webnovel

SEANCE

Nada adalah seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA. Dia adalah anak yang humble, baik dan periang. Meski dirinya memiliki sikap penakut, namun banyak orang yang peduli padanya dan menjadi teman baiknya. Termasuk enam orang yang selalu bersamanya juga menemaninya. Suatu malam, ketika ia sedang tinggal sendirian di dalam rumah. Ada sebuah suara yang memanggil-manggil namanya dan mengetuk pintu rumahnya di tengah malam. Nada yang memang penakut itu pun tak berani keluar dan hanya mengintip lewat jendela rumahnya. Sesosok wanita berbaju putih dengan rambut yang panjang, juga keadaan tubuh yang basah itu berdiri tepat di depan pintu masuk rumahnya. Mengetuk berkali-kali sehingga semakin lama ketukan itu semakin kencang. Membuat Nada merasa ketakutan dan panik hingga ia menelephone temannya untuk meminta bantuan. Predictia, salah satu temannya yang memang dapat berkomunikasi dengan makhluk-makhluk tak kasat mata itu pun memberitahu Nada jika wanita yang malam tadi menemuinya bukanlah sosok manusia, melainkan sebuah arwah gentayangan yang meminta bantuan pada Nada. Awalnya Predictia hanya memberikan beberapa cara untuk mengusir arwah tersebut, namun semakin lama arwah itu semakin mengganggu dan bahkan menghantui mereka bertujuh. Akhirnya Predictia pun memutuskan untuk mengajak seluruh temannya melakukan SEANCE, sebuah ritual pemanggilan arwah. Ritual itu di lakukan dengan sebuah cara yang berbeda dari cara yang lain, di mana mereka harus berdiri melingkar dan tak boleh merusak lingkaran tersebut. Predictia yang memang sudah biasa melakukan itu mengajak mereka semua berkomunikasi dengan arwah gentayangan itu, namun sebuah kesalahan terjadi di saat mereka melakukan ritual tersebut. Hingga mereka tak sengaja membuka sebuah pintu untuk makhluk-makhluk lainnya berkomunikasi dengan mereka termasuk sang iblis. Siapa sebenarnya hantu tersebut? Bagaimana cara mereka untuk mengatasi semua itu, termasuk menghadapi Iblis yang datang? Apakah mereka akan berhasil membantu arwah gentayangan yang menghantui Nada?

Nara_Eander · Horror
Zu wenig Bewertungen
325 Chs

Penyelamat

"Nad! Tunggu, Nad! Aku sebentar lagi sampai!" Ucap Fatur dengan panik. Nada yang sangat takut akhirnya berlari menuju kamarnya dan mengerumuni dirinya sendiri dengan selimut. Tangannya yang bergetar itu dengan kuat menggenggam selimutnya serta Handphone.

"Fatur… Cepet ya! Perempuan itu manggil-manggil nama aku!" Ucap Nada di sela tangisannya. Kemudian ia tidak dapat mendengar suara apapun dari sambungan teleponnya dengan Fatur, membuatnya semakin panik dan takut.

"Nad!" Nada tersentak kaget ketika Fatur secara tiba-tiba memanggilnya. Kemudian ia segera menjawab, 'Iya.' Pada Fatur yang entah berada di mana saat ini.

"Nad, aku udah ada di depan rumah kamu! Bukain pintunya ya…" Pinta Fatur, Nada terkejut karena seingatnya ia menggembok pagar depan. Apa mungkin Fatur melompat untuk masuk ke pekarangan rumahnya?

"T-tapi Fat, di depan sana ada perempuan rambut panjang. Gak mau ah Fat! Aku takut!" Jawab Nada yang masih menangis, ia meragukan bahwa yang kini sedang berbicara dengannya adalah Fatur atau jelemaan yang lain? Nada semakin enggan untuk membuka selimut tebalnya itu.

"Nada… Dengerin aku! Sekarang aku udah ada di depan pintu rumah kamu, dan ga ada perempuan atau siapapun disini!" Penjelasan yang di ucapkan oleh Fatur itu berhasil membuat Nada percaya, ia dengan perlahan turun dari atas kasurnya masih dengan selimut yang membungkus tubuhnya. Nada berlari dengan cepat ke arah pintu untuk membukanya, karena ia takut jika perempuan itu justru berhasil masuk ke dalam rumahnya.

Nada membuka pintu itu dengan lebar, dan melihat pada Fatur yang saat ini berdiri dengan handphone yang ia genggam. Nada yang sangat takut itu menangis dan tiba-tiba memeluk Fatur, masih dengan selimut yang menempel di badannya.

Fatur terdiam karena terkejut dengan pelukan tiba-tiba yang Nada lakukan itu. Selama ia berteman dengan empat perempuan itu, (Nada, Icha, Predict dan Lilac) ia tidak pernah sekalipun berani untuk memeluk salah satu di antara nya. Karena Fatur takut jika ada hal-hal yang malah menjadi berita buruk untuk persahabatan mereka.

Tetapi ketika ia mengingat bahwa Nada adalah orang yang sangat penakut dan sangat gampang terserang panik. Maka ia pun membiarkan hal tersebut dan berusaha menenangkan sang sahabat yang kini menangis sesegukan di dadanya.

"Tenang, Nad. Ada aku di sini!" Fatur berusaha menenangkan Nada dengan mengusap-usap kepalanya dan melirik kea rah kiri dan kanan untuk memastikan bahwa tidak ada apapun di dalam rumah itu.

