Bahkan setelah Lu Ming menggunakan berbagai macam trik mulai dari petasan hingga menuangkan oli ke jalanan yang akan di lalu Feng Cang, dia masih tidak bisa membuat gadis itu celaka. Yang lebih mengesalkan, gadis itu berhasil menyusulnya!
Beep! Beepp!!
Sudut bibir Lu Ming berkedut saat melihat seorang gadis yang melambaikan tangan padanya sembari melajukan mobil dengan santai. Sialan! Kenapa dia bisa terlihat begitu santai?! Bukankah itu membuat semua usahaku terlihat seperti sebuah lelucon?!
Lu Ming benar-benar ingin melampiaskan amarahnya saat itu juga.
Ah Shen menghela napas lega saat dia melihat sekumpulan orang yang melambaikan tangannya dengan bersemangat. Akhirnya...
Brakk!!
Ah Shen membenturkan kepalanya secara tidak sengaja karena mobil yang tiba-tiba oleng. "Ahh!"
Feng Cang yang juga terkejut segera mengendalikan mobil dan menoleh ke mobil hitam yang menabraknya dari belakang.
"Sial! Apa dia mencoba curang lagi?!" Feng Xiu mendelik saat melihat adegan itu dari kejauhan.
Feng Ci mengerutkan kening. Dia tahu kalau Lu Ming seringkali melakukan trik di arena. Tetapi, dia yakin bocah itu tidak akan begitu bodoh untuk memainkan trik di depan penonton untuk kedua kalinya.
Lu Ming menyentuh kepalanya yang pusing dan segera turun dari mobil. Dia menghampiri mobil Feng Cang dan mengetuk jendela gadis itu dengan lemah.
Feng Cang berpikir selama tiga detik sebelum menurunkan kaca mobilnya. "Nak, apa yang kamu inginkan?"
Lu Ming meringis. "Maaf. Aku kehilangan kendali dan menabrakmu secara tidak sengaja."
Alis Feng Cang terangkat. "Tidak sengaja?"
Lu Ming mengangguk. "Anu... Itu... Apa kamu bisa keluar? Posisi ini terlihat tidak nyaman," ucapnya.
Feng Cang memperhatikan tubuh Lu Ming yang sejak tadi membungkuk dan mengangguk.
Ah Shen yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka dalam diam juga ikut keluar.
Feng Xiu, Feng Ci, dan beberapa orang yang penasaran menghampiri mereka dengan penuh rasa ingin tahu.
"Apa yang terjadi?" tanya Feng Ci setelah memastikan Feng Cang tidak terluka sedikit pun.
Lu Ming menjelaskan sekali lagi apa yang terjadi dan mereka semua mengangguk mengerti. "Itu... Nona Feng, tentang mobilmu..."
Feng Cang menatap bagian belakang mobilnya yang penyok dan mulai bertanya-tanya seberapa kuat tabrakan tadi.
"Aku akan memperbaikinya. Bagaimana?" ucap Lu Ming menawarkan.
"Hmm?"
"Aku juga akan membayar taruhanmu. Kamu menang," tambah Lu Ming.
Feng Cang terdiam sejenak sebelum mengulurkan tangannya. "Deal?"
"Deal!" Lu Ming menjabat tangan Feng Cang.
"Kalau begitu, bisa beri aku nomor ponsel dan alamatmu? Aku akan mengirimnya setelah mobil itu selesai diperbaiki."
***
"Kakak Lu, kenapa kamu mengaku kalah?" Seorang gadis menghampiri Lu Ming dengan ekspresi cemberut.
"Ya, Lu Ming, ini seperti bukan gayamu," ucap pria di sampingnya. "Kamu bahkan menawarkan untuk memperbaiki mobilnya."
Lu Ming tersenyum miring sambil menatap secarik kertas di tangannya. Di kertas itu, tertulis nomor ponsel dan alamat Feng Cang. "Aku tidak bisa mendapatkan uangnya. Jadi, aku rasa itu tidak buruk jika aku bisa mendapatkan gadisnya."
Gadis dan pria tadi menatap Lu Ming dengan ekspresi membeku.
"Maksudku, aku ingin menjadi muridnya. Kalian tidak melihat betapa kerennya dia saat melakukan drifting. Oh, dan juga teknik dia saat... uh, apa? Berhenti menatapku seperti itu! Kamu membuatku merasa tidak nyaman!"
"Lu Ming, apa kamu menyukainya?" tanya pria tadi.
Lu Ming mengepalkan tangannya dengan penuh emosi. "Apa maksudmu? Bukankah aku sudah bilang kalau aku hanya ingin menjadi muridnya?!"
Pria itu memandang Lu Ming sebentar sebelum menghela napas panjang dan pergi berlalu.
"Kamu..." Lu Ming mengalihkan tatapannya ke gadis yang entah sejak kapan sudah menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca.
Gadis itu mengusap matanya yang berair sebelum berbalik pergi mengikuti pria tadi, meninggalkan Lu Ming yang berdiri terpaku sambil menatap kepergian mereka. Tunggu... Apa mereka benar-benar berpikir bahwa aku menyukai wanita tadi?!