webnovel

Secret Of History

Kirana Cempaka Parameswari tak menyangka bahwa rasa kekagumannya merubah segalanya dalam hidupnya. Hal yang tak pernah ia bayangkan terjadi didepan matanya dan itu nyata. Semua berubah menjadi aneh dan diluar akan sehat manusia setelah ia bertemu dengan Arya Parikesit Rajendra. Senior di SMA nya. "Apa ini salah satu candaanmu?" Arya Parikesit Rajendra,begitulah nama dari orang yang Kirana kagumi. Seseorang yang mengatakan bahwa ia adalah reinkarnasi dari seorang raja dari dinasti yang paling terkenal kisahnya. Bagaimana Arya bisa membuat Kirana percaya dan melindunginya dari bahaya yang mengintainya? "Jangan percaya dengan sejarah yang ada"

Kihyun_Song · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
4 Chs

Bab 3

03

Kirana melangkahkan kakinya dengan berat hari ini kesekolah, seharusnya dia tidak masuk saja hari ini. biar terhindar dari Arya tapi,kalau dia gak masuk nanti dia ulangan harian susulan matematika dan Kirana gak suka susulan karena dia gak bisa matematika. Kan kalo ulangan berjamaah dia bisa nyontek Milea. Kalo susulan ulangan siapa coba yang mau dicontek Kirana?

"Idih,kamu kok kayak orang gak punya tujuan gitu sih Kir?" tanya Milea saat Kirana masuk ke kelas.

Kirana berdecak,"Ck,aku gak mau masuk hari ini tapi ada ulangan matematika!"

Milea menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah dan sifat Kirana. Kirana sudah seperti ini setelah seminggu berlalu."Kir,ikut aku ke kyai yang kenal sama ayahku yuk!" ajak Milea. Dahi Kirana mengkerut."Buat apa??"

"Ngeruqyah kamu!" ucap Milea sambil menunjuk Kirana.

"Emang kamu pikir aku diikuti setan apa?"

"Nah abisnya,kamu dari kejadian kesurupan selalu murung dan gak punya semangat. Terus ya jalan kamu udah gk ada semangat-semangatnya. Makannya aku kepikiran kalo ada setan nempel ke kamu!" jelas Milea yang sekarang dihadiahi dengan tatapan tajam dan dingin.

"MILEA!!!" teriak Kirana kesal.

Bel istirahat pertama telah berbunyi,tanda bahwa Kirana akan bertemu dengan Arya. Kirana tidak mau dan ia lebih baik didalam kelas.

"Kirana,tolong kembalikan laptop ini ke perpustakaan!" perintah Bu Endang kepada Kirana.

"Loh Buk! Kok saya? Milea aja buk." Ucap Kirana sambil menunjuk Milea yang berada disampingnya.

"Lah kok aku sih Kir! Kan kamu yang disuruh!" balas Milea.

"Ayo kembalikan ke perpustakaan,nanti nilai kamu saya tambah!" kata Bu Endang sambil menyerahkan tas berisi laptop kepada Kirana. Ketika mendengar nilainya akan ditambah Kirana langsung berdiri dan semangat 45. Bahkan tak terbesit di pikirannya tentang pertemuan yang dikatakan oleh Arya.

Kirana langsung dengan senang melangkah ke perpustakaan untuk mengembalikan laptop kepada Penjaga perpustakaan yaitu Bu Anna.

"Assalamualaikum Bu Anna" salam Kirana saat ia memasuki perpus dan melihat Bu Anna yang sedang cek ricek buku.

"Eh Kirana,mana laptopnya?" Kirana langsung memberikan tas laptop kepada Bu Anna. Sebagai gantinya Kirana diberikan beberapa buku oleh Bu Anna."Kirana,buku-buku ini tolong kembalikan ke tempatnya ya? Ibu minta tolong mau rapat!" ucap Bu Anna.

"Siap buk!" Kirana langsung bergegas membawa 5 tumpukan buku yang tidak terlalu tebal. Ia pun mulai menaruh buku itu satu-persatu. Hingga tiba saatnya menaruh buku sejarah yang terakhir. Rak sejarah berada di paling pojok perpustakaan dan itu sepi. Jarang ada yang membaca sejarah disini.

