webnovel

Kebingungan Lana

Kedua mata si keriting membulat sempurna melihat tanda merah pada leher Lana. "Kamu kenapa? Apa kamu habis bercinta dengan seseorang di pesta itu, kamu sudah--."

"Ini semua kelakuan pacar busuk kamu itu. Chris yang melakukan semua ini," Lana memotong kata-kata sahabatnya.

"Apa? Chris yang melakukannya? Apa dia sudah berbuat tidak baik sama kamu?"

Lana menutup kedua matanya, dan ada butiran air mata yang menetes pada pipinya. "Dia hampir saja berbuat buruk terhadapku, dan itu semua karena kamu!" suara Lana terdengar membentak.

"Coba ceritakan padaku, Lana? Apa sebenarnya yang sudah terjadi antara kamu dan Chris?"

Lana kembali memasang dasinya, dia tidak mau kalau sampai ada yang melihat tanda itu. "Kamu tidak peduli denganku di sana, kamu malah asik bersenang-senang dengan kekasih kamu itu. Aku ingin pulang dari pesta itu, dan saat aku mencari kamu, aku bertemu dengan Chris, aku tidak pernah menyangka jika Chris akan berbuat seperti itu.

"Berengsek, dia! Apa tidak cukup yang sudah aku berikan sama dia?" Kedua rahang si keriting mengeras.

"Aku bertanya padanya di mana kamu, dia bilang kamu sedang berada di lantai atas karena kebanyakan minum, aku langsung saja naik ke lantai atas untuk mencari kamu, tapi ternyata Chris juga mengikutiku, dan dia membawaku masuk ke dalam kamarnya. Aku tentu saja tidak bisa melawan kekuatan Chris. Dia yang memberiku tanda merah itu semua. Aku benar jijik dengannya."

"Lalu? Kamu tidak apa-apa, Kan? Aku akan menemui Chris dan dia harus menjelaskan semua ini."

"Aku tidak apa-apa, ada seseorang yang menolongku dan dia membawaku pergi dari tempat terkutuk itu. Aku tidak akan mau lagi ke sana, bahkan kalau perlu aku tidak mau mengenal kamu dan kekasih berengsek kamu itu!"

Saat Lana akan pergi dari kamar mandi, tangannya di tahan oleh sahabatnya. "Lana, aku minta maaf, aku sama sekali tidak punya maksud untuk kamu di sakiti oleh Chris. Aku akan memutuskan hubunganku dengan Chris, aku tidak akan bersamanya lagi, apalagi dia sudah berani menyakiti sahabatku."

"Aku tidak peduli!" Lana ini terlihat benar-benar marah dengan sahabatnya.

"Lana." Si keritinga tiba-tiba memeluk Lana. "Maafkan aku, Lana. Kamu sahabat baikku satu-satunya. Aku sungguh-sungguh minta maaf," ucap si keriting terdengar tulus.

Lana melepaskan pelukan sahabatnya. "Aku tidak tau, aku masih sangat trauma dengan kejadian itu, dan aku kecewa sama kamu. Di mana kamu saat aku benar-benar membutuhkan bantuan kamu. Chris sangat menakutkan saat itu, dan aku belum pernah mendapat perlakuan buruk seperti itu." Lana pergi keluar dan berjalan menuju kelasnya.

"Chris berengsek! Bisa-bisanya dia ingin berbuat seperti itu pada Lana?" Seketika si keriting mengambil ponselnya dan dengan cepat menghubungi Chris.

"Halo, Sayang. Apa kamu membutuhkan aku?"

"Kita putus, Chris! Aku benar-benar kecewa dan muak sama kamu."

"Kamu kenapa, Sayang?"

"Berengsek! Kamu boleh bersenang-senang dengan gadis lain yang tidak aku kenal, tapi apa yang kamu lakukan terhadap sahabatku?" suara si keriting terdengar marah.

Chris terdiam, dia sudah menduga jika Lana pasti akan menceritakan hal itu pada kekasihnya. "Ayolah! Aku kemarin kebanyakan minum, jadi aku lepas kendali."

"Aku tidak mau mendengar alasan kamu. Kita putus! Dan kembalikan mobilku yang kamu pakai. Dasar pria berengsek, sakit jiwa!" panggilan langsung di matikan dengan kesal.

