webnovel

Darah muda yang bergejolak

Setelah memastikan semuanya aman, Dini pun membuka pintu dan mempersilakan Riki untuk masuk. Ia sengaja membuka pintu dengan lebar agar udara dari luar pun dapat masuk dengan bebas.

"Masuklah! Maaf, berantakan."

"Santai saja. Aku yang minta maaf karena datang tanpa memberi kabar," sahut Riki, seraya melepaskan sepatu, lalu melangkah masuk.

"Jadi merepotkan saja. Maaf," sahut Dini, lantas mengambil dua gelas keramik yang tertelungkup di dalam rak kecil yang terbuat dari plastik.

Riki duduk di atas karpet dan mengeluarkan dua buah sterofoam yang berisi dua porsi bubur ayam yang masih terbungkus plastik di dalamnya.

"Aku tadi lihat banyak antrian di pinggir jalan. Sepertinya enak, makanya aku minta dibungkuskan agar bisa sarapan bersama denganmu."

"Terima kasih," ucap Dini, menerima pemberian bubur yang memang masih hangat itu.

"Kamu belum sarapan, kan?"

"Hmm!" sahutnya mengangguk.

"Baguslah. Berati kedatanganku tidak sia-sia," ucap pria muda itu lagi.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com