webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · realistisch
Zu wenig Bewertungen
312 Chs

Permasalahan

"Tante, Aksa mau bicara penting,"

"Iya kenapa Sa? Ada masalah kah? Nath udah tidur? Dia ngedrop?" suara Tante Nara tampak begitu khawatir dari sambungan telepon.

Aksara menghela napas keras, "Nath udah tidur tan ini Aksa masih di kamar Nath di kamarnya. Anu jadi tadi Om Hardi ke sini Tan,"

"Apa?! Ngapain papanya Nath di sana? Terus Nath gimana?"

"Tadi Nath ngeluarin semua unek uneknya di depan Om Hardi. Tadi Nath juga kena tampar dua kali. Maaf Tan Aksa gagal ngelindungin Nath,"

Hela napas Tante Nara terdengar, "Kalaupun kamu mau melindungi Nath dia tetep akan kena pukul Aksa. Tante berterimakasih sekali kamu mau nemenin Nath. Dia ngelakuin apa tadi? Dia self harm lagi?"

"Iya tan.. Nath mecahin figura di ruang tamu terus cutting pake pecahan kacanya,"

"Aksa tolong sekali jagain Nath sampe tiga hari ke depan ya? Tante nggak bisa pulang sekarang karena emang pekerjaan mendesak banget. Nanti tante ijin ke ibukmu,"

"Iya tante Aksa nemenin Nath kok di sini,"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com