webnovel

3. Kembali Berhubugan

Sungguh naas bagiku karena waktu di akhir tahun 2006, aku dan team yang ku pimpin, berjumlah 16 orang kami semua menghabiskan akhir tahun di Happy Puppy Balikpapan. Kami bernyanyi bersama dan menyambut tahun baru 2007, dan pada saat kami sudah selesai bernyanyi di karaoke alangkah terkejutnya aku ketika membayar di kasir. Aku mendengar suara bariton khas Daniel memanggil nama ku. Aku langsung salah tingkah dan nggak berani melihat asal suara itu.

"Rian. Apa kabar" cuma dengan tiga kata itu, dia menghancurkan semua pengorbanan yang telah aku lakukan selama ini. Waktu yang telah dengan lambat berlalu, sekarang sudah normal kembali tapi hanya dengan tiga kata itu semua buyar kembali.

"Aku baik. kamu gimana kabarnya". Aku Mash dengan mode sekuat tenaga untuk menemukan ketenangan dalam suara yang keluarkan. Aku Masih berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menemukan ketenangan dalam diriku. Aku yang lemah tidak berdaya begitu mendengar suara baritonnya rasanya aku pengen luluh di pangkuannya sambil mengibaskan ekorku seperti anjing lucu yang ketemu majikan yang perhatian. Aku mengumpat sejadi-jadinya di dalam hati. Rian.... kamu itu laki laki dan Daniel juga laki laki. Kamu memang ditakdirkan untuk sekedar mengenal dan berteman dengan Daniel. Tapi itu hal yang sama sekali tidak bisa kulakukan dan tak ingin kulakukan. Jadi jalan terbaik adalah menghindari dari Daniel.

Daniel tidak menjawab pertanyaan ku. tapi malah dia menjadi sok akrab denganku. kuputuskan untuk berpisah dari teamku dan akhirnya malam itu, malam tahun Baru 2007 aku habiskan dengan mengobrol berdua dengan Daniel. Di ruko bandar, dipinggir laut aku dengan gelisah menghabiskan waktu dekat dengan Daniel. Aku tahu kalo Daniel juga mengetahui kegelisahan ku. Tapi dia mencoba untuk tetap bercerita berusaha agar aku tidak merasa canggung dan Daniel mencoba mencairkan suasana dengan lebih banyak bercerita tentang kehidupan Daniel.

Malam terus berjalan semakin larut, namun kegelisahan ku tak mampu ku untuk menahannya. Daniel kemudian bertanya aku tinggal dimana, aku jawab singkat aja, di mess karyawan. Aku tahu aku berbohong, karena aku tinggal di rumah yang sengaja di sewa kantor untuk karyawan level 3 ke atas. Harapanku dia nggak bakal bertanya lebih lanjut tentang tempat tinggal ku karena aku nggak akan bisa berbohong. Tapi dia bilang malah sudah larut malam, jadi dia mau mengantarku pulang. Aku ingin rasanya menolak ajakannya, tapi itu kan sesuatu yang kuinginkan. Antara perkataan dan harapan ku sebenarnya nggak singkron. bagaimana ini bisa terjadi.

Aku sengaja menguap malas agar Daniel tahu bahwa aku capek, sehingga dia mau melepaskan ku pergi saja malam ini. Tapi apa yang kudapati berbeda dari apa yang ku harapkan. Daniel malah mau mengantarku pulang. Aduh.... bisa kebakaran negara kalo begini caranya. Aku yang bakal kesusahan ini nanti. aku kesulitan mengontrol diri sendiri, aku yang bakalan menderita sepanjang malam. Sungguh ini tidak boleh dibiarkan. Dengan halus kumenolak tawaran yang menggiurkan tersebut. Aku mengutuk bibir ku sendiri yang menolak ajakan tersebut karena jujur saja itu adalah tawaran yang aku harapkan untuk dapat terjadi.