Di mobil Nico, Tara langsung memegang tangan Anya secara refleks, seperti saat dulu ia selalu memeriksa kesehatan Anya. "Kemarilah. Biar aku memeriksa kesehatanmu. Mungkin saja kamu sedang hamil."
"Apa kamu sudah gila? Pacar saja aku tidak punya." Anya langsung memukul kepala Tara dengan gemas. "Kamu terlalu banyak bergaul dengan Nico sehingga menjadi sama sepertinya."
Tara tertawa lebar. "Kakekku juga bilang sekarang aku menjadi seperti Nico. Menjadi lebih nakal."
Anya mengacak-acak rambut Tara dengan tangannya yang bebas. "Yang penting kamu bahagia," kata Anya sambil tersenyum.
"Berikan tanganmu yang satunya," Tara langsung terlihat serius.
Anya tidak berani berbicara lagi dan langsung mengulurkan tangannya pada Tara. Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya ekspresi di wajah Tara terlihat sedikit lebih tenang.
"Mengapa kamu tiba-tiba menjadi serius seperti itu? Kamu membuatku takut. Aku tidak sedang hamil kan?" kata Anya dengan setengah bercanda.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com