Fauzan masih hanya terdiam. Tapi, diamnya itu seolah diam tercekat. Ia tentu saja terkejut dengan ungkapan yang dikatakan Sherly tadi. Fauzan yang tadinya masih menoleh setengah badan, sekarang menjadi menghadap ke arah Sherly sepenuhnya.
"Apa?" tanya Fauzan pelan. "Apa yang baru saja kamu katakan tadi?" Fauzan hanya memastikan jika dia tidak salah dengar. Juga mungkin saja Sherly kelepasan dan bisa salah bicara.
"Kalimatku sudah jelas. Aku juga akan jujur padamu. Aku tidak menyukai Nadia," kata Sherly lagi.
Fauzan tidak habis pikir dengan kalimat Sherly baru saja. Bukankah tadi Sherly masih menjadi teman yang kembali baik? Bukankah tadi Sherly juga masih merasa sedih? Tapi, kenapa tiba-tiba ia menjadi seperti ini?
"Apa maksudmu berbicara seperti itu, Sher. Kamu sudah jelas-jelas tahu kalau perempuan yang aku sukai adalah Nadia. Kenapa kamu msih saja mempertanyakan soal hal itu?" kata Fauzan lagi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com