Kirana melihat judul buku yang ia pegang,judul buku tersebut adalah 'Parikesit'

Omong-omong tentang nama itu Kirana jadi teringat,bahwa dia akan bertemu dengan seseorang yang memiliki nama Parikesit. Siapa lagi kalau bukan Arya Parikesit Rajendra? Dengan tergesa-gesa ia berusaha menaruh buku tersebut ke rak paling atas."Aku harus segera pergi dari perpus! Jika tidak aku akan bertemu dengan Kak Arya!" gerutu Kirana.

Ia masih berusaha menaruh buku tersebut ke bagian paling atas tapi sayang, tinggi tubuhnya tidak mendukung Kirana untuk segera menaruh buku tersebut. Hingga pada akhirnya ada sebuah tangan yang membantu Kirana untuk menaruh buku tersebut."Terima ka-"

Ucapan Kirana terhenti saat dirinya berbalik dan melihat siapa yang sudah membantunya. Orang yang tak ingin Kirana temui ternyata sudah dibelakangnya. Siapa lagi kalau bukan Arya?

"Kau bilang harus segera pergi dari perpus? Kenapa tergesa-gesa? Bukankah kemarin kita sudah berjanji untuk bertemu?" tanya Arya.

"Aku tidak mengatakan iya!" Arya tersenyum mendengar jawaban Kirana.

"Jika tidak mengatakan iya lalu mengapa kau datang ke perpustakaan?"

"It-itu karena Bu Endang menyuruhku memberi laptop kepada Bu Anna! Lalu Bu Anna menyuruhku menata buku! Aku tidak ada niatan untuk bertemu denganmu!"

Semakin kesal Kirana pada Arya,semakin senang Arya memojokkan Kirana ke rak buku."Oh begitukah? Lalu kenapa kau tidak menolak saja untuk kemari? Bukankah kau bisa menolak?"

"Bu Endang berjanji akan menambahkan nilai untuk ku! Ah sudahlah! Aku pergi saja!" kesal Kirana.

Saat Kirana melangkah pergi,Arya langsung menarik tangan Kirana dan menyuruhnya untuk berhenti. Kemudian menariknya kembali serta memepetkannya ke rak buku. "APA YANG KAU LAKUKAN!" teriak Kirana pada Arya.

Arya menyeringai,"Tenang saja! Disini sangat sepi dan sedikit terpisah jauh dari ruangan lain! Ini ruangan sejarah! Banyak rumor muncul disini! Tak akan ada yang mendengarmu!"

"Cukup sudah! Aku tidak mau bertemu denganmu dan membuat rumor baru muncul!"

"Kau hanya menggunakan sudut pandang mu sendiri, kau tidak menggunakan sudut pandang orang lain dan terus menyalahkan diri sendiri atas apa yang tidak kau perbuat! Kau selalu merasa bersalah setiap apa yang kau perbuat!"

Mata Kirana mulai berkaca-kaca,"Mengapa aku menggunakan sudut pandangku dan terus saja menyalahkan diriku atas hal yang bahkan tak kulakukan? Itu karena aku sudah dipersalahkan atas semua hal yang bahkan aku tidak tahu dan tidak kulakukan!"

"Apa kau penyebab utama kami putus?" tanya Arya

Kirana menggeleng

"Apa kau yang merayuku?"

Kirana menggeleng lagi.

"Apa kau yang menyebarkan rumor itu?"

Kirana sekali lagi menggeleng.

"Lalu kenapa kau merasa bersalah atas hal yang tidak kau lakukan?!"

"Karena aku menyukaimu!"

Jawaban Kirana membuat Arya terdiam,dia menundukkan matanya. Kemudian ia menatap lekat mata Kirana."Lalu hanya karena menyukaiku kau menyalahkan dirimu? kau menyalahkan semuanya pada dirimu?! hey! Tidak ada yang salah dengan menyukai atau mencintai seseorang. Itu normal dan tidak ada yang salah!"

Kirana berusaha melepaskan tangan Arya dari pundaknya, ia menangis sambil berkata."Kau tidak tahu aku! kau tidak tahu siapa diriku!"

