Azam segera menghubungi nomer perampok yang menculik adiknya, Anin. Lama Azam menunggu, tapi tidak ada jawaban juga dari penculik itu.
"Gimana, Zam?" tanya Ayah Bondan.
"Dia tidak mengangkat teleponnya, Yah," terang Azam.
"Lalu bagaimana ini?" bingung Ayah Bondan.
"Sekarang kita pulang saja dulu. Nanti kita hubungi lagi penculik itu dirumah. Kasihan Bunda dan Isabel, dari semalam tidak tidur. Tadi pagi juga kita tidak sempat sarapan, kan? Kita harus mengisi perut terlebih dahulu agar dapat menghadapi penculik itu," tutur Azam.
"Ayah setuju, Zam," ungkap Ayah Bondan.
"Tapi Bunda ga lapar, Bunda hanya ingin Anin kembali," kekeh Bunda Arin.
"Ayolah , Bun. Jangan seperti ini," ucap Ayah Bondan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com