webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · realistisch
Zu wenig Bewertungen
312 Chs

Masih cemburu

Nathalie menatap Tiara yang tengan mengobrol bersama Aksara dengan tatapan penuh dendam. Gadis itu benar benar sudah melewati batasnya. Bahkan jika Aksara menolak pembicaraan tersebut, Tiara masih saja memaksa. Nathalie jadi tidak habis pikir bagaimana bisa ibuk mempunyai karyawan seperti Tiara yang benar benar kepala batu dan tidak tahu malu. Menyebalkan sekali. Nathalie bahkan kini menggertakkan gigi giginya saking emosi dirinya melihat tingkah Tiara. Lantas Nathalie mendekati Mbak Manda sebelum berbisik, "Pinjem pacarnya boleh Mbak? Biar tau rasa tuh cewek uler. Emosi banget aku liatnya," adunya dengan wajah yang benar benar masam dan tidak sedap di pandang mata. Lantas Mbak Manda mengangguk seraya terkikik kecil. Menyenggol Mas Abim yang berdiri di sampingnya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com