Gon : Siapa yang gagal?
Satotz terdiam sejenak.
Satotz : Itu...
Gon menatap Satotz dengan serius.
Satotz : Killua.
Gon sedikit tersentak lalu dengan hati-hati bertanya.
Gon : Mengapa Killua gagal ujian?
Satotz : Ya tapi sebelum itu, pertama-tama izinkan aku memberitahumu apa yang telah terjadi setelah kamu tidak sadarkan diri. Karena itu akan membantu kamu memahami situasi yang telah terjadi. Apa kamu ingin mendengarkannya? Jika iya, maka aku akan menceritakan semuanya.
Gon mengangguk dan Satotz pun mulai bercerita tentang semua kejadian yang terjadi di arena pertandingan tanpa terlewatkan sedikitpun. Gon mendengarkan semuanya dengan sesakma dengan wajah yang sangat serius.
Pada saat Satotz menceritakan bagian Kurapika dan Hisoka. Terjadi pertarungan sengit sejenak tapi saat Hisoka mengatakan sesuatu di dekat Kurapika, reaksi dan tampang Kurapika berubah sangat terkejut. Kurapika hanya terpaku diam ditempat tanpa perlawanan sedikitpun. Hisoka pun langsung mengaku kalah dan Kurapika menang.
Gon : Apa yang Hisoka katakan?
Satotz : Saya pun tidak tahu. Lalu pertandingan ketiga adalah Hanzo vs Pokkle. Hanzo melakukan seperti yang dia lakukan padamu sehingga Pokkle langsung menyerah. Lalu pertandingan ke-4 adalah Hisoka vs Lucia. Akan tetapi mereka tidak bertarung sama sekali. Yang mereka lakukan hanyalah diam ditempat dan saling menatap tajam.
Gon : Terus apa yang terjadi?
Satotz : Tidak ada. Sekitar 10 menit kemudian, Hisoka menyatakan "aku menyerah"
Gon : Eh?
Satotz : Semua orang termasuk saya yang berada disana tentunya juga kebingungan dan bertanya-tanya.
-Kilas balik, Hisoka vs Lucia-
Pertandingan sudah dimulai tapi baik Hisoka maupun Lucia hanya diam dan saling pandang di tempat mereka masing-masing.
Pokkle : Apa yang terjadi?! (bingung)
Hanzo : Kenapa mereka diam saja dan tidak bertarung?
Leorio : AYO LUCIAAA HAJAR DIA!
Pengawal : Lima menit sudah berlalu. Pertandingan sudah dimulai sejak tadi. Apa yang kalian berdua lakukan?
Lucia : "Hisoka, kau tahu siapa yang akan menang kan kalau kita bertarung?"
Hisoka : "Tentu. Lagi pula aku tidak berniat bertarung denganmu."
Lucia : "Kenapa?"
Hisoka : "Aku tidak ingin terjadi kesalah pahaman di antara kita dan menyebabkan perserutuan. Ah~ Aku takut dengan sebuah tatapan yang seperti ingin memakanku hidup-hidup itu."
Illumi sedang menatap tajam dan menusuk ke arah Lucia dan Hisoka.
Lucia : "Pfft. Aku mengerti akan perasaanmu itu. Baiklah sudah diputuskan ya. Kalau begitu kau yang nyatakan kata menyerah sana."
Hisoka : Aku menyerah.
Semua orang di sana tersentak kaget. Hisoka dan Lucia saling tersenyum licik. Lucia hanya mengangkat kedua bahunya ke atas. Lalu mereka berdua pun kembali ke tempat masing-masing. Pengawal yang kebingungan pun melihat ke arah Netero. Tapi Netero hanya diam saja. Netero terus menatap ke arah Lucia.