Di dalam kelas, Lana fokus pada pelajaran yang di berikan, dia sama sekali tidak menoleh pada sahabatnya, walaupun dari tadi sahabatnya itu mencoba memanggilnya.

Saat bel istirahat berbunyi. Lana tidak mau keluar ke kantin, dia lebih memilih membaca buku di mejanya.

"Lana, ini untuk kamu." Segelas orange jus diletakkan di atas meja Lana. Sahabatnya itu tau jika Lana sangat menyukai orange jus.

Lana diam saja tidak merespon. "Please, i am sorry, Lana. Aku sudah memutuskan Chris, bahkan aku memakinya. Aku tau apa yang kamu alami pasti sangat membuat kamu takut, bahkan membenciku, tapi aku benaran tidak menyangka akan ada kejadian seperti itu. Ayolah, Lana." Tangan Lana yang ada di atas meja dipegang oleh sahabatnya.

Lana ini sebenarnya gadis yang tidak tegaan. Dia tau si keriting sebenarnya sahabat yang baik. Hanya dia di sekolah yang sangat baik dan mau berteman dengan Lana. Lana, kan, memang bukan murid yang gampang bergaul, bahkan pernah mendapat bullyan dari teman sekelasnya, dan si keritinglah yang membelanya.

"Baiklah, tapi aku tidak akan mau kamu ajak lagi ke acara seperti itu."

"Terima kasih, Lana. Aku tidak akan memaksa kamu. Sekarang tutup buku kamu dan minum orange jus yang aku berikan." Si Keriting menuntup buku Lana.

"Jangan menggangguku!"

"Siapa yang mengganggu, aku cuma mau kamu bercerita tentang pria yang menolong kamu, siapa dia?" tanya sahabatnya penasaran.

"Dia pria yang jaketnya kemarin ada barang aneh itu." Lana sambil menikmati minumannya.

"Kamu serius? Apa kamu tidak salah orang? Dia menyimpan barang aneh itu, tapi dia tidak melakukan apa-apa sama kamu, dia malah mengantar kamu pulang?" muka sahabatnya tidak percaya.

"Iya, dia yang menolongku dan mengantar aku pulang. Oh my God!" Lana menaruh gelas minumannya. Lana kemudian menuju jendela kelasnya, dia mendongak ke bawah, dan feelingnya benar. Cowok bernama Noah itu sudah ada di depan sekolahnya duduk santai di atas motornya dan kebetulan juga dia mengangkat kepalanya ke atas melihat Lana.

"Hai!" Noah melambaikan tanganya pada Lana, tidak lupa Noah juga memberikan senyum khasnya.

"Oh Tuhan! Apa itu cowok yang menolong kamu?" Ternyata sahabat Lana itu juga ikut melihat Noah.

"Iya, itu dia. Dia menepati ucapannya." Lana memegang dahinya, dia berjalan kembali duduk di bangkunya. Wajah Lana terlihat cemas.

"Lana, kamu kenapa? Memangnya kamu dan dia ada urusan apa lagi? Apa ada barang milik dia yang kamu bawa? Kalau iya, tinggal kamu kembalikan saja, kenapa kamu pucat begitu?"

"Dia ke sini tidak hanya ingin mengembalikan barangku yang kemarin malam dia ambil. Namun, dia ke sini karena ingin mengajakku pergi ke suatu tempat yang bisa membuat aku bahagia dan menghilangkan trauma kejadian kemarin yang aku alami."

"Dia mengajak kamu kencan? Itu keren sekali!" Si keriting tampak sangat senang

"Keren apanya? Aku masih takut untuk berdua dengan cowok asing yang baru aku kenal, kejadian dengan Chris benar-benar membuat aku takut."

Si keriting berpikir sebentar. "Kalau dia ingin berbuat jahat sama kamu, pasti kemarin malam dia lakukan, dia tidak akan mengantar kamu pulang, dia akan membawa kamu ke tempat lain, atau bahkan berbuat tidak baik di kamar Chris."

Lana memikirkan kata-kata sahabatnya itu. Lana jadi bingung sekarang. Dia nanti akan mengatakan pada Noah saja, jika dia tidak bisa pergi, karena supir pribadinya tidak akan mengizinkan, dia juga tidak tau harus bilang apa sama mamanya jika pulang terlambat.