"Maafkan aku Gwen..."
"Aku tidak butuh maafmu Will! Aku membutuhkanmu, dirimu."
Gwen terus menangis, ia menangis sejadi-jadinya sampai akhirnya ia menyadari jika ada darah segar yang mengalir dari lubang hidungnya.
"Sepertinya aku akan segera mati dengan keadaan patah hati." Ucap Gwen tertawa pedih.
William sangat terkejut melihat keadaan Gwen, ia kembali mengendarai mobilnya dan melakukannya dengan cepat menuju rumah sakit.
"Bertahanlah Gwen!" Ucap William, ia berusaha menyeka darah yang terus mengalir dari lubang hidung Gwen dengan tissue tapi Gwen menolaknya.
"Aku tidak ingin bertahan..." Ucap Gwen putus asa, ia terus menangis sambil bersandar hingga akhirnya ia tidak sadarkan diri.
"Gwen!"
***
Rose terbangun dari tidurnya dengan tersentak, ia melihat kearah lorong yang sepi, ia tidak tahu sudah berapa lama ia tertidur tapi yang pasti kakinya sudah terasa kebas karena tidur sambil duduk.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com