Killua : Tadi kau pasti sedang berbicara dengannya lewat telepati ya? Apa kau mengancamnya sehingga dia menyerah? (menyeringai)
Lucia : Pfft. Begitulah (Tepatnya Illumi yang mengancamnya tapi sebaiknya aku diam saja)
-Kilas balik selesai-
Satotz : Berikutnya pertandingan ke-5 adalah Killua vs Pokkle. Begitu pertandingan dimulai, Killua langsung ngacir dan dengan percaya diri mengatakan, "maaf, tapi aku tidak tertarik melawanmu". Lalu pertandingan ke-6, Hisoka vs Bodoro. Kali ini Hisoka bertarung. Meskipun terjadi pertarungan sengit sejenak tapi Bodoro bukanlah lawannya Hisoka. Hisoka menghajar Bodoro hingga babak belur. Awalnya Bodoro menolak untuk menyerah sampai akhirnya Hisoka membisikkan sesuatu padanya dan entah apa yang terjadi tiba-tiba Bodoro langsung mengatakan "aku menyerah". Berikutnya kembali pada pertandingan Killua vs Gittarackur. Namun...
Gon sedikit bingung karena Satotz tiba-tiba tidak melanjutkan perkataannya.
Gon : Namun?
Satotz : Namun saat itulah Killua membuat kesalahan fatal.
Gon : Kesalahan fatal apa?
-Kilas balik, Killua vs Gittarackur-
Pengawal : Mulai!
Illumi tidak bergerak maju. Dia hanya tersenyum lebar yang menyeramkan dengan wajah yang dipenuhi oleh banyaknya jarum-jarum. Killua mengeluarkan jari tangannya dari saku celananya lalu dia berjalan pelan setahap demi setahap dengan sangat hati-hati untuk mendekati lawannya. Baru berjalan empat langkah, Illumi membuka suaranya.
Illumi : Hisashiburi da ne, Kiru (Lama tidak berjumpa, Kil)
Killua sedikit tersentak kaget dan kebingungan. Dia merasakan firasat buruk karena hanya keluarganya saja yang memanggilnya begitu. Dia tidak jadi mendekati lawannya. Killua memerhatikan lawan yang ada di depannya dengan serius. Illumi masih tersenyum lebar lalu perlahan-lahan menarik keluar seluruh jarum-jarum yang ada di wajahnya.
Bentuk wajahnya Illumi kembali seperti sedia kala dengan rambut hitam panjangnya. Seketika itu juga wajahnya Killua langsung berubah 180°. Rasa ketakutan dan kaget bercampur menjadi satu. Tubuh Killua bergetar hebat dengan air keringat bercucuran di wajahnya.
Killua : A-aniki...
Gon : Eh? Jadi Gittarackur itu adalah kakaknya Killua?
Satotz : Ee. Illumi to iu namae no ne (Ya. Namanya Illumi).
-kembali lagi ke kilas balik-
Killua sangat ketakutan. Nafasnya tidak beraturan.
Illumi : Hmm... Kau tidak perlu setakut itu padaku, Kil.
Lucia yang berdiri di samping Leorio dan Kurapika hanya bisa tersenyum saat mendengar bisikan Leorio dan Kurapika.
Leorio : Kirua no aniki? (Kakaknya Killua?)
Kurapika : Orang itu, dia sudah biasa menggunakan jarum untuk mengubah bentuk wajahnya?
Illumi : Ah!
Killua yang masih ketakutan sedikit melompat kaget.
Killua : . . . . .
Illumi melihat ke arah Lucia.
Illumi : Luci?
Semua orang di sana kecuali Killua yang menundukkan kepalanya, refleks langsung melihat ke arah Lucia.
Leorio : Eh?! Ah benar juga. Kalau dia kakaknya Killua berarti juga kakaknya Lucia ya.
Lucia : Ya, aniki? (tersenyum)
Illumi : Aku tidak melanggar janjiku, kan?
Lucia : Hmmm... Tidak, soalnya ini sudah ujian terakhir.
Refleks Killua langsung melihat ke arah Lucia. Dia merasa dikhianati. Rasa bingung, takut, marah, kecewa, penasaran, sedih semuanya bercampur menjadi satu. Dia terus bertanya di dalam hatinya kenapa selama ini Lucia tidak memberitahunya soal Illumi? Tapi Lucia hanya diam dan tersenyum di tempatnya. Lalu Killua kembali melihat ke arah Illumi tanpa berkata apapun.
Illumi : Kau dengar itu, Kil? Selama ini aku terus menahan diriku. Akhirnya sekarang aku bisa bebas melakukan apapun tanpa harus bersembunyi lagi.
Lucia : Aniki, kau memang tidak melanggar perjanjian kita untuk tidak mencampuri urusanku tapi bukan berarti kau bisa melukai oniichan!
