Mbak Pur mengatur napas, lalu melangkah maju agar lebih dekat dengan Sonya yang duduk di kursi. Sementara di atas meja makan telah tersaji bubur kacang hijau sebagai menu sarapan hari itu.
"Saya lupa kapan, tapi udah lama, Bu. Awalnya saya pikir salah lihat, tapi ternyata enggak. Bapak pernah keluar dari pintu sebelah itu subuh-subuh, Bu. Sumpah, saya nggak bohong!" ucapnya dengan serius.
Kali ini tatapan mata Sonya terlihat tajam, pun dengan napasnya yang terdengar lebih panjang-panjang. Hal itu sempat membuat Mbak Pur khawatir dan buru-buru untuk melangkah mundur. Ia pasrah dengan apa yang akan dikatakan oleh majikannya itu.
"Maaf, Bu. Saya tidak bermaksud--"
"Tolong buatkan kopi untuk Bapak, Mbak. Biar saya yang mengantarkannya ke atas!"
"I- iya, Bu."
Mbak Pur langsung berbalik dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Sonya. Ia diam-diam mengulum senyum puas karena sepertinya wanita cantik itu mulai terpancing emosi dan percaya dengan fakta-fakta yang ia beberkan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com