Fadil berjalan, membawa sebuah keris dikedua tanggan, layaknya seorang pengibar bendera. Setelah itu dia berlutut dan memberikan Keris Nogo Sosro kepada Sang Prabu. Kemudian Fadil mundur beberapa langkah ke belakang menghadap Sang Prabu. Tina, Luna dan yang lainnya terdiam melihat apa yang sedang dilakukan oleh Fadil. Prabu, mengeluarkan keris dari sangkarnya lalu mengangkat keris tersebut setinggi mungkin. Suara gemuruh mulai tertarik, awan hitam mulai berkumpul. Keris Nogo Sosro, mengeluarkan cahaya dan kilatan berwarna emas.
Tidak disangka, keris itu menembakkan halilintar hingga mengenai tubuh Fadil. Tina dan yang lainnya sangat terkejut, melihat apa yang dilakukan oleh sang Prabu. Tubuh Fadil tersengat listrik, dia pun terkapar dengan tubuhnya yang gosong.
"Syarat ke dua untuk mendapatkan restu dariku adalah bertarung denganku! Jika serangan seperti itu saja kau tidak bisa menangkisnya. Jangan harap kau bisa menikahi putriku!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com