Illumi : Ya, baiklah kecuali yang itu. Kil, aku dengar kau membentak Ibu dan melukai Milluki.
Killua mencoba untuk bersikap tenang seperti biasanya dan memberanikan dirinya untuk menjawab pertanyaan Illumi.
Killua : Maa ne (Begitulah) *tersenyum tipis*
Illumi memiringkan kepalanya sedikit lalu berkata, "Kaa-san naiteta yo (Ibu menangis lho)". Lucia yang sangat tidak menyukai Ibunya itu tersenyum geli saat mendengar hal itu. Dia berusaha menyembunyikan senyumannya itu.
Leorio : Tentu saja siapapun akan menangis jika anak mereka melakukan itu kepada mereka.
Illumi : Air mata sukacita.
GUBRAK!
Seolah-olah seperti terdengar suara jatuhnya Leorio.
Leorio : Ehhh?!
Lucia : Pfft.
Kurapika dan Leorio refleks melihat ke arah Lucia.
Illumi : Dia begitu senang bahwa ternyata kamu sudah besar dan dia tidak menyangka hal itu begitu cepat terjadi. Tapi dia khawatir saat kamu meninggalkan rumah. Jadi dia meminta aku untuk mencarimu. Apa sangat kebetulan ya?
Lucia : (Cih! Ternyata Kikyo. Kupikir Silva dan Zeno**)
(**Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 43)
Killua menatap Illumi tajam dan tidak berkomentar apa pun. Tatapan matanya sangat jelas menunjukkan rasa ketidak sukaannya terhadap kakaknya, Illumi.
Illumi : Aku tidak tahu kalau kau dan Luci ingin menjadi Hunter. Sebenarnya aku juga mencoba untuk mendapatkan kartu lisensi untuk pekerjaanku yang berikutnya.
Killua : Aku tidak benar-benar ingin menjadi Hunter. Aku hanya penasaran dengan ujiannya saja jadi aku hanya mengambil ujiannya.
Lucia : Dan aku hanya menemani, oniichan.
Illumi : Begitu, kah?
Illumi kembali melihat ke arah Killua. Tiba-tiba suasananya berubah dikarenakan Illumi mengeluarkan aura Nen miliknya.
Lucia : (Sudah di mulai kah terornya Illumi?) *tersenyum licik*
Illumi : Aku merasa lega. Lalu aku punya beberapa saran untukmu.
Illumi menatap tajam dan mengeluarkan Nen manipulasi miliknya ke arah Killua. Dia mencoba memanipulasi dan mengendalikan pikiran Killua, secara perlahan-lahan Nen nya memasuki pikiran Killua. Seketika itu juga Killua langsung melompat kaget tapi dia tidak bisa bergerak sedikit pun dari sana. Dia hanya merasakan takut yang mendalam dan air keringatnya kembali bercucuran. Dia merasa sangat tertekan.
Illumi : Kau tidak cocok untuk menjadi Hunter. Kau itu dilahirkan untuk menjadi...
Killua : Ugh!
Illumi : Pembunuh.
Lucia menatap Illumi tajam. Illumi yang menyadari hal itu pun mengabaikannya. Illumi tahu jika Lucia tidak akan bisa melakukan apa-apa jika dia tidak melukai Killua. Lucia hanya akan bertindak kalau Illumi melukai atau menyerang Killua. Tapi Illumi tidak melakukan hal itu. Dia hanya terus melakukan memanipulasi dan meneror Killua dengan Nen nya.
Illumi : Kau adalah boneka kegelapan tanpa perasaan. Kamu tidak perlu apapun atau menginginkan apapun. Sebagai orang yang tinggal dalam kegelapan, kau hanya menikmati ketika orang mati di depanmu. Begitulah cara Ayah dan aku membesarkanmu.
Baik mata mau pun tubuh Killua bergetar. Dia seperti ini menangis tapi dia menahannya sekuat tenaga supaya tidak mengeluarkan air matanya. Dia mencoba untuk tetap tegar dan kuat. Dia sangat marah pada diri sendiri karena dirinya sangatlah lemah dan tidak bisa melawan Illumi.
