"Paman Triawan, kamu seharusnya tahu bagaimana sifat putramu sendiri. Adikku sudah terpisah dari keluarga sejak kecil dan sulit sekali untuk menemukannya. Kakekku sangat egois. Selama ia bisa menghasilkan uang dan keuntungan, ia bisa melakukan apa pun, termasuk menggunakan pernikahan anak dan cucunya …"
"Dasar anak kurang ajar!" teriak Bima dengan marah. Ia bangkit berdiri dan mengambil tongkat jalannya untuk memukul Nico.
Nico langsung menghindarinya dengan gesit. Ia berlari ke arah pintu dan melanjutkan. "Ayah memang sudah tidak ada di sini, tetapi sebagai kakak, aku tidak akan pernah membiarkan masa depan Jenny dikorbankan seperti ini."
Setelah mengatakannya, ia tidak menunggu Bima untuk menjawabnya, tetapi langsung nyelonong pergi.
Bima bisa merasakan tekanan darahnya meningkat dan wajahnya memerah. Triawan langsung membantunya untuk duduk kembali.
"Tidak perlu emosi seperti itu. Kita harus memahami bahwa Nico sangat mencintai adiknya sehingga ia melakukan ini," katanya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com