"Mendengar ceritamu itu. Lalu sekarang kamu mau bagaimana? Menunggu dia untuk selamanya?"
Harris Hartono menahan nafas di dadanya. Dalam benaknya, dia yakin Nico pasti mencampakkan Sandra tanpa mengucapkan selamat tinggal. Lagipula sejak awal dia tidak pernah mau berterus terang tentang latar belakangnya. Setelah dipikir lagi, itu memang terlalu mencurigakan.
"Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi ayah." Sandra menggelengkan kepalanya. Air matanya jatuh.
Dalam beberapa hari terakhir, dia begitu banyak merasakan penderitaan. Sejak hari dimana Nico menghilang, kebahagiaan Sandra seakan menghilang bersamanya. Tanpa Nico dia sangat tersesat. Setiap kali melihat pria jangkung 1,9 meter, dia selalu mengira tu adalah Nico, dan bahkan berlari untuk memastikannya.
"Lupakan dia. Untung saja hubungan kalian belum sampai ke jenjang pernikahan. Ayah tidak menyalahkanmu, tapi mulai besok, aku akan meminta ibumu mengatur kencan buta untukmu." Kata Harris Hartono.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com