webnovel

Psychopathic Love

“Apakah kamu menyukai aroma darah ini." ucap Alena dengan senyumnya yang penuh hingga membuat satu keluarga itu menjadi merinding ketakutan. Alena mengabadikan momen ‘menyenangkan’ itu dengan memotretnya melalui kamera hp. “Kenapa kalian takut?, hei this’s party!!." sambung Alena riuh. “LO GILA!." bentak salah satu anggota keluarga itu. “Heiii, bukannya semua orang akan menggila jika sedang berpesta!," jawab Alena enteng dan mengambil segelas wine. “Ah sudahlah, baiknya kita hentikan permainan ini. Aku sangat menyukai aroma darah anak laki-laki mu itu," ucap Alena sambil menunjuk satu korbannya. “Tapi aku belum puas," sambung Alena tanpa menghilangkan senyuman penuhnya. °°°°°°°°°°°°°°° Alena Sasyana, seorang gadis yang dianggap hampir sempurna oleh semua orang terlebih lagi di mata laki-laki, namun berbeda jika di mata keluarganya ia tak dianggap lebih dari sebuah aset berharga. Pernyataan yang ia terima saat masih duduk di bangku TK membuatnya mengerti tujuan hidupnya. Ia akan bergerak layaknya sebuah boneka, ia mampu memasang topeng yang tebal hingga tak ada satu orangpun yang mampu mengenalinya 100%. Ia menutup cahaya yang ingin masuk ke kehidupannya, namun akankah semua cahaya itu gagal? Atau kelak ada cahaya yang mampu menembus masuk ke kehidupannya?.

Meisy_DS · Urban
Zu wenig Bewertungen
236 Chs

Akhir dari Kisah

ranjangnya, dengan langkah yang ia ambil secara perlahan-lahan, ia melangkahkan kakinya mendekati pintu kamarnya. Tapi ia tidak langsung membuka pintu itu begitu saja. Ia memasang sebuah pengaman pintu yang dimana nantinya jika ia pasang pintu itu terbuka dengan akses yang terbatas. Kelebaran terbukanya pintu itu akan dibatasi. Hal ini ia lakukan hanya untuk sebagai antisipasinya saja terhadap segala macam bahaya yang ada di luar kamarnya.

Setelah memasang alat itu, Alena segera membuka kunci pada pintunya dan ya, pintu itu hanya terbuka dengan lebar 5 cm saja sehingga Bi Ina hanya bisa melihat sedikit bagian wajah Alena.

"Ada apa, Non?." tanya Bi Ina yang menyadari bahwa Alena sedang berperilaku tidak seperti biasanya.

"Alena ga apa-apa, Bi. Ada apa?."

"Tadi Nyonya dan Tuan lagi nyari Non Alena..."

"Dimana mereka?."

"Lantai bawah, Non." jawab Bi Ina.

"Baiklah, terima kasih ya." ucap Alena yang membuat Bi Ina tersenyum dan kemudian wanita itu beranjak pergi dari hadapan Alena.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com