"Sudah ada delapan orang di sini, jadi mari kita mulai. Sekarang kita akan menarik nomor undiannya untuk memutuskan dengan siapa kalian akan dipasangkan," wasit memasuki arena kompetisi dan mengumumkan.
Kedelapan orang itu lalu menarik undiannya. Zhao Feng mendapatkan nomor delapan.
"Nomor satu akan melawan nomor dua, nomor tiga melawan nomor empat, dan seterusnya," ujar wasit sambil menunjuk ke empat lapangan.
Saat dia selesai berbicara, Dewa Kuno Peninggalan Roh pun terbang ke lapangan pertama dan berdiri tanpa bersuara.
"Aku sudah tamat! Itu Dewa Kuno Peninggalan Roh!" Seorang pria besar berkepala naga terlihat seperti telah tersambar petir, tapi dia masih berjalan ke lapangan.
Tidak peduli nomor berapapun yang didapatkan, karena Dewa Kuno Peninggalan Roh ada di sini, dia tidak memiliki kesempatan untuk menang. Itu hanya masalah kalah sekarang atau nanti.
Orang-orang di lapangan lain juga memiliki ekspresi muram yang serupa.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com