Bab 6: Bayangan Masa Lalu
Saat musim berganti dari panas menjadi gugur, Ardoria terus berbenah dan berkembang. Akademi yang didirikan Arion, Lyra, dan Kael mulai menerima siswa dari seluruh penjuru negeri. Anak-anak muda dengan semangat dan keberanian belajar tentang seni bela diri, sihir, dan sejarah kerajaan mereka. Akademi tersebut menjadi pusat harapan dan kebanggaan baru bagi Ardoria.
Namun, di balik kedamaian yang mulai tumbuh, ada bayangan yang mengintai. Malam-malam Arion kembali dihantui mimpi-mimpi aneh. Mimpi-mimpi itu membawa kenangan masa lalunya sebagai Seraphin dan perasaan bahwa ancaman baru sedang mendekat.
Suatu malam, Arion terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Di dalam mimpi itu, dia melihat seorang sosok misterius berdiri di atas reruntuhan istana Ardoria, memegang pedang kegelapan. Sosok itu berbisik, "Kegelapan belum berakhir. Kau akan jatuh, seperti sebelumnya."
Pagi harinya, Arion memutuskan untuk membicarakan mimpinya dengan Lyra dan Kael. Mereka bertemu di ruang pertemuan akademi, di mana peta besar Ardoria terbentang di atas meja.
"Aku tidak bisa mengabaikan mimpi ini," kata Arion dengan serius. "Rasanya seperti peringatan. Ada sesuatu atau seseorang yang merencanakan sesuatu yang jahat."
Lyra mengangguk, memikirkan makna mimpi itu. "Sihir Malakar mungkin telah lenyap, tapi dampaknya bisa tetap ada. Ada kemungkinan bahwa pengikutnya atau makhluk-makhluk lain yang terhubung dengan kegelapan masih berkeliaran."
Kael memukul meja dengan tinjunya, penuh semangat. "Kalau begitu, kita harus bertindak cepat. Kita tidak bisa membiarkan mereka bangkit kembali."
Mereka bertiga sepakat untuk menyelidiki lebih lanjut. Arion mengusulkan untuk memulai pencarian di reruntuhan istana Malakar, tempat di mana Orb Kegelapan pernah berada.
***
Perjalanan menuju reruntuhan istana Malakar tidaklah mudah. Hutan yang dulu lebat kini penuh dengan aura kegelapan yang tersisa. Arion, Lyra, dan Kael harus berhadapan dengan berbagai rintangan, mulai dari makhluk bayangan hingga jebakan-jebakan yang ditinggalkan oleh sihir Malakar.
Ketika mereka akhirnya mencapai reruntuhan istana, suasana terasa dingin dan menyeramkan. Di tengah-tengah reruntuhan, ada altar yang masih berdiri, tempat Orb Kegelapan pernah disimpan. Arion mendekati altar itu dengan hati-hati.
"Tidak ada apa-apa di sini," kata Kael sambil melihat sekeliling. "Hanya reruntuhan dan kegelapan yang tersisa."
Namun, Lyra merasakan sesuatu yang berbeda. "Ada sesuatu yang tersembunyi di sini. Aku bisa merasakannya."
Dengan bantuan sihirnya, Lyra memfokuskan energinya ke altar. Tiba-tiba, cahaya biru muncul dari altar, memperlihatkan sebuah simbol misterius yang terpahat di batu. "Ini adalah simbol kuno yang terhubung dengan kegelapan," jelas Lyra. "Kita harus mencari tahu apa artinya."
Arion mengamati simbol tersebut dengan seksama. "Kita perlu kembali ke akademi dan mencari di arsip sejarah. Mungkin kita bisa menemukan petunjuk tentang simbol ini."
***
Malam itu, setelah kembali ke akademi, mereka bertiga segera menuju perpustakaan besar yang menyimpan berbagai manuskrip dan buku-buku kuno. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam mencari informasi tentang simbol yang mereka temukan.
Akhirnya, Lyra menemukan sebuah buku tua yang berisi catatan tentang simbol tersebut. "Ini dia," katanya dengan penuh antusias. "Simbol ini disebut 'Segel Kegelapan'. Menurut catatan, simbol ini digunakan oleh para penyihir gelap untuk mengunci kekuatan besar di dalamnya."
Kael mengerutkan kening. "Jadi, ini berarti masih ada kekuatan kegelapan yang tersembunyi?"
Lyra mengangguk. "Kemungkinan besar, ya. Dan jika seseorang menemukan cara untuk melepaskan segel ini, kekuatan kegelapan bisa bangkit kembali."
Arion merasakan beban baru di pundaknya. "Kita harus memastikan bahwa segel ini tidak pernah dibuka. Kita perlu mencari tahu siapa yang berusaha melakukannya dan menghentikan mereka."
Dengan semangat baru, Arion, Lyra, dan Kael bersiap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Mereka tahu bahwa masa depan Ardoria sekali lagi berada dalam bahaya, dan mereka adalah harapan terbaik untuk memastikan kegelapan tidak kembali. Meskipun jalan di depan penuh dengan ketidakpastian, persahabatan dan keberanian mereka akan menjadi cahaya yang membimbing mereka menuju kemenangan.