{Rumah Erlangga}
Matahari mulai memancarkan sinar berwarna jingga pertanda kalau waktu telah memasuki jam sore, jam yang selalu berada di tangan kiri Leo pun telah menunjukkan pukul (3.20 PM).
Dua puluh menit itu-lah waktu yang diperlukan oleh Leo untuk perjalanan pulangnya, meski sebenarnya Leo sendiri bisa menempuh waktu yang jauh lebih singkat jika ia menggunakan sepeda kesayangan itu sih??
Tapi apalah daya namanya juga Leo, ia lebih menyukai perjalanan primitif menggunakan kedua kakinya baik itu pergi-pulang sekolah.
"Sore nak Leo, baru pulang sekolah ya??" Salah satu sosok yang tidak asing lagi bagi Leo muncul dari udara kosong, mengejutkan pemuda indigo tersebut.
Tapi Leo tidak merasa kesal ataupun marah kepada sosok tersebut, "Sore kakek Deon, iya nih tadi ada sedikit masalah di sekolah Leo" Leo berkata dengan nada ramah kepada kakek Deon, sosok hantu yang memiliki wujud berupa kakek gayung...
"Hohoo.. Masalah apa nak Leo?? Sini-sini ceritakan kepada kakek" Kakek Deon berkata sambil menepuk-nepuk sebuah bangku yang memang sengaja diletakkan oleh orang tua Leo di area teras rumah, bangku tersebut juga merupakan tempat kakek Deon ini sering mewujudkan dirinya...
"Itu mungkin nanti saja kakek, Leo mau mandi dulu lagipula Leo ada tugas sekolah juga nih"Ucap Leo menolak secara halus ajakan dari hantu sesepuh tersebut...
"Begitukah?? Ya sudah tidak apa-apa tapi jika nak Leo perlu nasehat cari kakek saja yaaa"Memaklumi hal tersebut kakek Deon-pun tidak berniat untuk memaksa pemuda indigo tersebut lagi, lagipula kakek Deon bukanlah tipikal hantu yang akan secara active ingin mengetahui segala hal (Kepo-an)...
.
.
.
Waktu telah menunjukkan pukul (5.30 PM), buat Leo ini adalah waktunya untuk menyegarkan diri dari bau tak sedap serta rasa letih yang terkumpul dari kegiatan sehari-hari (mandi time)..
"Kak Leo tunggu jangan masuk dulu!!!" Sebuah seruan yang membahana sukses membuat Leo tersentak kaget dibuatnya begitupun dengan adik lelaki Leo yakni Seto yang tengah asyik-asyik bermain game moba online di telepon genggamnya...
Dengan delikan (tatapan) tajam Leo-pun berkata kepada pemilik suara membahana tersebut "Ella?? Apa yang kau lakukan gadis kecil, bukannya kakak sudah bilang jangan berteriak gitu??!!"
Erlangga Ella itulah nama dari sosok anak bungsu 'Tiga serangkai Erlangga', Ella sendiri baru berumur 12 tahun, momen ketika anak gadis memasuki massa pubertasnya....
Ella memiliki netra mata berwarna coklat kehitaman yang sangat identik dengan kepunyaan Leo serta sang ibu yakni Vina, tinggi badan Ella ialah 138 cm lebih tinggi sedikit dibandingkan Silvia Chang....
Sebagai anak gadis satu-satunya dari keluarga Erlangga saat ini, Ella tumbuh dengan banyak kasih sayang baik itu dari orang tua ataupun kedua kakak-kakaknya sehingga Ella-pun tumbuh sebagai anak perempuan yang sangat manja sekali...
"Hehe maaf kak, Ella cuman mau ambil handuk saja... Ella lupa ambil handuk selepas mandi tadi" Ucap Ella meminta maaf kepada kakak sulungnya tersebut, buat Ella sosok Leo yang marah jauh lebih menyeramkan di bandingkan momen ketika kedua orang tuanya marah besar...
Ini adalah fenomena yang normal terjadi di masa sekarang karena kebanyakan orang tua justru tinggal di [Soul Island], menyebabkan beberapa anak yang tumbuh tanpa perhatian lebih lanjut dari orang tua...
