webnovel

Pura-pura

"Ah, bukan siapa pun. Dia pasti salah lihat. Bukankah tempat itu ramai dan kau mengundang banyak temanku?" ujar Brielle setengah mengelak.

Hyun Jung tak bisa katakan apa pun. Dia memilih mempercayai apa yang calon istrinya itu katakan. Dia tak ingin membuat apa yang terjadi menjadi semakin rumit.

"Hyo Shin Noona, biarkan dia pulang denganku. Hati-hati di jalan. Jangan sampai membuat kesalahan. Kau tak mabuk, bukan?" cecar Hyun Jung.

"Ah, tidak. Aku baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir," lirih Hyo Shin.

Seo Joon berada di dalam mobil tanpa bergerak. Dia tak ingin mati di tangan calon suami Brielle sehingga dia memilih diam. Dia menerima takdirnya jika malam itu dia harus berpisah dari kekasih yang amat sangat dia cintai.

"Baiklah, aku akan terima ini. Brielle, bertahanlah," batin Seo Yoon.

Hyo Shin segera mengemudikan mobilnya meninggalkan tempat itu. Sementara Brielle ikut pulang bersama calon suaminya. Mereka berdua tampak canggung karena ada Brielle yang tengah berbohong.

"Apa yang terjadi di sana? Apa menyenangkan?" tanya Hyun Jung.

"Tentu, saja. Sangat menyenangkan. Terima kasih sudah menggelarnya untukku," jelas Brielle.

"Akh, kau terlalu mengada-ada. Jangan terlalu serius tentang hal ini. Aku hanya tak ingin wanitaku kehilangan kesempatan untuk melakukan hal yang hanya sekali terjadi di dalam hidup," jelas Hyun Jung.

"Sekali?" lirih Brielle.

Pikirannya kembali melayang, dia tak tahu apa yang terjadi padanya. Dia tak ingin membuat kesalahan dengan berkata hal yang tak pantas. Dia berpikir pernikahan yang akan dia jalani dengan Hyun Jung adalah pernikahan palsu. Sehingga dia berpikir ini bukan akan menjadi yang pertama dan terakhir.

"Kau melamun? Apa yang kau pikirkan?" tanya Hyun Jung pada Brielle yang tampak melamun.

"Ah, bukan apa-apa. Apa yang kau pikirkan tentang pernikahan yang akan kita jalani?" tanya Brielle tiba-tiba.

Hyun Jung mengarahkan pandangan kepada sang calon istri. Dia tak tahu harus menjawab apa. Hanya saja kekhawatiran yang wanita itu rasakan adalah hal yang wajar.

"Jung," lirih Brielle.

"Entahlah, aku merasa ada sesuatu yang sangat aku paksakan padamu. Suka tak suka dan mau tak mau aku tak pernah membuat keputusan di luar apa yang aku inginkan. Aku memaksamu karena aku benar-benar mencintaimu," jelas Hyun Jung.

"Itu sudah tak penting. Aku tak peduli lagi tentang itu." Brielle memutuskan untuk tak menguak apa yang pria itu inginkan dan harapkan.

"Bagian terbaik dari ini adalah aku menyelamatkan dirimu dari dunia hiburan yang kejam," ujar Hyun Jung.

"Menyelamatkan? Kau berpikir kau menyelamatkan aku? Bukankah ini adalah jalan kehancuran?" protes Brielle.

Gadis itu sedang menikmati masa kejayaan karirnya. Dia baru saja mengenyam nikmat menjadi bintang dunia dan kini harus terpuruk dengan ancaman tuan muda Jeon yang begitu egois.

"Mengapa kau menganggap aku menghancurkan? Aku sama sekali tak ingin tahu apa yang menjadi alasanmu melakukan itu. Kau egois tapi aku sudah tak peduli," jawab Brielle.

"Mengapa kau membuat keadaan kita menjadi rumit? Bukankah kau tadi begitu bermanja dan sangat manis?" cecar Hyun Jung.

"Aish," lirih Brielle yang terpaksa melakukan itu karena dia merasa terancam akan keadaan Seo Yoon tadi.

"Sudahlah, jangan membuat keadaan menjadi buruk. Kita akan segera menikah dan kita akan pindah." Hyun Jung memberi penjelasan.

