Bab 7: Bayang-bayang Pengkhianatan
Fajar menyingsing di Ardoria, menandakan awal dari hari baru yang penuh dengan persiapan dan kewaspadaan. Arion, Lyra, dan Kael tidak membuang waktu untuk mencari tahu lebih banyak tentang Segel Kegelapan. Mereka menyadari bahwa pengetahuan adalah kunci untuk mencegah kebangkitan kegelapan.
Mereka mengumpulkan para tetua dan ahli sejarah dari seluruh penjuru Ardoria di akademi untuk membahas temuan mereka. Ruang pertemuan dipenuhi dengan bisikan dan diskusi serius saat mereka mencoba memahami ancaman baru ini.
"Tetua Galen," panggil Arion kepada seorang pria tua yang dikenal bijaksana dan memiliki pengetahuan luas tentang sihir kuno. "Apa yang Anda ketahui tentang Segel Kegelapan ini?"
Galen, dengan janggut putih panjangnya, memandang simbol yang diukir di atas sebuah batu yang dibawa Arion dari reruntuhan istana Malakar. "Simbol ini sangat kuno, lebih tua dari kerajaan Ardoria sendiri. Ini digunakan oleh para penyihir gelap dalam ritual mereka untuk mengunci kekuatan besar. Jika segel ini terbuka, itu bisa membawa kehancuran yang tak terbayangkan."
Lyra merasa jantungnya berdegup lebih cepat. "Siapa yang bisa memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk membuka segel ini sekarang?"
Galen menghela napas berat. "Hanya seorang penyihir dengan kekuatan besar dan pengetahuan mendalam tentang sihir gelap yang bisa melakukannya. Kita harus mencari tahu siapa yang memiliki motivasi dan kemampuan untuk melakukan hal ini."
Kael menggeram dengan nada marah. "Kita tidak bisa hanya menunggu dan melihat. Kita harus menemukan mereka dan menghentikannya sebelum terlambat."
Arion mengangguk setuju. "Kami akan memulai penyelidikan segera. Kita harus melindungi Ardoria dari kegelapan yang mencoba bangkit kembali."
***
Selama beberapa hari berikutnya, Arion, Lyra, dan Kael mengunjungi desa-desa dan kota-kota di seluruh Ardoria, mencari petunjuk tentang siapa yang mungkin terlibat dalam upaya membuka Segel Kegelapan. Mereka berbicara dengan penduduk setempat, mencari informasi tentang kegiatan mencurigakan atau orang asing yang muncul tiba-tiba.
Di desa kecil di tepi hutan, mereka mendengar desas-desus tentang seorang penyihir misterius yang sering terlihat di malam hari. Penduduk setempat mengaku telah melihat bayangan aneh dan mendengar bisikan-bisikan yang mengganggu.
Arion memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. "Kita harus menemukan penyihir ini dan memastikan apakah dia terlibat dalam rencana membuka Segel Kegelapan."
Lyra menambahkan, "Kita harus berhati-hati. Jika dia benar-benar kuat dan memiliki niat jahat, kita harus siap menghadapi segala kemungkinan."
Kael menghunus pedangnya. "Aku selalu siap."
Malam itu, mereka bertiga menyelinap ke hutan, mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan oleh penyihir misterius tersebut. Suasana hutan terasa mencekam dengan bayangan yang bergerak di antara pepohonan dan suara-suara aneh yang terdengar di kejauhan.
Saat mereka semakin dalam ke dalam hutan, mereka menemukan sebuah gubuk tua yang terlihat ditinggalkan. Namun, ketika mereka mendekati gubuk itu, sebuah suara tajam memanggil mereka dari kegelapan.
"Siapa yang berani mengganggu ketenanganku?" Suara itu terdengar seram dan penuh dengan kekuatan magis.
Arion melangkah maju dengan Elysium di tangannya, bersiap untuk menghadapi apa pun. "Kami adalah penjaga Ardoria. Kami mencari penyihir yang berusaha membuka Segel Kegelapan. Jika kau terlibat, lebih baik kau menyerah sekarang."
Dari bayang-bayang, muncul seorang wanita dengan rambut hitam panjang dan mata berkilauan yang penuh dengan sihir. Dia tampak tenang namun mengintimidasi. "Aku tidak memiliki niat buruk terhadap Ardoria. Aku hanya mencari pengetahuan yang telah lama hilang. Namaku adalah Elara."
Lyra memperhatikan Elara dengan hati-hati. "Jika kau tidak memiliki niat buruk, kenapa kau bersembunyi di sini dan menggunakan sihir gelap?"
Elara tersenyum tipis. "Pengetahuan tidak terbatas pada kebaikan atau kejahatan. Sihir gelap hanyalah alat. Namun, aku tahu tentang Segel Kegelapan. Ada kekuatan yang lebih besar di luar sana yang mencoba memanfaatkan kekacauan ini."
Kael melangkah maju dengan marah. "Siapa? Siapa yang mencoba membuka segel itu?"
Elara memandang mereka dengan serius. "Ada sebuah kelompok rahasia, yang dikenal sebagai Kultus Bayangan. Mereka dipimpin oleh seorang penyihir yang sangat kuat, bernama Ravok. Dia berusaha membuka segel untuk mendapatkan kekuatan tak terbatas."
Arion merasakan beban baru di pundaknya. "Kita harus menemukan Ravok dan menghentikannya sebelum dia berhasil. Elara, apakah kau akan membantu kami?"
Elara mengangguk pelan. "Aku akan membantu kalian. Ravok adalah ancaman bagi kita semua. Bersama-sama, kita bisa menghentikannya."
Dengan sekutu baru di sisi mereka, Arion, Lyra, Kael, dan Elara bersiap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka akan semakin sulit, tetapi dengan kekuatan persahabatan dan tekad, mereka yakin bisa mengalahkan kegelapan yang mengancam Ardoria. Masa depan mungkin masih penuh dengan ketidakpastian, tetapi mereka tidak akan mundur. Mereka adalah harapan Ardoria, dan mereka akan berjuang sampai akhir.