Fadil melihat, langkah Luna dan lelaki itu senam menjauh. Hatinya, terasah sangat perih dan hampa melihat Luna berjalan semakin jauh bersama lelaki lain. Gadis berambut putih, sempat melirik ke arahnya dengan sangat bersedih. Sementara Fajar, lelaki berambut kribo dan bertubuh agak gemuk merasa prihatin atas apa yang dirasakan oleh Fadil. Kemudian, dia menepuk pundak Fadil dan merangkulnya hingga pemuda itu sedikit terkejut.
"Ayo bang, kita makan di luar," ajak Fajar riang gembira kepada teman sekelasnya yang sedang bersedih.
Fadil terdiam sambil menganggukkan kepalanya, lalu dia tersenyum dan beranjak dari tempat duduknya. Mereka berdua, berjalan menelusuri lorong yang sepi lalu langkah mereka terhenti depan parkiran kampus, tidak jauh dari gerbang utama. Fadil menaiki motor supra putih miliknya. Dia melaju secara perlahan, mengikuti Fajar menaiki motor Vespa di depan. Kemudian mereka berhenti, depan sebuah kedai angkringan pinggir jalan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com