selesai makan malam bersama mereka sekeluarga kumpul bersama sambil menikmati cemilan dan minuman milkshake stoberry untuk difanya dan kedua anaknya sedangkan Fabio menikmati cafe latte buatan sang istri.
" pah apa nih.... iya Egi ayan ayan oven au d umah eyus " ucap dini mulai berbicara sedangkan nando sedang asik dengan mainnya tampa peduli hal lain.
" terserah kamu saya sayang papa cuma ikut aja kemauan kalian saja... coba kamu tanya mama? ucap Fabio yang duduk disamping dini mengelus kepala dini lembut.
" ah... enda Eru deh... atau mama nunggu papa ibur eja.. " ucap dini lagi
" mah ata papa alo papa ibur kita mau alan alan mah... " teriak dini pada mamanya yang ada dsofa pada hal jaraknya dengat tapi malah teriak melengking bikin difanya ga habis pikir sama ulah anaknya sendiri
" iya sayang nanti kita atur waktu yah.... " ucap difanya tersenyum.
sementara itu lisa melihat kebersamaan keluarga majikannya merasa iri sampai terbersit pikiran untuk mengambil kebahagian itu untuk dirinya sendiri.
" Hai... lagi mikirin apa kamu" ucap bisa ani
" ga bi....cuma lagi melihat....kebersamaan mereka kelihatan sangat bahagia " ucap lisa gugup
" ga usah kamu pikir macem - macem kalo masih mau kerja sama keluarga disini... mereka itu orang baik jangan kamu ganggu karena tuan tidak akan pernah memaafkan orang yang mengusik kebahagian keluarganya " ucap bi ani memperingati
" siapa lagi yang mau mengesik bibi Ada-ada aja.. kalo ngomong suka asal " ucap lisa membela diri
" saya bukan asal tapi ini peringatan buat kamu... " ucap bi ani yang tahu betul watak Fabio
" udah ah aku mau istirahat dulu... " ucap lisa lalu pergi dari tempatnya
" terlihat lisa dari raut muka kamu kalo kamu iri sama kebahagian mereka itu yang saya tidak suka.. karena kamu mencurigakan " guma bi ani pelan
setelah nando dan dini tidur Fabio pun mehampiri istrinya yang tengah terduduk di meja rias membersihkan mukanya.
" sayang gimana kalo kita liburan ke luar negeri nanti aku buat jadwal kosong buat anak - anak sama kamu" ucap Fabio yang duduk di tepi ranjang dekat meja rias
" terserah kamu aja.... yang terpenting untuk kebahagian anak - anak " ucap difanya
" sayang sini dong aku kan kangen sama istri aku.. " ucap fabio
" gombal... " ucap difanya
" aku ga gombal... itu kenyataan sayang..." ucap Fabio
" baru tadi sore kamu melakukannya masa masih minta lagi... aku lelah.... " ucap difanya lesu
" oh ayolah... aku akan menebus waktu yang telah terbuang selama kita pisah " ucap Fabio
" oh ayolah kak... aku beneran lelah hari ini... " ucap difanya
" ya udah.... sini tidur... " ucap Fabio akhirnya mengalah untuk menang tentunya.
difanya pun memposisikan dirinya disamping Fabio.
Fabio langsung memeluk erat istrinya
" tidur lah karena masih ada hari esok... " ucap Fabio yang ambigo
" hmm " guma difanya memulai memejamkan mata.
saat difanya tertidur pulas Fabio beranjak dari kamar menuju ruang kerjanya.
" ini kopi dan cemilan untuk menemani tuan " ucap lisa mencoba mencari kesempatan
" kamu belum tidur lis... " ucap Fabio
" belum mengantuk tuan.. "
" ooh... " ucap Fabio
" tuan bisa saya bicara sama tuan... " ucap lisa ragu
" silakan... kamu mau bicara apa" ucap Fabio
lisa pun mulai mendekat ke arah Fabio mencoba merayunya dengan segala kemampuannya agar Fabio bisa jatuh cinta padanya
" apa mau mu lisa... " ucap Fabio
" saya mau jadi simpanan tuan karena saya mulai mencintai tuan... " ucap lisa mulai berani duduk dipangkuan Fabio dan mulai meraba dada Fabio
" jangan macem-macem lis...!! " ucap Fabio dengan tatapan tajamnya
" saya ga macem-macem cuma mau berada disisi tuan meski menjadi simpanan saya sudah bahagian.. " ucap lisa makin gencar melaksanakan aksinya
Fabio pun mendorong tubuh lisa agar menjauh darinya jujur saya dia itu lelaki normal bisa saja nafsu menguasai dirinya.
" kamu saya pecat... besok pagi pergilah sebelum anak-anak dan istriku bangun... pesangon kamu akan saya transfer ke rekening kamu.. " ucap Fabio dengan emosi
" tolonglah jangan begini aku cuma mau berada sisi kamu saja ga kan meminta yang lainnya " ucap lisa
" pergi sekarang atau saya kan suruh anak buah saya buat bikin kamu ga bisa melihat matahari pagi lagi... " ucap Fabio marah
" tapi... "
" pergi...!!! " teriak Fabio
setelah kepergian lisa Fabio mencoba menetralisir kamu emosinya agar tidak berpengaruh pada sekeliling.
Fabio pun menelpon evan salah satu bodyguard nya untuk mengawasi setiap gerak gerik lisa agar lisa tidak menggangu nya dan keluarganya lagi bila perlu Fabio memberi pelajaran keras untuk lisa, agar wanita itu ga akan pernah berani menghancurkan semuanya.