengan banyaknya kesedihan yang mendalam dari perjalanan hidup nya ini. Dia adalah satu satunya perempuan yang hingga saat ini berani sekali melawan perkataan orang tua nya. Sikap nya yang blak-blakan. Liar dan suka berkata kasar. Rose Moona Grace, baru saja menyelesaikan kuliah nya. Dia kini menjadi seseorang yang memliki gelar 'S1 Seni Musik' di universitas ternama di Australia. Dan Kemungkinan akan masih berlanjut hingga S2. Hidup nya yang tidak pernah berubah. Terus terusan seperti ini. Tidak ada kemajuan nya sama sekali. Mata nya yang selalu lembab dengan air mata. Semua itu karena rasa Traumanya. "Gue pasti ga bakalan bisa jadi orang terkenal. Gue juga ga bakalan pernah jadi anak kesayangan. Gue juga benci Tuhan. Gue juga ga suka sama lu." Ucap Rose dengan memandang langit langit yang indah sekali. "Lah apa hubungan nya sama gue? Ada ada aja..." Semuanya terjadi, dan berawal dari hari Halloween. Mereka berdua terjebak disana. Ini bukan kasus pembunuhan biasa. Mereka berdua terjebak dalam cinta sejak hari itu. Sungguh mengejutkan sekali.

Laurens_Fan7 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
393 Chs

23. Bullseye

Rose langsung keluar dari mobil nya dengan hati yang sangat gusar dan perasaan yang tidak senang. Tentu saja, ini membuatnya jadi merasa sebal sekali. Bisa bisanya mereka semua salah paham dengan hal itu?

Chika terus terusan mengaduh karena gebetan nya direbut oleh sahabatnya sendiri, sedangkan Amber yang ada disana terus terusan berseru untuk nya.

Rose melepaskan Hoodie bajunya dan merasa gerah sekali tak tau kenapa, padahal hujan deras.

Kemudian dia menatap orang yang ada disebelah nya, itu adalah Jerome yang tersenyum lebar ke arah nya balik. Memegang tangan nya untuk memberikan sebuah penghangat bantal.

"Rose yah, kau harus ganti baju... Setelah itu kau harus---"

"Aish! Diamlah! Jangan sok peduli." Ketus Rose yang menyambar perkataan ibunya itu.

Chika dan Amber yang tadinya mengata ngatai Roae langsung terdiam seribu bahasa. Tentu saja mereka akan mengalami hal ini, rasanya sangatlah membuatnya jadi merasa bersalah. Apalagi Setelah Rose membentak ibunya seperti itu.

"Kasar sekali dia." Ucap Jerome yang mengatakan jika dia akan pulang sekarang ini, tapi Ibunya Rose melarang nya. Memberikan Jerome sebuah teh yang sangat hangat sekali.

"Setidak nya kamu harus meminum ini, namanya juga tamu. Udah, ngga apa apa Rose. Dia baik baik aja kok." Ucap Ibunya dengan mengelus pundak nya Jerome.

Ngga habis pikir dengan Rose, padahal ibunya sebaik ini. Tapi kenapa dia masih terus terusan suka membentak nya? Jerome masuk ke dalam kamar mandi untuk buang air kecil. Tanpa sengaja dia mengintip Rose yang sedang ada di kamar nya.

Dia mengganti baju nya d secara tidak sengaja matanya terbuka secara lebar. Tidak menyangka sama sekali akan hal ini, kenapa bisa itu terjadi pada nya?

Lihatlah betapa mulusnya, bersih, dan besar. Dia merasa nyaman sekali saat melihatnya.

Postur itu begitu tepat sasaran. Tapi seseorang harus membuat dirinya berhenti menatap pemandangan menyegarkan ini, karena Amber yang menyusul nya dan mengatakan jika dia harus ikut makan malam.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Amber dengan menatap Jerome yang sepertinya sedang cepat cepat dalam menali sepatunya.

"Aku tersandung. Karena tali sepatu." Jawab nya dengan mengelap keringat nya dan dia merasa sangat lelah sekali saat ini.

"Oh. Cepatlah!"

Kemudian Jerome mengangguk. Sedangkan didalam kamar nya, Rose merasa sangat lega sekali bisa mengenakan dress ini, disebut apa ini? Piyama? Yah seperti itu.

Dia menatap ponsel nya yang berisikan panggilan telpon dari seseorang.

"Halo Pak? Ada apa?" Tanya Rose dengan menanyakan hal ini pada Pak Jay.

"Bisakah kamu besok pagi jam delapan menemui saya? Ada seorang produser musik yang ingin menawarkan kontrak dengan mu setelah kamu mengirimkan video kemarin." Kata Pak Jay.

