Suara bel membuat Luna dan Rayi menghentikan ciumannya . Rayi masih engan melepas pelukannya pada Luna , suara bel yang kembali berbunyi membuat Rayi terpaksa melepas ciumannya . Dan saat Luna akan berjalan membuka pintu , Rayi segera mencegah .
" biar aku aja Bie " kata Rayi , dia pun segera berjalan untuk melihat siapa yang datang . Dan Luna berjalan kearah dapur setelah tahu bahwa pizza nya sudah datang . Luna menyiapkan peralatan makan dan minum untuk makan bersama dengan Rayi .
" kok cuma pesen 2 Bie ?" tanya Luna ,
" mau pesen berapa Bee ? , kan cuma kita berdua aja ?" Luna balik bertanya ,
" nanti anak - anak mau ke sini dulu , tapi agak malem sih " jawab Rayi ,
" siapa ? anak kantor ? kenapa nggak bilang sih . Ya udah nanti pesen lagi kalo mereka dah mau ke sini aja biar masih hangat " kata Luna sambil menyiapkan piring untuk Rayi .
" siap sayang ku " kecup Rayi pada tangan Luna yang mengulurkan pizza ke arahnya .
" tapi gapapa ada aku ?" tanya Luna yang duduk di depan Rayi .
" emang kenapa kalo ada kamu ?" tanya Rayi bingung .
" ya kali aja mereka jadi nggak enak gitu " jawab Luna
" kan mereka juga udah kenal sama kamu Bie " kata Rayi
" iya Bee , kan aku cuma tanya aja " kata Luna sambil menyuapkan pizza ke mulutnya . Rayi pun tersenyum melihat Luna lahap memakan pizza .
***
Luna dan Rayi sedang menonton televisi saat bel berbunyi . Luna yang duduk dipangkuan Rayi seger beranjak melihat siapa yang datang . Dan ketika melihat Johan dan yang lain datang Luna segera membukakan pintu .
Saat pintu terbuka Roy yang terlebih dulu nyelonong masuk ,
" gue kebelet nih " kata Roy lari masuk , dan di susul Johan , dan Deryl , namun ternyata Jodie ada di belakang Deryl .
" ngapain dia ?" tanya Luna pada Deryl , namun Deryl menjawab hanya dengan gelengan dan berjalan masuk di ikuti Luna dan Jodie .
" Bee kamu ngapain ngundang dia " tunjuk Luna pada Jodie yang berjalan mengikutinya .
" aku nggak ngundang " kata Rayi bingung , Luna pun segera duduk di sebelah Rayi .
" tadi mau nyari makan , terus lihat mereka ke sini . Udah pasti ada makanan " kata Jodie yang langsung duduk dan makan pizza yang ada di meja , begitupun Deryl dan Johan .
" rambut loe kenapa Lun ? frustasi jadi pengangguran ?" celetuk Johan .
" napa , biar tambah cantik aja " jawab Luna ketus , Rayi tersenyum mendengar jawaban Luna dia kemudian mengusap rambut Luna membuat yang lain membuang muka karena kemesraan mereka .
" kalian habis perang ya " celetuk Roy yang berjalan melewati kamar Rayi . Johan , Deryl dan Jodie sontak buru - buru mengintip kamar Rayi yang pintunya terbuka sedikit .
" Bee " rengek Luna pada Rayi sambil kakinya menendang Kaki Roy . Rayi pun ikut melempar Roy dengan bantal yang ia pegang . Mereka berempat pun segera duduk manis sambil memakan pizza mereka , tapi dengan mata mereka saling menatap dan menahan tawa .
Luna beranjak mengambil minuman lagi karena minuman di meja sudah hampir habis .
" loe nggak takut gitu sama kakaknya Luna ?" tanya Jodie ,
" emang loe tahu kakaknya Luna ?" Rayi balik tanya , sedangkan Jodie Deryl dan Roy hanya mendengar percakapan dua orang yang tak pernah akur .
" waktu gue ketemu sama Luna , eh dia dijemput sama kakaknya sama 3 temannya pake seragam polisi " jawab Jodie .
" kakak pertama Dokter , kedua tentara , ketiga polisi , ngeri nggak loe " kata Rayi , dan tepat bersamaan ponsel Luna yang di atas meja berdering . Rayi melihat nama Nakula .
" Bie kak Nakula telepon buruan " teriak Rayi , Luna pun buru - buru menyambar ponselnya .
