webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Zu wenig Bewertungen
372 Chs

406. Erick's Expression

Nadia mengetikkan satu kalimat terakhir terkait data yang sudah dikerjakannya. Setelah itu, baru ia menyiapkan datanya dan memeriksanya untuk dikirim ke atasannya. Di sana, ia juga harus tetap teliti. Sekian menit berjalan kemudian, nampaknya Nadia sudah bisa bernafas lega.

"Selesai!" kata Nadia dengan senang. Ia benar-benar bisa bersantai.

Nadia melihat ke arah jam dindingnya. Di sana, ia melihat masih pukul empat kurang. Masih ada waktu sebelum jam kantor habis. Nadia lalu melihat ke arah ponselnya.

Segera saja Nadia menyambar ponselnya yang ada di dekat komputernya. Nadia mengetikkan sesuatu di sana. Ia akan mengetikkan sebuah pesan.

Pesan Nadia, tentu saja untuk Fauzan. Di sana, ia hanya mengabari Fauzan kalau ia sudah selesai. Dia juga bertanya mungkin saja Fauzan juga sudah selesai? Masih lumayan banyak waktu tersisa. Tapi, Nadia juga bilang untuk Fauzan tidak bergegas untuk menjemputnya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com