"Heol! Beneran Pak? OMG! Bisa pak bisa!" Ujar nya dengan sangat bahagia sekali dia berlari ke arah depan, di ruangan makan dan dia memeluk Amber dan Chika dengan semangat dan erat sekali.

"Astaga aku di tawari oleh seorang produser!! Yes!!" Teriak nya dengan berbagai macam ekspresi yang dia gunakan. Dia melompat dengan sangat bahagia Sekali tau kenapa dia merasakan begitu bahagia nya saat ini.

"Wow aku jadi sangat bersemangat saat ini!!" teriak Amber yang juga bersemangat akan hal ini.

Dan dialah orang yang begitu bahagia sekali saat ini, rasanya begitu membuatnya lega. Jerome ikut bahagia juga, dia mengatakan sebuah kata kata semangat juga.

Saat semuanya hendak pulang, tiba tiba saja Jerome menarik tangan nya Rose dan dia mengatakan jika dia ingin mengucapkan sesuatu pada anak ini. Sebenarnya dia juga agak bingung, apakah yang akan direncakan oleh anak ini? Aneh sekali. Dia jadi merasa agak agak khawatir sedikit.

Rose tapi akhirnya menurut. Dia menatap pria itu dan dia merasa sangat gugup sekali tak tau kenapa. Tiba tiba saja Jerome menatap nya dari luar sengan sangat serius sekali. Dia tentu saja jadi sangat bingung. Apa yang sebenarnya terjadi disini membuatnya jadi sangat kelelahan sekali.

"Apa yang ingin kaucapkan?" Tanya Rose.

"Mmmm... Kamu mau Pergi dengan ku? Di pesta ulang tahun nya Wendy?"

Rose menggeleng. Dia tidak akan membuat masalah lagi dengan anak itu. Sudah cukup dia merasa sangat lelah dengan semuanya. Dia tidak akan menambah nambahi beban masalah nya dengan Wendy.

"Aku hanya akan pergi dengan orang yang aku mau. Maafkan aku." Kata Rose yang berbalik badan tapi yang ada dia malah tersandung sandal kayu terapi milik ayah nya.

Dengan sangat cepat nya, Jerome segera menarik tangan nya Rose dan memeluk nya. Tepat sasaran.

Bullseye. Ini adalah hal yang membuat hati nya tidak bisa tenang. Dia merasa sangat ada yang salah disini, dia langsung meregangkan tubuh nya dan tidak bisa terus terusan seperti ini.

Tatapan yang begitu menawan dari Jerome. Membuat nya sangat.... Salah tingkah. Dia langsung mengalihkan pandangan nya san segera berlari ke arah rumah nya kembali. Dia deg deg an.

"Anjir! Apa apa itu tadi... Astaga.... Gue udah gila yah? Aish! Siapa sih yang taruh sendal disana? Bikin sial aja!" Ketus Rose dengan merasa sangat malu sekali.

Sedangkan Jerome yang ada disana terus terusan tersenyum. Bukankah ini rasanya begitu nyaman sekali? Apalagi disaat dia memeluk Rose, rasanya hangat dan tatapan nya itu tidak bisa dia alihkan sama sekali. Dia merasa sangat aman. Dan ketika sesuatu menonjol itu menempel pada tubuh nya, dia merasa sangat lega sekali.

"Hm.... Dia memang begitu menggoda." Kata Jerome dengan tersenyum lebar dan segera turun dari tangga. Berpamitan pada ibunya Rose.

Sudah malam sekali hari ini, dia harus segera pulang sebelum Rose jadi sangat Ilfeel dengan nya.

"Loh ngga mau nginep?" Tanya ibunya Rose.

"Ngga tante. Lagi banyak urusan. Makasih banyak udah disiapin teh sama makanan juga...." Kata Jerome dengan tersenyum lebar dan berjabat tangan dengan ayah dan ibu nya Rose.

Kemudian dia masuk ke dalam mobil. Dia merasa sangat betah sekali saat ini, tidak tau kenapa wajah nya yang tadi begitu dingin akhirenya mencair dan melelh juga hanya karena Rose.

Tatapan dan pandangan Rose memanglah sangat berbeda dari para wanita lainnya. Sia begitu... Unik.

Dengan bola matanya yang bewarna hijau setengah kebiru biru an. Dia suka sekali akan hal ini.

"Kenapa kamu Rose?" Tanya mamanya yang tumben sekali melihat Rose bersih bersih rumah.

"Mama kenapa ngga balik kerja?" Balik tanya Rose. Dia memanglah sering kali beberes. Tapi tidak ada satupun orang yang melihat nya melakukan hal itu.

"Kenapa kamu selalu begitu sih ketika dengan mamu sendiri hah? Apa maka punya salah?"

Mamanya merasa sangat sakit hati sekali.

"Iya." Ketus Rose dengan masuk kembali ke dalam kamarnya.