webnovel

Psychopathic Love

“Apakah kamu menyukai aroma darah ini." ucap Alena dengan senyumnya yang penuh hingga membuat satu keluarga itu menjadi merinding ketakutan. Alena mengabadikan momen ‘menyenangkan’ itu dengan memotretnya melalui kamera hp. “Kenapa kalian takut?, hei this’s party!!." sambung Alena riuh. “LO GILA!." bentak salah satu anggota keluarga itu. “Heiii, bukannya semua orang akan menggila jika sedang berpesta!," jawab Alena enteng dan mengambil segelas wine. “Ah sudahlah, baiknya kita hentikan permainan ini. Aku sangat menyukai aroma darah anak laki-laki mu itu," ucap Alena sambil menunjuk satu korbannya. “Tapi aku belum puas," sambung Alena tanpa menghilangkan senyuman penuhnya. °°°°°°°°°°°°°°° Alena Sasyana, seorang gadis yang dianggap hampir sempurna oleh semua orang terlebih lagi di mata laki-laki, namun berbeda jika di mata keluarganya ia tak dianggap lebih dari sebuah aset berharga. Pernyataan yang ia terima saat masih duduk di bangku TK membuatnya mengerti tujuan hidupnya. Ia akan bergerak layaknya sebuah boneka, ia mampu memasang topeng yang tebal hingga tak ada satu orangpun yang mampu mengenalinya 100%. Ia menutup cahaya yang ingin masuk ke kehidupannya, namun akankah semua cahaya itu gagal? Atau kelak ada cahaya yang mampu menembus masuk ke kehidupannya?.

Meisy_DS · Urban
Zu wenig Bewertungen
236 Chs

Warung Bakso

°

°

°

Alex bersiap-siap dengan sebuah jaket kulit hitam di tangan kirinya dan kunci motor di jari telunjuk tangan kanannya. Ia berjalan menuruni tangga sambil bersiul, mungkin suasana hatinya tengah baik.

Di ruang tamu, ia melihat Riana tengah duduk bersantai sambil menyesap kopinya.

"Buu!." panggilnya dari tempatnya berjalan sekarang sambil melambaikan tangannya kepada Riana.

Riana menoleh ke arah putranya kemudian tersenyum, ia menepuk-nepuk pelan sofa di sebelahnya agar putranya turut duduk bersamanya.

Alex mengikuti permintaan Ibunya, ia meletakkan jaketnya di atas sofa paling ujung kemudian duduk di sebelah Ibunya itu dan menaruh kepalanya di atas bahu Ibunya.

"Masih suka bermanja rupanya, kapan dewasanya kamu Alex...Alex." ujar Riana sambil tertawa kecil.

"Namanya juga Alex cuma punya Ibu, ya harus manja-manjaan sama Ibu." jawabnya sambil menepuk-nepuk pelan tangan Riana.

"Sudahlah, mau kemana kamu?."

"Main bentar hehehe."

"Sama cewek atau cowok?."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com