Illumi : Apa yang akan ingin kau capai dengan menjadi seorang Hunter?
Lucia tersenyum. Dia sudah tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Lucia memutuskan untuk beranjak pergi dari sana saat semua orang hanya fokus tertuju ke Illumi dan Killua. Tanpa mengikuti ujian sampai akhir. Dia juga tidak berpamitan pada siapapun. Dia tiba-tiba menghilang begitu saja.
Killua : Kau benar. Aku tidak tertarik menjadi seorang Hunter. Tapi aku punya sesuatu yang aku inginkan...
Illumi : Nai ne sore (Tidak ada itu).
Killua : Aru! (Ada!) *berteriak keras* Sekarang ada sesuatu yang benar-benar aku inginkan!
Illumi : Hmm.. Kalau gitu, coba katakan apa yang kau inginkan?
Killua langsung menundukkan kepalanya. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Illumi, lebih tepatnya tidak berani menjawab. Killua merasa takut.
Illumi : Hmm... Ada apa? Lihat tidak ada, kan?
Killua : CHIGAU! (SALAH!) *teriak keras*
Illumi terdiam sejenak, dia mulai berpikir dan menunggu kesempatan. Akhirnya Killua mengatakan keinginannya dengan suara kecil dan pelan, kalau dia ingin berteman dengan Gon karena dia muak membunuh orang lain dan tidak ingin menjadi pembunuh. Dia hanya ingin bermain dengan Gon dan mencoba untuk hidup normal. Tapi Illumi dengan cepatnya berkata, "Muri da ne (Mustahil)".
Illumi : Kau itu tidak akan pernah mendapatkan teman. Kau hanya perlu membunuh saja karena yang ada dipikiranmu itu adalah ketika kau bertemu seseorang apakah kau bisa membunuh mereka atau tidak. Itulah caramu dilatih.
Mata Killua kembali bergetar.
Illumi : Sekarang kau itu hanya tidak tahu bagaimana caranya untuk membunuh Gon karena dia terlalu berbeda dimatamu. Kau itu tidak benar-benar ingin menjadi temannya.
Killua : Salah... Itu salah...
Illumi : Percayalah jika kau tetap bersamanya, pada akhirnya kau sendiri yang akan membunuhnya. Itu karena kamu memiliki jiwa pembunuh.
Leorio yang sudah tidak sabar dan merasa geram pun sedikit maju ke depan dengan kesal. Seorang pengawal langsung mencegatnya. Leorio langsung berteriak keras di tempatnya.
Leorio : KILLUA! AKU TIDAK PERDULI DIA ITU KAKAKMU. DIA ITU BOHONG! OMONGANNYA SEMUANYA ADALAH OMONG KOSONG! JANGAN DENGARKAN DIA! KALAHKAN SAJA DIA. LAKUKAN SEPERTI BIASANYA! DAN KAU AKAN MENANG! KAU INGIN MENJADI TEMANNYA GON?! APA KAU GILA?! KAU ITU BUKAN SEKEDAR TEMAN MELAINKAN SAHABATNYA!
Killua melompat kaget. Killua masih menundukkan kepalanya.
Leorio : AKU YAKIN ITULAH YANG DIRASAKAN OLEH GON! KAU MENGERTI KAN?! JADI CEPATLAH KALAHKAN DIA!
Illumi : Eh? Sou na no? (Eh? Benar kah itu?)
Leorio : ATARIMAE DA BAKA! (TENTU SAJA BODOH!)
Illumi : Souka. Maita naa... (Betulkah? Berakhir sudah...)
Illumi memegangi dagunya lalu mulai berpikir. Dia mengatakan satu-satunya cara yang terbaik adalah membunuh Gon. Dengan alasan kalau "pembunuh itu tidak memerlukan seorang teman karena mereka hanya akan memperlambatmu."
Bukan hanya Killua, melainkan Netero, Leorio dan Kurapika juga sedikit tersentak kaget. Bahkan Hisoka yang berdiri tenang di tempatnya pun juga menatap Illumi dengan tajam. Killua terus gemetaran. Dia tidak berdaya sama sekali, dia sangat ketakutan dengan ancaman Illumi yang ingin membunuh Gon.
