"Oh, benarkah? Selamat! Itu hebat!"
"Aku tahu! Itu hebat, bukan?" Gu Qishao membuka lengannya lebar-lebar untuk memeluk Feng Cang. Tetapi, tubuhnya langsung membeku saat melihat perubahan ekspresi Feng Cang.
Itu hanya sekilas tapi Gu Qishao yakin kalau dia tidak salah lihat. Dia hanya bisa menjelaskannya dengan satu kata: Jijik.
"Oh, ya, tidak boleh menyentuh," ucapnya saat mengingat sesuatu. "Maaf."
Feng Cang melihat Gu Qishao yang tertunduk tapi tidak mengatakan apa-apa. Dia meraih salah satu piring lalu menyerahkannya pada Gu Qishao. "Selamat! Kamu sudah bekerja keras!" ucapnya kemudian.
Gu Qishao tersenyum, sebisa mungkin menutupi kesuraman dalam hatinya. "Ya!"
Feng Ci melihat interaksi mereka sambil mengunyah makanan dalam diam. Hmm, ini terasa enak.
***
"Nona Feng." Panggilan hangat yang akhir-akhir ini selalu menyapa telinga Feng Cang menggema di dalam kantor gadis itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com