"Maaf Sintia saya tidak bisa. Karena saya tidak akan pernah bisa mencintai kamu. Sebaiknya kamu pulang saja, kasihan ayah kamu menuggu di rumah"
"Rei saya mohon, saya tidak akan mau pulang sebelum kamu berjanji sama saya. Kalau kamu akan memberikan saya kesempatan untuk bisa menaklau hati kamu" Sintia semakin berani sekarang.
"Sintia kamu ini cantik dan kamu mempunyai daya tarik tersendiri. Terlalu banyak laki-laki yang mau sama kamu" Ucap Rei dengan tegas.
"Tapi aku maunya sama kamu Rei. Aku tidak perduli berapa banyak laki-laki yang mau sama saya" Sintia justru mengamuk.
Rei menggelengkan kepalanya, sedangkan Alina mengintip dari jendela. Ia sedari tadi terus beridiri didepan sana. Bibi Nori menyaksikannya hal itu, ia mendekati Alina.
"Nyonya kenapa berisi terus? Sebaiknya Nyonya duduk dulu, takutnya nanti kaki nyonya keram" Ucap bibi Nori.
"Ya Bibi Nori, sebentar lagi saya" Jawa Alina.
"Memangnya Nyonya sedang melihat siapa?" Tanya Bibi Nori penasaran.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com