Entah kenapa Mike bangga pola pikir Ace naik sedikit. Setidaknya ini lebih memudahkan, walau tetap jengkel karena Ace mudah menangis. Dalam hal kecil pun si manis ini lembut hatinya. Bahkan hanya karena hal yang harusnya bukan masalah. "Ace, jangan begini, Sayang. Phi kan cuma mau mengajak bicara. Lihat sini?" Mike mengusapi pipi Ace dengan tisu, walau itu membuat maskernya meleleh ke sapu tangan. "Nah, jadinya lembek dan retak lagi kan? Dasar ...."
"Iya, tapi Phi-nya bagaimana?" isak Ace. "Nanti kalau sudah tua aku malah ingin kabur? Takuuuuuut. Phi juga kenapa tua sekali? Aku benci kalau sampai melihat uban di rambut Phi Mike duluan. Hiks ... Sudah kebayang, tahu. Huhu ... Aku berharap Phi sehat terus dan jaga diri. Hiks .... hiks ...."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com