webnovel

Psychopathic Love

“Apakah kamu menyukai aroma darah ini." ucap Alena dengan senyumnya yang penuh hingga membuat satu keluarga itu menjadi merinding ketakutan. Alena mengabadikan momen ‘menyenangkan’ itu dengan memotretnya melalui kamera hp. “Kenapa kalian takut?, hei this’s party!!." sambung Alena riuh. “LO GILA!." bentak salah satu anggota keluarga itu. “Heiii, bukannya semua orang akan menggila jika sedang berpesta!," jawab Alena enteng dan mengambil segelas wine. “Ah sudahlah, baiknya kita hentikan permainan ini. Aku sangat menyukai aroma darah anak laki-laki mu itu," ucap Alena sambil menunjuk satu korbannya. “Tapi aku belum puas," sambung Alena tanpa menghilangkan senyuman penuhnya. °°°°°°°°°°°°°°° Alena Sasyana, seorang gadis yang dianggap hampir sempurna oleh semua orang terlebih lagi di mata laki-laki, namun berbeda jika di mata keluarganya ia tak dianggap lebih dari sebuah aset berharga. Pernyataan yang ia terima saat masih duduk di bangku TK membuatnya mengerti tujuan hidupnya. Ia akan bergerak layaknya sebuah boneka, ia mampu memasang topeng yang tebal hingga tak ada satu orangpun yang mampu mengenalinya 100%. Ia menutup cahaya yang ingin masuk ke kehidupannya, namun akankah semua cahaya itu gagal? Atau kelak ada cahaya yang mampu menembus masuk ke kehidupannya?.

Meisy_DS · Urban
Zu wenig Bewertungen
236 Chs

Buku Cetak

°

°

°

Yasmin melirik ke arah jam tangannya, sudah pukul 23.45 wib dan Haru belum juga pulang. Yasmin mengambil hpnya dari dalam saku celananya lalu ia menyalakan hpnya, ia mencari nomor hp Haru lalu menelpon laki-laki itu. Tapi percuma saja, Haru tak menjawab telponnya.

"Dia kemana sih?." geram Yasmin di dalam hatinya, Yasmin pun kembali mencoba untuk menelpon Haru lagi.

Tanpa ia sadari, seseorang tengah berjalan mendekatinya dari arah belakang. Orang itu terus melangkahkan kakinya mendekati Yasmin dan...

"Appa tidak akan mengangkat telponmu." bisiknya tepat di samping telinga kiri Yasmin.

"Kenapa kamu tiba-tiba ada di belakangku, Alena?."

"Ah kukira Tante bakalan teriak kaget, ga seru." ujar Alena yang kemudian duduk di sofa terdekat.

Alena duduk dan memandang wajah Yasmin yang terlihat kesal dengannya. Tapi, Alena hanya diam, menatapnya dengan 'senyuman penuh' miliknya dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com