Di daycare ...
Kiki mencari Shana, pacar kecilnya di daycare.
"Shana ..." Kiki memanggil Shana.
Shana di mana?
Kiki tidak menemukan Shana di mana-mana. Di kelas, di toilet, di tempat permainan.
"SHANAAAAA ..." Kiki mulai memanggil Shana dengan nyaring.
Seorang pengurus daycare mendengarnya lalu memberitahu Kiki "Shana pindah. Shana nggak ke daycare lagi."
Setelahnya Kiki merasa sedih. Biasanya ia selalu bersama Shana tetapi sekarang Shana nggak ada. Padahal sampai kemarin mereka masih bertemu.
Shana ...
Shana ...
Sepanjang hari itu Kiki memikirkan Shana. Seon Ho hanya bisa menepuk-nepuk pundak Kiki untuk menghibur Kiki.
Saat hari mulai sore ...
Jung Kook menjemput Kiki sekaligus Seon Ho di daycare. Ia bisa melihat Kiki yang tertunduk lesu dan tak bersemangat.
"Hah ..." Kiki menghembuskan nafasnya.
"Hah ..." Kiki menghembuskan nafasnya lagi lewat mulut.
"Seon Ho ... Kiki kenapa?" Jung Kook bertanya. Tidak biasanya Kiki lesu. Biasanya Kiki selalu tersenyum bila melihat Jung Kook.
Seon Ho mendekat ke Jung Kook. Meminta Jung Kook untuk merendahkan tubuhnya. Lalu ia berbisik "Shana pindah."
Kiki putus?
"Ki ... Nggak usah sedih." Jung Kook juga berusaha menghibur Kiki.
Jung Kook lalu mengirim pesan ke Hana <Noona>
<Aku pulang telat>
<Mau hibur Kiki>
Hana membalas <Kiki kenapa?>
Jung Kook :
<putus cinta>
<Shana pindah>
<Aku ajak mereka main>
Hana :
<Sampai jam 4 aja>
Jung Kook : <ok>
Jung Kook melajukan mobilnya menuju ke tempat permainan panjat tebing. Jung Kook suka berolahraga. Jadi, game yang dipilihnya juga tidak jauh dari olahraga.
Mereka pun sampai di tempat permainan panjat tebing indoor. Kiki dan Seon Ho memakai helm untuk keselamatan.
Instruktur mulai memberi pengarahan. Jung Kook mulai memanjat di panjat tebing untuk orang dewasa. Memberi contoh untuk Kiki dan Seon Ho.
[Pic]
Fisik Jung Kook yang sudah terlatih karena latihan-latihan bisa menyelesaikan tantangan panjat tebing dengan mudah.
Sekarang giliran Kiki dan Seon Ho. Petugas mulai memasangkan tali pengaman. Seon Ho perlahan mulai memanjat tebing untuk anak-anak. Berpegangan pada batu dan menginjak batu di dinding lalu mulai memanjat. Perlahan tapi pasti Seon Ho berhasil menyelesaikan tantangannya.
"Seon Ho. Nice." Jung Kook memuji Seon Ho yang berani.
Sekarang giliran Kiki. Ia mulai menginjak batu yang terpasang di dinding satu persatu. Meniru ayahnya dan Seon Ho. Ia melihat ke bawah.
"Takut ..." Kiki hanya bisa sampai di tengah.
"APPAAAAA ... Kiki takuuuuut ..." Kiki mulai menangis tetapi ia tetap berpegangan pada batu. Jung Kook bersiap naik untuk menurunkan Kiki.
Seon Ho yang melihatnya langsung naik ke dinding. Sekarang ia berada di samping Kiki.
"Kiki jangan lihat ke bawah. Kiki lihat Hyung aja." Seon Ho mulai naik.
Kiki mulai tenang saat ada Seon Ho di sampingnya. Berdua mereka berhasil memanjat sampai atas. Kemudian Kiki terjun ke bawah.
"Appa ..."
Jung Kook menangkap Kiki. Kiki sudah tidak terlihat lesu lagi.
Setelah Kiki menginjakkan kakinya di lantai barulah Seon Ho ikut terjun ke bawah.
"Kiki mau naik yagi."
"Kiki mau naik lagi?" Jung Kook sedikit terkejut.
Bukannya tadi Kiki nangis karena takut?
Jung Kook mengijinkan Kiki naik sendirian. Ia mulai memvideo Kiki dan mengirimkan video Kiki sedang memanjat tebing ke Hana.
Hana yang melihatnya tersenyum.
"Yagi ..." Kiki ingin naik lagi. Ia merasa senang saat berada di puncak dan merasakan sensasi terjun ke bawah.
"Sekali ini lagi, ya. Sudah sore. Eommanya Seon Ho hyung mau jemput Seon Ho Hyung."
"Iya ..." Kiki lalu naik dinding untuk terakhir kalinya. Sepertinya ia sudah bisa melupakan Shana.
Akhirnya mereka pulang ke rumah.
Di rumah ...
"Noona tadi itu Kiki lesu banget. Ia beberapa kali menghembuskan nafasnya lewat mulut."
Hana menyimak penjelasan Jung Kook.
"Ia tadi juga takut waktu naik panjat tebing. Tapi Seon Ho yang menyemangati Kiki. Malah Kiki mau panjat terus."
Tak lama kemudian ibu Seon Ho datang. Seon Ho lalu pulang bersama ibunya.