Terdengar suara pintu yang terbuka dengan kerasnya, dan Silas, adik Luna, berlari masuk dengan nafas terengah-engah dan raut wajah yang panik. "Kakak!"
Emery dan Luna berhenti berbincang-bincang, bahkan Morgana pun ikut menoleh dan memandang Silas. Luna memandang adiknya yang panik itu dan bertanya. "Ada apa, Silas?"
"Ayah! Ayah! Dia-"
Sebelum Silas sempat menyelesaikan perkataannya, terdengar suara kursi terdorong saat Luna berdiri dengan terburu-buru. Sebelum keluar, ia memandang Emery dan berkata. "Maafkan aku, Merlin. Aku harus pergi sekarang. Santai saja dan anggap ini rumahmu sendiri."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com