Hari ini sama seperti hari biasa,
aku adalah aku dan kamu adalah kamu
tapi ada yang berbeda di setiap lembaran ceritanya,
tentu saja kehadiran seseorang di sisi setiap jiwa yang bernyawa,
Hari ini dengan wajah polosku,
aku berharap pada mentari dapat menggantikan posisi seseorang dalam hidupku tapi sayangnya mentari pun meninggalkan ku saat senja tiba,
saat aku kembali berharap pada senja untuk bertahan di sisiku,
kegelapan malam mengambil cahayanya dan memintaku berdiri seorang diri dalam dilema yang tak berujung,
Miris bukan?
aku benar-benar sendiri dalam dimensi fatamorgana,
Saat aku mencoba mengejar setitik cahaya,
takdir menarikku kembali dalam nasib yang buruk,
apakah aku harus tertawa saat dunia berhasil mempermainkanku?
ataukah aku harus menangis saat dunia merenggut semua yang indah dalam hidupku ?
aku benar-benar bodoh...
Aku terjebak di situasi dimana aku sendiri tak tahu mengapa takdir membawaku kemari,
Mungkinkah hari ini aku menjalani karma sebelum mencapai kebahagiaanku yang sebenarnya ?
Ataukah ini karma yang ku dapat dari kesalahan orang terdekatku?
kalau bukan karma namanya lantas mengapa tuhan membuatku hancur berkeping-keping hingga aku sendiri lupa kapan terakhir kalinya aku membuka topengku,
aku benar-benar lelah dalam hidup ini,
aku berpura-pura menjadi manusia terbaik di antara manusia munafik,
aku berpura-pura baik-baik saja di antara manusia dengan belatih di tangan mereka,
aku berpura-pura tersenyum di antara ejekan manusia berlidah ular,
aku berpura-pura tuli di antara manusia bermulut silet,
sampai kapan aku harus seperti ini tuhan ?
sampai kapan karma ini harus ku jalani ?
Tolong katakan Apa kesalahanku dulu hingga aku berfikir bahwa kematian lebih indah dibandingkan hidup di dunia ini lebih lama lagi,
Dunia telah mengambil senyumku...
merenggut sayapku...
menghilangkan jati diriku...
Melupakan mimpi dan masa depanku...
Apa yang lebih parah dari itu ?
Tentu saja keluarga...
tapi sayangnya aku di campakkan dan kehadiranku lebih hina dari sampah,
Miris bukan ?
Umur yang seharusnya aku masih bermain dengan anak sebayaku tapi sayangnya aku memilih menjadi pribadi yang dewasa walau belum waktunya,
aku tak lagi tahu bagaimana rasanya tersenyum dengan anak sebayaku sambil melupakan waktu hanya untuk bermain,
Aku berharap pada tuhan...
ia dapat mengubah takdir atau karma yang sampai detik ini masih ku jalani,
mengubahnya menjadi cerita Happy ending yang sangat berwarna,
mengubah setiap alur cerita hingga aku melupakan bahwa aku pernah di titik paling terendah dalam hidupku,
Tuhan....
tolong biarkan aku merasakan kisahku berakhir Happy ending seperti cerita novel yang sering ku baca,
Biarkan aku menabur senyum yang indah di dunia fana ini sebelum kematian menghampiriku,
Biarkan semua orang mengenal kisahku yang awalnya tragis menjadi Happy ending,
aku hanya bisa berharap padamu tuhan....
Hai apa kabar ?
Author back lagi dengan kutipan yang bisa menjadi refrensi self healing kalian.
jadi di kutipanku kali ini berdasarkan pengalaman psikis yang sempat ku alami saat masih dalam fase depresi.Untuk kalian yang berjuang atau dalam fase rehab memperbaiki psikologimu menjadi manusia normal pada umumnya tetap semangat dan jangan pernah menyerah ingatlah bahwa ada sisi dunia yang belum kalian jelajahi.Mungkin kali ini author lebih singkat saja menganalisis kutipan yang di jabarkan di atas dan langsung intinya saja,
Kadang saat masa depresi berlangsung aku lebih suka melihat kematian di bandingkan kelahiran dan sampai detik ini aku belum tahu kenapa dulu aku sempat memikirkan hal itu.
Setiap ada pemberitaan kematian di otakku akan berpikir bahwa kematian itu adalah jalan terbaik meninggalkan dunia yang gila tapi saat aku mulai sadar dan terbebas dari depresi aku berpikir bahwa kematian yang instan atau bisa di bilang bunuh diri adalah jalan yang paling konyol dan hanya di lakukan oleh orang-orang pengecut.Itu sangat lucu karena aku sendiri pun pernah ingin mengakhiri hidup setiap aku melewati jembatan.Sekarang kalian yag masih berjuang melawan depresi ataupun diri kalian sendiri tolong jangan pernah melakukan hal bodoh itu cukup aku saja yang berpikiran pendek seperti itu karena kalian harus tahu banyak orang yang hidup lebih lama lagi untuk menikmati dunia malahan tuhan memanggilnya lebih cepat.Maka dari itu aku ingin kalian bersyukur masih di beri kesempatan oleh tuhan untuk menikmati keindahan dunia ini dan mari kejar impianmu sendiri.