webnovel

Foto suami di profil teman

Langkah Dini terhanti oleh teriakan menggelegar wanita beranak dua itu. Sejurus kemudian, Salma menyusulnya dengan berjalan cepat dan menghentak. Kemudian dia langsung menyeret rekan kerjanya itu ke bangku kecil yang berada di dekat kasir.

"Duduk!" gertaknya dengan wajah yang tampak kesal.

Dini tidak merasa takut sama sekali dengan kemarahan janda cerai yang belum genap satu tahun itu. Ia justru merasa lega saat mendengar lengkingan amarahnya yang justru sangat terasa perhatiannya. Perempuan itu tersenyum menatap wanita itu.

"Ngapain senyum-senyum?!"

"Aku sayang kamu, Mbak ...." Bukannya menangis, Dini malah memeluk Salma dengan erat.

"Jangan peluk-peluk! Minggir! Minggir ...."

Dini tidak perduli dengan sikap Salma yang berusaha melepaskan pelukannya. Bagi Dini, kasih sayang yang seperti itulah yang begitu membuatnya merasa ada, merasa dianggap dan merasa diperhatikan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com