Illumi mengeluarkan jarum-jarumnya. Dia berjalan santai menuju ke arah pintu keluar. Pengawal mencoba untuk mencegatnya, tapi Illumi langsung melemparkan 3 buah jarum ke arah wajah pengawal itu lalu bertanya, "dimana Gon berada sekarang?" sehingga mau tidak mau pengawal itu mengatakan tempat peristirahatan Gon. Illumi juga dihalangi oleh Leorio, Kurapika dan Hanzo yang berdiri di depan pintu keluar.
Illumi : Maita naa... (Berakhir sudah...) Aku memerlukan lisensi untuk pekerjaanku tapi jika kubunuh mereka, aku yang akan gagal ujian. Maka Kil yang akan lulus secara otomatis. Oh! Sialan. Begitu juga jika aku membunuh Gon. Hmm... Ah, aku tahu! Pertama-tama aku akan lulus dulu setelah itu aku bisa membunuh Gon dan semua peserta yang berada di sini.
Leorio : TEME! (KEPARAT!)
Illumi sedikit menoleh melihat ke arah Netero. Dia sengaja mengkonfirmasikannya, jika dia sudah lulus dan mendapatkan lisensi Hunter maka membunuh yang lainnya tidak akan melanggar peraturan. Netero pun menyetujui perkataan Illumi karena itulah peraturannya.
Illumi : Kiita kai, Kiru? (Kau dengar itu, Kil?)
Illumi membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah Killua dengan ekspresi datarnya yang seperti biasanya.
Illumi : Kau harus mengalahkanku dulu baru bisa menyelamatkannya.
Illumi kembali berjalan mendekati Killua yang masih gemetaran. Illumi terus meneror Killua tanpa habis dan tanpa belas kasihan. Dia sengaja melakukan itu supaya Killua cepat mengatakan "aku menyerah". Ternyata Illumi berhasil mengendalikan Killua sepenuhnya.
Killua : Aku menyerah. Aku yang kalah...
Illumi langsung tersenyum senang dengan ekspresi wajahnya yang datar itu. Seketika itu juga hati Killua berubah menjadi hitam, pandangan dan pikirannya menjadi kosong. Sekarang Killua bukanlah Killua yang seperti biasanya. Dia adalah bonekanya Illumi. Illumi bertepuk tangan sekali.
Illumi : Aa, yokatta (Ah, baguslah). Jadi ini sudah berakhir ya.
Illumi menepuk-nepuk bahu Killua dengan pelan lalu tertawa. Lalu dia memegangi kepala Killua dengan pelan. Illumi sedikit berjongkok untuk menyamai tingginya Killua lalu mendekatkan wajahnya ke telinganya Killua dan mengatakan sesuatu.
Illumi : Uso da yo, Kiru (Aku berbohong, Kil). Aku berbohong tentang mau membunuh Gon. Lagian kalau itu sampai terjadi, bukan hanya mereka yang akan membenciku tapi juga Luci. Aku tidak ingin Luci membenci dan menjauhiku nanti. Itu hanya tes kecil untukmu. Tapi dengan begini, sudah jelas sekarang aku punya jawaban. Kau itu tidak perlu teman. Kau hanya harus mendengarkan semua perkataanku dan ayah lalu melakukan pekerjaanmu seperti biasanya. Kau mengerti, kan?
-Kilas balik selesai-
Satotz : Lalu saat dia kembali ketempatnya, Kurapika dan Leorio mencoba untuk menenangkannya. Mereka juga mencoba untuk berbicara padanya. Tapi dia tidak bergeming sama sekali seperti jiwanya sudah tidak ada di dalam tubuhnya. Dan pada saat pertandingan berikutnya antara Leorio vs Bodoro. Seolah-olah seperti ingin membantu Leorio, tiba-tiba Killua menebas Bodoro dari belakang. Dia membunuh Bodoro dalam sekali tebas dengan menggunakan tangannya sendiri. Dan setelah itu, Killua langsung didiskualifikasi. Killua pun beranjak pergi keluar dari hotel.
-Bersambung-
Mohon maaf jika episode kali ini sedikit membosankan dan kebanyakan kilas baliknya. But i hope you enjoy it 👁👄👁
Jangan lupa VOTE dan KOMENTAR nya ya ❤
See you on the next chapter. Bye..