Mengingat [Soul Land] sendiri juga bisa menghadapi [Beast Wave] yang terjadi beberapa kali dalam seminggu, menyebabkan kedua orang tua Erlangga tersebut tidak memiliki waktu untuk mengurusi anak-anak seperti orang tua pada zaman dahulu..
"Hey, kak Leo!!! Jangan membentak Ella hanya karena masalah sepele, bagaimana-pun juga ini hanyalah hal kecil saja" Ini adalah Seto, anak tengah dari 'Tiga serangkai Erlangga' sekaligus pengidap penyakit akut siscon (Kasih sayang berlebihan terhadap Kakak/adik perempuannya)
Leo hanya menatap bosan mendengarkan pernyataan dari adik lelakinya Seto tersebut, "Terserah saja, ngomong-ngomong Seto pesankan makan malam buat kita nanti" Leo berkata di ikuti oleh desahan tidak senang dari Seto serta Ella.
Seto mendesah tidak senang karena ia akan menghabiskan uang sakunya lagi yang memang pada bulan ini sedang di batasi oleh kedua orang tuanya karena tingkah lakunya pada bulan lalu yakni (Top Up Voucher Game).
Sedangkan Ella mendesah tidak senang karena tidak bisa menikmati makan malam lezat yang di buat oleh Leo, karena bagi Ella masakan sang kakak tersayang merupakan masakan paling lezat sedunia.
.
.
.
{Timeskip : Sesudah makan malam}
Seperti keluarga pada umumnya 'Tiga serangkai Erlangga' kini tengah menikmati waktu bersantai mereka di ruang televisi, menonton acara kesukaan dari sang adik bungsu yakni Talk-Show Comedy....
Acara Talk-show Comedy tersebut memang harus di-akui oleh Leo merupakan acara yang cukup memenuhi rating penonton, setiap episode acara tersebut lebih dari mampu untuk melunturkan segala penat serta stress tiap penontonnya.
<BIP... BIP...>
Mendadak Smart-Watch milik sang adik bungsu berbunyi, tak perlu menunggu lama Ella-pun bergegas ke kamar pribadinya selepas melempar remote televisi kepada kakak keduanya tersebut.
"Ellaa... Nasib baik tertangkap, dasar bocil yang menyebalkan!!!" Seto mendesah lega karena berhasil menangkap remote televisi tersebut yang justru di lempar seenak jidatnya oleh sang adik bungsu, menyebabkan sang kakak tertawa kecil melihat penderitaan adik lelakinya itu...
"Pfttt, ya sudahlah sabar-sabar saja Seto... Ngomong-ngomong bagaimana hari-hari di Academy??" Leo bertanya kepada Seto, meskipun dia bisa saja menanyakan hal tersebut kepada Silvia yang memang sekelas dengan Seto sih?? Tapi entah kenapa Leo lebih suka menanyakan hal tersebut kepada Seto secara langsung....
"Sangat membosankan sekali, tiap-tiap hari di iringi oleh teriakan fans-boy milik 'Kakak ipar'-ku itu... Benar-benar tidak etnis untuk seorang pria" Jawab Seto dengan sedikit menggoda kakak sulungnya tersebut tak lupa ia juga menyindir seluruh teman sekelasnya, sarkas seperti pada umumnya itulah Seto...
Semburat merah kecil muncul pada wajah Leo ketika mendengarkan kalimat khusus pada jawaban Seto tersebut, "Aku tidak menanyakan tentang dia, dasar bodoh" Ucap Leo spontan sambil memukul pelan lengan atas kanan adik lelakinya itu....
"EHHHH?? Yang benar kak, kalau begitu kakak ipar untukku saja yaaa??? Kan kakak tidak tertarik sama dia yayayaya??" Tanpa rasa takut Seto kembali menggoda sang kakak, ya Seto adalah Seto...
Anak tengah dari keluarga Erlangga dengan kepribadian siscon over-protective kepada adik bungsunya dan kepribadian jahil kepada kakak sulungnya, keberadaan Seto-lah yang memeriahkan rumah Erlangga dengan tiga anak muda tersebut.
.
.
.
.
.
Yah, bab kali ini hanya begini saja.. Maaf kalau singkat lagipula, Penulis membuat cerita ini dengan pedoman pengalaman hidup seseorang.
Penulis sedang mencoba membangun latar cerita secara perlahan jadi jangan merasa heran jika perkembangan cerita ini sangat lambat, terima kasih...
TBC