webnovel

Keputusan yang Berat

"Jadi bagaimana keputusannya? Kita tidak bisa menunggu terlalu lama karena rakyat juga butuh arahan dari pemimpin kerajaan Felix, kalau kita terlalu lama mengambil keputusan bagaimana nasib mereka nantinya?" desak pria paruh baya.

Kali ini Kevin datang ke kerajaan Felix hanya seorang diri tanpa ditemani oleh istrinya, dirinya sudah tidak sabar untuk mendengar keputusan secara langsung dari Princess Leonor. Ia harus bisa meyakinkan agar Leonor menyetujui berkas yang sudah diberikan kepadanya.

"Emm bukankah ini baru dua hari? Kenapa harus terburu-buru seperti itu?" heran Leonor.

"Justru kita harus terburu-buru karena ini menyangkut permasalahan banyak orang, bukan cuma masalah keluarga kerajaan saja tapi kita harus memikirkan rakyat yang ada di sekitarnya juga. Memang kita masih dalam suasana berkabung, akan tetapi secepatnya kita harus merealisasikan wasiat yang sudah dituliskan oleh mendiang ke dua orang tuamu," desaknya membuat Leonor berpikir keras, karena sejujurnya ia belum terlalu memikirkan tentang siapa yang akan menggantikan posisi mendiang orang tuanya sebagai raja dan ratu.

"Emm sampai berapa lama paman dan bibi akan menggantikan posisi ayah dan ibuku?" tanya Leonor.

"Sampai kamu cukup umur sayang, mungkin sekitar umur 20 atau 21 tahun," ujarnya membuat Leonor manggut-manggut.

"Kalau paman dan bibi akan menggantikan posisi ayah dan ibuku untuk sementara waktu, apa itu artinya kalian juga akan tinggal di istana ini?" tanya Leonor.

"Tentu saja kami akan ikut tinggal di sini, karena kami kan yang menggantikan posisi orang tua kamu, tidak mungkin kalau kita tinggal terpisah rumah," jawabnya yang entah kenapa membuat Leonor sedikit risih mendengarnya.

"Baiklah kalau begitu, jika isi dari wasiat yang ditulis mendiang orang tuaku memang seperti itu, iya aku tidak bisa melarangnya ataupun menghalanginya. Kalau paman dan bibi bersedia menggantikan posisi mereka, aku tidak keberatan toh yang menggantikan adalah dari anggota keluarga sendiri," ujar Leonor membuat Kevin diam-diam tersenyum kemenangan, karena berhasil mendapatkan tahta yang memang seharusnya dari awal menjadi miliknya.

"Sungguh, kamu menyetujuinya?" tanya sang paman.

"Iya paman, aku menyetujuinya."

"Termasuk paman dan bibi yang pindah ke istana ini? Apa kamu juga tidak keberatan?" tanyanya.

"Iya, aku tidak keberatan kok hanya saja tolong jangan menempati kamar mendiang orang tuaku, di istana ini terdapat banyak sekali kamar yang masih kosong jadi kalian bisa menempati salah satunya." Leonor tidak mau kalau sampai mendiang orang tuanya marah karena kamar pribadi mereka ditempati orang lain.

Kevin merasa kecewa karena tidak diperbolehkan untuk menempati kamar raja dan ratu yang sesungguhnya, akan tetapi ia tidak ingin memusingkan hal tersebut. Yang terpenting baginya, bisa ikut tinggal di istana ini bersama dengan istrinya dan menguasai keseluruhannya.

"Kamu bisa tanda tangan di berkas ini, sebagai tanda persetujuan bahwa kamu tidak keberatan kalau paman dan bibi yang menggantikan mendiang orang tua kamu," tunjuknya pada kolom bagian bawah.

Princess Leonor tetap menandatanganinya walaupun dengan hati yang masih meragu, tapi kalau dipikir-pikir lagi ada benarnya juga rakyat membutuhkan sosok pemimpin untuk menggantikan mendiang orang tuanya yang sudah tiada.

Setelah Leonor menandatangani seluruh berkas yang dibutuhkan, sang paman langsung memeluk keponakannya tersebut dengan pura-pura sayang dan terharu.

