"Apakah kamu benar-benar gila? Mengapa aku harus menciumnya?" protes Julie tidak terima. Sayap yang membawahnya ke jendela kamar pangeran tiba-tiba hilang dengan sendirinya. Entah itu sihir ataukah ulah Gali.
"Itu adalah takdirmu Julie. Kamu harus menciumnya!" ucap Gali lagi. Julie menggelengkan kepala. Ini perintah yang sama sekali tidak masuk akal. Mengapa harus mencium pangeran? Apakah kisah ini seperti cerita putri tidur? Benar-benar aneh dan tidak waras.
"Aku tidak mau!" sahutnya. Dia melipatkan dua tangan dan memancunkan bibirnya. Jika Julie tidak ingin melakukan sesuatu, dia akan pergi dan meninggalkan tempat itu. Belum genap semenit dia melangkah keluar kamar. Tali yang entah kemana segera mengikat kaki dan tangannya.
"Lepaskan aku Gali!" teriaknya. Julie mengamuk, dia tidak menerima perlakuan seperti ini.
"Ini takdirmu Julie, perjanjian Alora sudah di laksanakan dan kamu di takdirkan akan datang dan membangunkan pangeran," jelas Gali. Dia melangkah mendekati Julie yang masih memberontak dengan tali itu.
"Kamu tidak bisa keluar dari takdir itu," sambungnya. Gali menatap lekat-lekat wajah Julie yang sangat mirip dengan ratu Isabel yang kabur.
"Aku tidak mau!" rintih Julie. Tali itu semakin lama semakin mengikat kakinya dengan kuat.
"Kamu semakin bergerak maka tali-tali itu semakin mengikatmu," ucap Gali. Dia membalikan badan menjauh dari Julie lalu mendekati tempat tidur pangeran Hery. Pangeran Hery sama sekali terlihat tampan walaupun sebenarnya dia tidak bernyawa lagi.
"Kamu takdir dari pangeran Hery. Hanya kamu yang bisa membangunkannya," sahut Gali lagi. Julie menggelengkan kepala. Ini benar-benar tidak waras. Menagapa dia harus terjebak di negara yang entah beranta seperti ini.
"Dia bukan pangeran tidur, jadi jangan menyuruh aku menciumnya!" protes Julie.
"Negeri Key akan hancur jika pangeran Hery tidak bangun. Jadi tolonglah untuk membantu kami!" Gali lalu bersujud di depan Julie. Perempuan itu membolakan mata sembari menatap Gali dengan terheran.
"Aku bukan ratu kalian, akum au pulah ih!" aduhnya.
"Tolong kami Julie. Kamu yang bisa mengatasi semua ini," pinta Gali lagi. Dia masih bersujud di depan Julie.
"Aku tidak bisa, aku tidak mengenalnya dan aku…" kata-kata Julie terhenti.
"Apa?" Gali menatap lekat-lekat wajah Julie.
"Aku belum pernah berciuman," ucapnya lirih. Wajah Julie memerah, dia sudah berjnaji tidak menceritakan hal ini tetapi Gali harus mengetahuinya.
"Sekali saja dan selamatkan pangeran," ucap Gali lagi.
"Tuhan, mengapa harus aku yang menyelamatkan dia? Aku sama sekali tidak mengenal pangeran!" tegas Julie. Gali mendekati perempuan itu, tali yang mengikat tangan dan kaki Julie tiba-tiba terlepas.
"Kamu bisa pergi! Tapi, kamu tega melihat negeri Key hancur?" lirih Gali. Dia membalikan badan menatap pangeran Hery yang berbaring dan sama sekali tidak menatap Julie.
"Aku sama sekali tidak tahu, harus bagaimana." Julie bingung, dia sangat bimbang sekarang.
"Hanya sekedar mencium pangeran kamu tidak ingin?"
"Baiklah, kamu pergi saja!" sahut Gali.
Julie menghela nafas panjang dan dia berjalan menuruni tangan dengan cepat. Dia harus mencari jalan keluar dari istana ini. Sayapnya sudah menghilang dan dia harus berjalan kaki.
"Tapi,,," langkah kaki Julie terhenti. Dia memikirkan nasib Gali. Lelaki itu akan sedih dan Julie merasa bersalah kali ini.
"Sekedar berciuman, apakah salah?" batin Julie. Otaknya seketika memerintahkan kembali dan menyelamatkan negeri Key tetapi hatinya seketika mengatakan jangan. Julie menatap pintu istana yang hanya tinggal beberapa langkah saja. Jika dia pergi dan keluar maka negeri ini akan hancur. Pangeran Hery tidak akan pernah hidup kembali menjaga negerinya.
