Ia bahkan teringat sama perkataan Rei yang selalu bilang dia tidak mencintai dirinya. Sintia berpikir ingin pergi ke orang pintar untuk membalikkan hatinya Rei. Karena tidak ada cara lain, ia ingin hati Rei terbalik.
Malam ini Sintia gabut, tidak ada yang ia pikirkan selain kemesraan Rei dan Alina. Ia semakin menjalankan mobilnya dengan kecepatan lebih tinggi lagi.
Sintia tersenyum licik sambil menyetir mobilnya "Awas saja kamu Rei. Kamu akan bertekuk lutut dan mengemis kepada saya. Jangan panggil saya Sintia jika rencana saya tidak berhasil" Gumamnya.
Handphone Sintia sedari tadi terus berdering. Ia bahkan mengabaikannya, beberapa kali handphonenya kembali berdering membuat sintia mengambil dari dalam tasnya. Ia melihat ada nomor ayahnya yang memanggil dirinya.
Sintia menjawab panggilan ayahnya, ia menggunakan headset ditelinganya 📞"Halo ayah, sintia lagi diperjalanan. Sebentar lagi sampai rumah ayah" Jawab Sintia.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com