"Kamu jangan khawatir, karena semuanya akan aman terkendali di bawah pimpinan paman dan bibi. Kamu tidak perlu pusing-pusing memikirkan kerajaan dan juga sekitarnya, kamu hanya cukup duduk manis dan menikmati waktu kamu dengan bersekolah," ujar Kevin yang masih memeluk keponakannya.

Semenjak Kevin dan istrinya dinyatakan sudah sah untuk menggantikan posisi raja dan ratu, kini mereka mulai beberes dan hari ini juga sudah mulai pindahan untuk tinggal di istana bersama dengan Princess Leonor. Mereka tidak perlu repot-repot membawa banyak barang, karena fasilitas di istana sudah sangat lengkap dan sangat terjamin kenyamanannya untuk siapapun yang tinggal di sana.

"Bagaimana caranya kamu bisa meyakinkan, Leonor? Aku pikir dia susah untuk dibujuk?" tanya sang istri sembari memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

"Sudah kubilang kamu tidak perlu khawatir, karena aku yang akan mengatasi semuanya. Sekarang terbukti, kan? Sebentar lagi kita akan dilantik menjadi raja dan ratu, ah aku benar-benar sudah tidak sabar untuk acara intinya," ujar sang suami sembari merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Dia tidak keberatan kita juga tinggal di sana?" tanya sang istri.

"Tidak, lagian sebentar lagi aku akan membuatnya tak betah tinggal di istana," ujar sang suami membuat Anjani mengerutkan keningnya.

"Maksudnya?"

"Aku punya rencana untuk mengusir dia dari istana, supaya dia tidak menghalangi rencana kita untuk menguasai seluruh harta kekayaan orang tuanya," ide sang suami membuat Anjani melebarkan matanya.

"Apa itu tidak berlebihan? Maksudku adalah kita sudah mendapatkan tahta sebagai raja dan ratu, aku pikir tidak perlu sampai mengusir Leonor dari istana. Bagaimanapun juga dia keponakan kita, mau tinggal di mana kalau dia sampai kamu usir? Sedangkan satu-satunya rumah yang dia punya adalah di istana," protes sang istri.

"Aku sudah tidak memperdulikan entah dia keponakan kita atau bukan? Yang aku pikirkan sekarang adalah tentang menguasai kerajaan Felix, sudah pernah kukatakan sebelumnya bahwa aku akan menyingkirkan siapapun yang mencoba untuk menghalangi rencanaku," jelas sang suami.

"Bagaimana kalau ternyata aku yang menghalangi rencanamu? Apa kamu juga akan menyingkirkan aku dari dunia ini, seperti kamu memikirkan ke dua orang tuanya, Leonor?" tanya sang istri membuat Kevin terdiam kemudian pergi begitu saja keluar dari kamar.

Princess Leonor yang sedang bersantai di dalam kamarnya, sedikit terusik dengan suara bising dari lantai bawah. Karena merasa penasaran ia memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi.

"Sedang apa mereka?" heran Leonor melihat para pengawal membawa beberapa koper memasuki istana.

"Princess? Ini mbok buatkan susu, selagi masih hangat ayo diminum dulu," ujar si mbok.

"Ngomong-ngomong itu mereka lagi ngapain?" tanya Leonor sembari menengguk minumannya.

"Mereka sedang membantu memindahkan barang-barang milik tuan Kevin dan istrinya, katanya Princess sudah mengizinkan mereka untuk tinggal di istana ini?" ujar si mbok.

"Ah rupanya mereka jadi tinggal di sini? Aku pikir Minggu depan atau bulan depan? Taunya hari ini?" gumamnya.

"Mereka akan dilantik beberapa hari lagi di istana ini dan akan disaksikan oleh semua rakyat dari kerajaan Felix. Apa Princess sudah benar-benar yakin menyetujui mereka untuk menggantikan posisi mendiang raja dan ratu?" tanya si mbok.

"Kenapa mbok sepertinya ragu, begitu?" heran Leonor.

"Entahlah, walaupun mereka termasuk anggota keluarga akan tetapi saya tidak begitu sreg saat mendengar mereka lah yang akan menggantikan posisi raja dan ratu untuk sementara," ungkap si mbok.

"Apa mbok mengetahui sesuatu yang tidak aku ketahui?" tanya Princess.