" jangan ada yang buka suara " hardik Luna ,
" iya kak ada apa ?" tanya Luna
" udah tanya Xena belum ?" tanya balik Nakula ,
" udah tadi udah gue telepon , tapi dia masih bingung . Besuk gue telepon lagi " jawab Luna ,
" awas jangan lupa tanyain , kapan loe pulang "
" iya gue tanyain kak , besuk sore kayaknya " jawab Luna , tiba - tiba Jodie tersedak minuman . Mereka semua pun melotot ke arah Jodie .
" siapa tuh , loe di rumah Elma kan ?" tanya Nakula curiga .
" ini lagi keluar bentar sama kak Rayi , mau ngomong sama dia ?" tantang Luna meskipun dia takut kakaknya murka .
" iya mana ?" pinta Nakula ,
" iya bentar " Luna menyerahkan ponselnya pada Rayi , " kak Nakula mau ngomong " kata Luna ,
" apa kak , Luna gue ajak main bentar nanti gue pulangin ke Elma " Rayi menjelaskan .
" jangan malem - malem , awas loe ya macem - macem ke adik gue " kata Nakula tegas .
" siap bos " kata Rayi tenang .
" ingetin Luna besuk pagi suruh telepon Xena " Nakula kembali memberi pesan ,
" astaga kak , kan gue suruh pepet terus " kata Rayi berjalan menjauh , membuat Luna curiga .
" udah gue ajak ketemuan , dia nggak datang " curhat Nakula .
" lagian loe napa nggak minta no ponsel nya ke Luna sih " saran Rayi .
" emang dia bakalan bales ?" tanya Nakula ragu .
" loe itu katanya playboy , masak gitu aja takut " ledek Rayi .
" resek loe , ya udah Luna suruh kirim no Xena buruan " perintah Nakula .
" siap bos , ya udah gue matiin " pamit Rayi .
" ya " kata Nakula mematikan sambungan telepon . Setelah itu Rayi menghampiri Luna kembali yang menatapnya curiga .
" ngapain jauh - jauh ngomongnya !!" omel Luna ,
" urusan cowok , buruan kirim no nya kak Xena ke kak Nakula " kata Rayi mengulurkan ponselnya pada Luna .
" jangan aneh - aneh yaw , kamu sama kak Nakula itu agak gila " kata Luna sambil mengirim no Xena pada Nakula .
" mikir jelek mulu sama cowoknya " kata Rayi sambil meneguk minuman .
" lah kamu ngapain telepon ngapain jauh - jauh " kata Luna jutek ,
" ya kan banyak orang di sini , masak ngomongin bisnis di depan orang banyak " Rayi pun menahan tawa melihat emosi Luna yang udah di ujung kepala .
" iya bisnis apaan ?!" amuk Luna , sambil memukul pelan perut Rayi .
" ya kan kamu nggak harus tahu Bie " kata Rayi sampai tersedak karena Luna memukul perutnya .
" iya tapi kamu sama kak Nakula itu rada saklek " kata Luna makin tinggi nadanya .
" astaga kakak sama cowok kamu sendiri kamu bilang saklek " kata Rayi tak percaya ,
" ya habis ngomongin apa kalian "kata Luna geram , tapi Rayi masih menutup mulut dan menahan tawanya melihat kelakuan Luna .
" indahnya anak pertama bertemu anak terakhir " celetuk Deryl membuat Luna sadar bila didepannya bukan hanya ada Rayi . Luna yang malu pun bersembunyi di belakang Rayi .
" loe nggak gila gitu Ryl hadapi 2 mahluk itu " tanya Jodie ,
" tiap hari kayak rollercoaster yang ada " cibir Deryl , Roy dan Johan pun mengacungkan ibu jari membenarkan .
" kalian nggak ada takut - takutnya sama gue " kata Rayi pasrah .
" eits di kantor loe bos , di luar kantor kita sama " ucap Deryl membuat Jodie dan yang lain terbahak .
" kalian nggak siap - siap apa udah jam berapa ini " amuk Luna sambil menunjuk jam yang sudah menunjukan pukul 8 malam .
" mau kemana nih , ikut dong " pinta Jodie .
" nggak bisa ini urusan perusahaan " cegah Deryl dan Luna bersamaan .
" emang gue punya perusahaan apa , emang urusan bisnis apa yang malem - malem " omel Jodie .
" udah loe pulang aja , loe nggak bakalan ngerti " suruh Rayi .
" resek loe " kata Jodie beranjak pergi .
"bye bye " ledek Luna , di ikuti Deryl dan Roy dan juga Johan .