webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

407. Never Been this Serious

Seseorang mendekat ke arah meja kecil di mana itu adalah penghubung antara Nadia dan Fauzan. Di sana, orang itu, menyuguhkan dua buah piring yang sudah ada makanannya, beserta dua buah minuman yang diletakkan di meja kecil itu. Kemudian orang itu pamit pada Nadia dan Fauzan.

"Silahkan," ujar sang pelayan.

"Terima kasih," jawab Fauzan dan Nadia hampir bersamaan.

Pelayan itu hanya menganggukkan kepalanya pelan. Kemudian, ia berbalik dari Nadia dan Fauzan. Melangkah menjauhi mereka berdua.

"Wah, sepertinya enak," ujar Nadia.

"Ya. Aku lapar sekali. Aku memang belum makan," tambah Fauzan.

Nadia hanya tersenyum mendengarnya. Nadia dan Fauzan melihat makanan yang tersedia di meja makan yang ada di depannya. Dua piring itu, terdapat jenis pasta yang berbeda. Tentu saja, mereka ada di restoran pasta.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com