"Aku harus bagaimana?" ucap Julie dalam hati.
Julie membalikan badan, sayapnya tiba-tiba muncul dan membuat tubuhnya terangkat dan terbang menuju kamar pangeran.
"Aku bersedia. Tetapi, hanya sekali bukan?" tawar Julie. Gali yang berdiri di samping tubuh pangeran sejenak membalikan badan dan menatap Julie yang berdiri di depan pintu.
"Ya, hanya sekali dan kamu bisa pergi!" ucap Gali menyetujui.
"Bagaimana kalo pangeran tidak bangun setelah aku menciumnya?" sambung Julie. Dia berjalan mendekat ke arah Gali.
"Sesuai dengan takdir hidup pangeran dan mitos kerajaan Key, pangeran akan bangun secepatnya karena kamu sudah di takdirkan bersama," jelas Gali.
"Bersama?"
"Maksud kamu?" Julie semakin bingung. Perjanjiannya hanya mencium pangeran Hery agar bangkit kembali dan menyelamatkan kerajaanya bukan untuk hidup bersama Julie.
"Maksud aku, dia akan bersama ratu Isabel. Sang permaisuri yang menghilang," jelas Gali.
"Oke, aku setuju!"
Julie tepat berdiri di samping kasur pangeran. Dia mencondongkan tubuhnya kea rah pangeran Hery dan berusaha menguatkan hati. Ini ciuman pertama Julie Wetskin dan harus di serahkan kepada Pangeran Hery. Benar-benar seperti film dan sangat aneh.
"Mengapa diam?" tanya Gali bingung.
"Aku sedikit gugup. Tungguhlah sampai aku benar-benar tenang dan bisa menciumnya," sahut Julie.
"Lakukanlah sekarang!" perintah Gali lagi.
"Aku tidak akan melihatmu!" Gali membalikan badan dan membelakangi Julie. Jarak antara Julie dan wajah pangeran Hery hanya beberapa sentimeter. Julie menikmati ornament wajah Pangeran yang sangat tampan dan nyaris sama dengan Haris. Tetapi, rambut Haris dan pangeran sangat berbeda.
"Katakan jika kamu sudah menciumnya!" sambung Gali.
"Oke, tapi beri aku waktu sejenak. Aku sangat gugup!" gumam Julie. Jantung Julie berdetak lebih cepat, dia benar-benar gugup dan seketika tekanan udara di sekitarnya mendadak naik.
"Kamu sangat tampan Pangeran." Puji Julie. "Bagaimana bisa kamu bangkit hanya karena aku? Perempuan pencinta mie instan?" batinnya.
"Benar-benar di luar logika," sambungnya.
"Apakah kamu sudah menciumnya?" sahut Gali lagi.
"Tungguhlah, aku sangat gugup. Hal ini tidak mudah bagiku jadi pahamilah!" jelas Julie. Dia menarik nafasnya dan menghembuskan perlahan.
"Jika takdir membawahku kepadamu dan membantu kerajaan Key. Aku bersedia membantumu dan tidak akan pernah jatuh cinta kepada pangeran. Aku hanya ingin terbebas dan pergi dari tempat seperti ini," ucap Julie.
"Cup!" Bibir Pangeran Hery dan Julie bertemu. Julie merasakan sensasi berbeda saat dia melakukan ciuman itu. Bibir Pangeran Hery sangat hangat dan lembut. Hampir saja Julie menikmati ciumannya dan seketika angin kencang mengibaskan seluruh jendela di istana Key.
Brak!
Julie terlempar ke sudut lemari dan membuatnya merintih kesakitan. Langit di sekitar kerajaan Key mendadak gelap dan petir menyambar.
Angin kencang itu membawah butiran air dan memercikkan di sudut-sudut jendela. Bunyi serangan nyaring terdengar seirama dengan ketukan tongkat yang entah berasal dari mana.
"Terima kasih Julie!" sahut Gali tersenyum.
Nyanyian irama lirih meraung dan membuat Julie semakin ketakutan. Cuaca di luar sangat buruk dan langit tiba-tiba tidak menampakan cahaya. Gelap gulita seperti malam. Suara rintihan itu semakin mendekat dan ketukan tongkat tidak terdengar lagi.
"Sang Pangeran!" teriak Gali lirih. Julie semakin ketakutan dibuatnya.
Bersambung…