Gadis berambut putih, menghentikan latihannya lalu ia berjalan mendekati Fadil yang sedang berlatih. Pemuda itu tampak serius, memukul samsak pada dua pion bagian luar dan dalam secara bersamaan. Luna mendaratkan sebuah pukulan, spontan Fadil pun berbalik lalu menangkis sekaligus membalas pukulannya. Dia pun tersenyum, melihat refleknya semakin meningkat.
"Bagus Darling, reflekmu semakin meningkat," puji Luna.
"Terimakasih sayang," ujarnya kepada Luna.
Dia pun berjalan mendekat, lalu membentangkan tangannya. Awalnya, ia mengira akan mendapatkan pelukan hangat dan kasih sayang dari Luna. Namun, semua itu hanyalah imajinasi belaka. Dia melempar Fadil hingga tersungkur di atas tanah. Bajunya kotor oleh tanah, ia pun memandang kekasihnya dengan sedikit terkejut. Kedua matanya tak berkedip, melihat sikap dinginnya secara tiba-tiba. Luna berkata kepada Fadil, agar ia selalu waspada dan tidak terkecoh oleh tipuan kecil dari lawannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com