"Aku tahu dirimu! aku tahu siapa kau sebenarnya! Apa jika aku mengatakan semuanya kau akan percaya padaku?" Kirana menatap balik manik mata Arya. Di otak Kirana sekarang sedang terpikir tentang rumor-rumor aneh yang pernah ia dengar dari kakak kelas lainnya.

"Kau pasti memikirkan tentang rumor anehku bukan?" tanya Arya seakan dia tahu apa isi kepala Kirana. "Kau pasti penasaran bukan tentang rumor-rumor itu? bagaimana jika aku memberitahu mu tentang hal yang sebenarnya?" tawar Arya. Mata Kirana memancarkan sinar kebahagiaan serta penasaran tentang penjelasan dari rumor Arya.

Ada yang bilang bahwa Arya adalah anak yang aneh dan suka menyendiri, terkadang pula ia bicara sendiri seperti orang gila. Ada yang bilang bahwa dia itu Indigo. Ada juga yang bilang bahwa dia sering kesurupan dulu. Semua itu adalah rumor yang Kirana dengar dari kakak kelas dan sekarang rumor itu akan diklarifikasikan oleh orang yang dirumorkan.

"Kau harus bersumpah untuk tidak memberitahu ini semua kepada orang hingga akhir hayatmu!" perintah Arya dan dengan segera Kirana bersumpah tidak akan memberitahu siapa-siapa.

"Kamu tahu Pandawa? Tahu Mahabharata?"

Kirana mengusap-ngusap matanya yang basah oleh air matanya sendiri."Tentu saja aku tahu! Bagaimana aku tidak tahu?"

"Kau pasti hanya mengetahuinya dari buku sejarah ataupun film bukan?"

"Tentu saja!"

"Kau percaya reinkarnasi?"

Kirana menggeleng,"Tidak terlalu percaya!"

"Pandawa adalah leluhurku,aku adalah reinkarnasi Prabu Parikesit!"

Kirana menatap tidak percaya pada Arya,"Apa ini salah satu candaanmu?"

Arya menggeleng,"Jangan percaya pada sejarah yang ada!"

"La-lalu apa hubungannya dengan rumormu?"

' Yang mereka katakan memang benar! Tapi! Aku tidak berbicara sendirian layaknya orang gila! Ada seseorang yang aku ajak bicara!rumor tersebut berhubungan dengan leluhurku."

Kirana menundukkan kepalanya lalu menatap lekat mata Arya. Berharap bahwa ia menemukan kebohongan disana namun nihil! Tidak ada kebohongan yang bisa ia temukan.

"Tolong jangan mengatakan hal yang mustahil bagiku, ini seperti cerita yang kamu karang! Seseorang? Apa itu hantu? Tidak ada hantu di dunia ini! Bagaimana aku bisa percaya denganmu?"

"Baik,jika kau tak percaya. Besok saat istirahat kau bersiaplah menjadi petugas PMR yang akan menangani diriku pingsan! Besok aku akan melawan sesuatu yang halus dan paling berbahaya disekolah ini! entah kau mau lihat atau tidak itu terserahmu. Percaya atau tidak inilah faktanya Kanjeng Putri Kirana Cempaka Parameswari!" ucap Arya lalu pergi meninggalkan Kirana yang termenung.

Kirana menundukkan kepalanya, Kirana berbohong. Dia berkata bahwa dia tidak percaya ada hantu dan sebagainya. Malah Kirana adalah seorang Indigo. Ia sudah indigo sejak kecil dan ia menutupinya sampai sekarang. Ada peristiwa dimana Kirana harus menyembunyikan kemampuannya yang sebenarnya. Peristiwa yang tak ingin Kirana ingat lagi.

Kirana memegang kepalanya, sekelebat ingatan buruk muncul. Teriakan-teriakan yang tidak ia ingin dengar kembali terngiang-ngiang di telinganya.

Kirana menangis dan merasa frustasi sambil memegangi rambutnya dan tak lama ia pun pingsan.

"KIRANA!! KIRANA!!!" teriak Bu Anna yang kebetulan masuk ke ruang sejarah untuk mengambil buku sejarah Indonesia. Bu Anna melihat Kirana yang tergeletak lemas dan tak berdaya.