"Lho, Zan? Kau masih di sini? Aku pikir kau sudah pulang dari tadi?" tanya Dicky pada Fauzan.
Dicky melihat Fauzan yang berdiri di atas tatami di tengah-tengah ruangan tempat latihannya. Sepertinya Fauzan sedang berdiri dan tidak melakukan apapun. Membuat Dicky merasa semakin aneh melihatnya.
"Zan, ada apa denganmu?" tanya Dicky yang berjalan mendekat ke arah Fauzan.
"Aku akan latihan," jawab Fauzan pada Dicky.
Dicky melihat jam dinding. Sudah pukul setengah delapan. Ia juga melihat sekitar Fauzan. Rasanya tidak ada alat peraga yang dijadikan untuk latihan.
"Jika kau ingin latihan, kau akan menghabiskan waktu hampir delapan jam sendiri sehari. Hanya untuk latihan," kata Dicky lagi. Fauzan hanya terdiam. Dicky kemudian melihat ke arah bekas luka Fauzan yang nampaknya sedikit lecet.
"Zan, apa lukamu sudah tidak apa-apa? Sepertinya itu menjadi parah lagi," lanjut Dicky.
"Tidak. Tidak apa-apa. Aku akan latihan lagi," jawab Fauzan lagi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com