* * *

Hari yang di nanti tiba, Brielle dan orang tuanya di boyong ke Jeju untuk acara pernikahan yang akan diselenggarakan dengan meriah. Dekorasi dan suasana tempat akan dilangsungkannya pernikahan di desain dan ditata dengan sangat epik.

Dua keluarga besar sudah tiba di sana dan semua tengah bersiap.

"Kau akan menikahi pria yang mencintaimu," ujar ayah Brielle.

"Hm, walau aku tak mencintainya," balas Brielle.

"Nak, dia pria yang baik," lirih ibu pengantin wanita itu.

"Tapi aku tak pernah mencintainya," balas Brielle ketus.

Dia membenarkan bulu mata yang baru saja dipasang oleh penata riasnya. Beberapa kali dia mengedipkan mata dan membuat bulu itu menempel dan membuatnya nyaman.

Ayah dan ibu Brielle berpandangan. Mereka berdua masih tak mengerti apa yang membuat putri mereka setuju menikah dengan pria yang tak dia cintai.

"Mengapa bisa begini? Mengapa dia setuju menikah jika tak mencintai Hyun Jung?" tanya ibu Brielle.

"Aku juga tak tahu, kita lihat saja nanti," balas suaminya.

Brielle bangkit dari kursinya, dia berjalan ke arah jendela yang berhadapan langsung dengan venue acara pernikahannya.

"Dia mengundang banyak sekali orang dan wartawan," lirih Brielle setelah melihat ramainya tempat acara itu.

Matahari sudah mulai terik, tapi venue itu tetap terlihat teduh karena sepoi angin laut yang begitu menyegarkan ditambah dengan bunga hidup yang digunakan untuk mendekorasi tempat berlangsungnya acara.

"Ibu keluar sekarang, ayah akan tunggu di ujung altar. Kau akan dijemput oleh Hyo Shin Eonnie," kata ibu Brielle.

"Hm," sahut Brielle singkat dan ketus.

Kedua orang tuanya meninggalkan tempat itu, wanita dengan tubuh ramping dan wajah blasteran itu tampak duduk di tepi ranjangnya. Dia mengusap lembut kain pelapis ranjang dan sedikit tertunduk.

"Aku seperti sedang menjalani kutukan. Aku merasa sangat menderita ditengah kebahagiaan yang sedang Hyun Jung coba ciptakan." Brielle bergumam dalam hati tanpa henti.

Wanita yang kini sudah dalam keadaan siap dinikahi itu merasakan penderitaan yang luar biasa di dalam batinnya. Dia terus membuat bayangan buruk di sana dan berangan-angan jika dia akan hidup dalam sangkar penderitaan.

"Apa lagi yang akan terjadi setelah ini? Bukankah ini akan membuatku semakin menderita? Mengapa kau tak menyerah saat aku mengatakan jika aku tak akan pernah jatuh cinta padamu?" Hati Brielle semakin emosional. Dia tak bisa menahan rasa sakit yang luar biasa di dalam dadanya.

Hingga pada akhirnya Hyo Shin masuk untuk menjemput Brielle.

"Sudah saatnya," kata Hyo Shin.

Nada bicaranya jauh lebih lembut dari pada biasanya. Dia juga merasa ada sesuatu yang sangat tak rela di dalam hatinya. Dia benar-benar tahu bagaimana artis yang dia pegang itu bekerja keras dengan karirnya, hanya saja semua menjadi hancur setelah Hyun Jung masuk dalam kehidupannya.

"Ah, baiklah, Eonnie," jawab Brielle.

Dia mengenakan sepatu putih berhak tinggi yang sudah diserasikan dengan gaunnya itu. Hyo Shin membantu menelangkupkan kain tile yang menjadi penutup wajah cantik wanita itu.

"Maafkan aku, Brielle. Aku dan Seo Yoon tak bisa berbuat banyak untukmu," lirih Hyo Shin.

"Ah, Eonnie. Aku benar-benar tak ingin mendengar hal-hal yang bisa membuatku hancur. Jangan mengatakan hal semacam itu padaku. Aku sudah cukup menahan semuanya sedari tadi. Ayo keluar, kita lihat apa yang akan aku hadapi setelah ini," ajak Brielle berpura-pura kuat dan tegar.

* * *