webnovel

Planning mengurus perceraian

Asap putih mengepul, lalu menguar dari bibir Reno yang mengembuskan napas kuat-kuat. Wajah pria itu tampak termenung meski sesekali berpaling ke arah lain dan melempar senyum pada beberapa pengunjung wanita yang kebetulan berpapasan mata tanpa sengaja.

"Apa jawaban kamu?" sahut Bara, seraya menyalakan batang rokok yang telah terselip di sudut bibir.

"Entahlah!" jawab Reno, terdengar menghela napas.

"Mungkin dia sedang bercanda."

"Bercanda soal perceraian? Itu konyol," ucapnya, tersenyum getir.

"Bukankah kita pernah membahas hal ini waktu itu?"

"Kau benar. Tapi setelah mendengar itu dari dia langsung, rasanya sangat aneh."

"Aneh?"

"Hmm ... bukankah seharusnya aku yang mengatakan hal itu? Kenapa harus dia?"

"Apa bedanya? Bukankah sama saja."

"Akan berbeda kalau aku yang mengatakannya lebih dulu. Harga diriku seperti ... terluka."

"Lalu kau pikir dia tidak merasakan hal yang sama jika kau yang mengatakannya lebih dulu?"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com