Berbeda dengan Eugene yang sudah berubah sepucat mayat, hanya karena pernyataan dari Aiden. Bagaimana tidak, ia ingat jelas dengan deheman tadi pagi. Meski sedikit pelan, tapi Eugene benar-benar mendengar jika ada seseorang di dalam kamar mandi. Lalu sekarang, Aiden menyangkalnya?
"Hahaha... kau, jangan bercanda," Eugene masih mencoba berpikir positif. Barangkali si pemuda ikan itu memang sengaja menakut-nakutinya saja. "Tadi pagi kau bahkan menjawab dengan dehaman."
"Wah, kau sedang membuat lelucon untuk menakut-nakuti ku yah?" Aiden malah balik marah. "Hanya karena tak terima ku tinggal pergi ke sauna, kau jadi mengarang begini huh?"
"Demi Tuhan! Aku mendengar sendiri suara dehaman singkat setelah aku memanggil namamu! Terdengar jelas sekali!"
"Aku tak akan takut lagi~" Aiden menyilangkan tangan di depan dada, menggelengkan kepalanya. "Kau memang sudah begini sejak tadi malam. Tiba-tiba menyuruhku menutup jendela, karena takut dengan gorden yang tertiup angin. Dasar penipu."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com