"Masuk yuk!" Fatur pun mengajak Nada untuk masuk ke dalam rumah, agar mereka tidak terus berdiri di ambang pintu seperti itu. Nada hanya mengangguk dan mengikuti langkah Fatur yang menuntunnya kea rah sofa.

Fatur sengaja tidak menutup pintu rumah Nada, ia takut jika pintu itu tertutup akan ada fitnah yang timbul karena mereka berdua bukanlah saudara. Ia menatap pada Nada yang sudah lebih tenang dari sebelumnya dan sudah tidak menangis seperti tadi.

"Sudah tenang?" Tanya Fatur pada perempuan itu. Nada mengangguk mengiyakan dan kembali meringkuk di balik selimut yang tidak ia lepaskan sedari tadi.

Fatur megangguk pelan dan membenarkan posisi duduknya untuk menghadap pada Nada yang hanya terlihat kepalanya saja yang menyembul dari selimut itu. "Nad, coba kamu ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, ya?" Pinta Fatur pada Nada. Ia membutuhkan penjelasan agar semua kejadian ini dapat di tangani dengan semestinya. Jika orang yang mengetuk pintu ruma Nada dan itu adalah pencuri maka Fatur akan menghubungi pihak berwajib. Jika itu adalah tamu kedua orang tua Nada, maka ia akan menghubungi pos satpam di depan kompleks dan mengkonfirmasi pada kedua orang tua Nada. Namun jika itu bukan keduanya, maka Fatur akan memastikan bahwa itu hanyalah orang yang jahil saja.

"Aku gak tau, Fat! Padahal pintu gerbang udah aku gembok, tapi kenapa dia bisa berdiri di depan pintu? Terus sebelum itu aku juga dengar ada pintu yang kebuka… Tapi aku ga tau itu pintu siapa? Atau cuma tetangga?" Nada menjelaskan semuanya dengan cukup panik, dan kembali ketakutan. Hal itu tentu saja membuat Fatur memutuskan untuk tidak membahas kejadian barusan dan focus untuk membuat Nada tenang.

"Oke Nad! Yang penting sekarang kamu aman, ya…" Fatur berucap menenangkan Nada. Syukurlah perempuan itu mengangguk menyetujuinya dan terdiam perlahan memejamkan mata.

Saat Nada sedang tertidur, Fatur dengan perlahan memposisikan tidur Nada agar lebih nyaman. Dan mengirimi pesan pada satu per satu sahabatnya.

'Aku sekarang ada di rumah Nada. Dia sendirian hari ini, dan tadi dia telepon katanya ada orang yang masuk ke rumahnya. Kalian cepat kesini ya, temani aku… Aku ga enak kalau cuma sendiri di sini.' Itulah pesan yang Fatur kirimkan untuk Dhani dan Leo. Sementara untuk Icha, Predict dan Lilac, ia mengganti seluruh kata-katanya dengan mengirimkan.

'Aku sekarang ada di rumah Nada, hari ini dia sendirian dan dia bilang ada orang yang masuk ke dalam rumahnya. Jadi aku bakalan nemenin dia malem ini!' Itulah pesan yang ia kirimkan kepada sahabat-sahabat perempuannya. Ia sengaja tidak menyuruh mereka untuk kemari, berbeda dengan isi pesan yang ia kirimkan pada Dhani dan Leo. Karena ia tidak ingin membahayakan sahabat-sahabat perempuannya hanya karena masalah ini.

Tidak perlu menunggu lama, lima belas menit setelah ia mengirimkan pesan itu., ia mendengar suara motor yang ia yakini milik sahabatnya, Leo. Ia pun segera bangkit dari duduk nya dan membukakan pagar rumah Nada yang terkunci. Ia mengambil kunci rumah Nada yang tergantung di pintu masuk.

"Cepat sekali?!" Tanya Fatur, ia cukup terkejut karena jarak rumah Leo cukup jauh dari sini. Sehingga biasanya akan memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit untuk sampai kemari. Leo memasukan motornya ke dalam garasi rumah Nada dan membuka helm full face warna hitam merah miliknya.

"Jelas lah! Aku ngebut dari rumah kesini! Untung jalanan sepi." Jawab Leo saat mereka berjalan masuk kembali ke dalam rumah Nada.

"Lagian buat apa jalanan macet jam segini?" Tanya Fatur saat mendengar ucapan tidak masuk akal dari Leo. Sedangkan Leo hanya tertawa ringan mendengar pertanyaan tersebut dan menyadari bahwa dirinya sangat bodoh dengan mengatakan hal tersebut.

"Kali aja Fat! Aku kan gak pernah keluar jam segini…" Bela Leo untuk dirinya sendiri. Fatur pun hanya mengangguk-angguk dan duduk di kursi sofa yang kosong. Leo yang baru melangkah masuk ke dalam rumah Nada, melihat Nada yang tertidur dengan lelap di atas Sofa dan melirik pada Fatur seraya menunjuk pada perempuan itu.

"Tidur?" Tanyanya tanpa suara, Fatur menganggukkan kepala sebagai jawaban dan ia menyuruh agar Leo duduk di sofa sebelahnya. Leo sedikit menutup pintu rumah Nada agar perempuan itu tidak masuk angin, sebab udara malam itu kurang baik untuk kesehatan.