webnovel

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
145 Chs

41 - Taruhan x Waktu Part 2

Leorio : Baik, katakan jawabannya sekarang juga! (tersenyum lebar)

Leroute : Sayang sekali, aku ini wanita (tersenyum)

Leorio : Benarkah itu?! (pura-pura kaget)

Meskipun Leorio berusaha untuk berpura-pura terkejut, bisa terlihat cukup jelas wajahnya tidak menunjukkan rasa terkejut sama sekali, melainkan rasa senang yang luar biasa.

Leroute : Kalau begitu, apa kamu mau periksa? (tersenyum manja sambil memegangi bibirnya)

Leorio : Y-y-y-y-y-y-y-ya, tentu saja!! (semangat 45)

Leorio langsung dengan semangat mendekati Leroute, tangannya langsung gerayangan bersama pikiran mesumnya dan siap untuk meraba-raba tubuhnya Leroute.

Beberapa detik kemudian, Leorio selesai memeriksa di berbagai bagian sampai dirinya merasa puas, seolah-olah bagaikan malaikat yang naik ke surga, Leorio pun terbang ke atas langit.

Leorio : (Aahhhh... Inikah sensasi dari bagian yang legendaris itu?? Benar ini tidak salah lagi! Inilah yang dinamakan surga!! Hahahahahaha...)

Terlihat pada layar, waktu langsung berkurang menjadi 60 : 40. Akan tetapi, Leorio yang merasa sangat puas pun lupa diri. Dia tersenyum senang sambil mengendus-endus tangannya dengan wajah mesumnya.

Leorio : (Bodohnya aku, tapi biarlah...) *tersenyum mesum*

Killua menatap Leorio dengan tatapan kecewa dan muak. Gon hanya bisa tercengang. Sedangkan Kurapika memegang dan memijit-mijit kepalanya.

Kurapika : Cuma menontonnya saja udah bikin pusing.

Tonpa : Dia sudah kalah (tersenyum licik)

Gon : Eh?

Gon dan lainnya kecuali Lucia, melihat ke arah Tonpa. Dengan sombong dan sok tahunya, Tonpa mulai mengatakan pendapatnya.

Tonpa : Leorio itu sudah tahu apa rencana musuhnya. Akan tetapi, dia dengan sengaja dan memperkecil kekalahan. Dia ingin menang sekaligus untung dalam segala posisi. Saranku, Leorio jangan terlalu terpancing.

Leorio masih belum tersadar, dia merasa bangga dan enggan melepaskan mimpi indahnya. Dia masih memandangi tangannya penuh dengan senyuman mesum. Tiba-tiba Leroute mengeluarkan suaranya.

Leroute : Sekarang giliranmu, pikirkanlah. Apa yang akan kamu pertaruhkan?

Leorio langsung tersadar dan tersentak kaget. Dia refleks melihat ke arah layar.

Leorio : (Bukan saatnya untuk bergembira. Waktuku sisanya tinggal 40 jam lagi, ya)

Lucia yang dari tadi diam menahan emosi dan amarahnya tiba-tiba menghembuskan nafasnya dengan berat. Gon dan lainnya refleks melihat ke arah Lucia.

Gon : Lucia, sebaiknya Leorio mempertaruhkan apa?

Lucia : Entahlah *cemberut*

Killua : (Lucia ternyata masih marah) *tersenyum kaku*

Kurapika : Jika Leorio kalah, maka score akan menjadi 2 sama. Dan ditambah lagi dia telah membuang waktu 10 jam kita dengan sia-sia.

Leorio masih terpaku diam memandangi layar monitor. Dia kebingungan dan berpikir dengan keras sambil memegangi dagunya.

Leorio : Aku tidak boleh kalah dan harus cepat keluar dari menara ini, tapi... (bergumam)

Lucia : Paman!! (sedikit berteriak)

Semua melihat ke arah Lucia. Seketika wajah Leorio berubah menjadi cerah dan dia pun merasa lega.

Leorio : Oya! Bodohnya aku, kan masih ada Lucia! (tersenyum lebar)

Lucia : (Dasar menyebalkan!) *merasa jengkel* Dengar!

Leorio : Ya, ya, ya, pasti akan ku dengar! Apa itu? Katakanlah, Lucia!

Lucia : . . . . Menyerahlah! (tersenyum kesal)

Leorio, Gon, Kurapika, Tonpa, Leroute, Sedokan dan Lippo, mereka semua terkejut dengan perkataan Lucia. Mereka tidak menyangka Lucia menyuruh Leorio untuk menyerah. Sedangkan Killua, dia tidak terkejut, dia hanya diam mendengarkan.

Lippo : Fufufu, peserta 100 kali ini apa yang akan dia rencanakan? (sedang memakan biskuit)

Kurapika : Tu-tunggu apa maksudmu, Lucia?

Leorio datang mendekati ke bagian tepi area pertarungan.

Leorio : Apa yang kau katakan?!

Lucia dengan santai mengatakannya sekali lagi.

Lucia : Aku menyuruhmu untuk menyerah. Apa kau tidak mengerti?

Gon : Lucia, kenapa Leorio harus menyerah?

Leorio : Itu benar! Kenapa aku harus menyerah, hah?! Katakan alasannya!

Lucia : Paman, kau sudah menghabiskan waktu 10 jam kita dengan sia-sia, jika permainan konyol ini dilanjutkan sudah pasti kau akan merugikan tim. Kau tidak tahu betapa liciknya wanita yang ada dihadapanmu itu!

Semua refleks melihat ke arah Leroute. Seketika raut wajah Leroute berubah.

Leroute : Aku tidak mengerti, apa yang kau katakan. Jika kau mengganggu pertarunganku dengannya, maka kalian akan dinyatakan kalah! (pura-pura polos)

Leroute sengaja memancing Leorio dengan kata-kata "kalah". Leorio mulai kebingungan.

Lucia : Hmph! Tidak masalah. Lagian aku tahu apa yang ada dipikiranmu itu (tersenyum licik) Ah! Segitu inginnya kau mengambil waktu kami? Kalau begitu ambillah, aku akan memberikanmu 10 jam lagi! Bagaimana? (tersenyum menantang)

Lucia sengaja mengatakan hal yang menyindir Leroute. Leroute menggigit bibir bagian bawahnya dengan geram.

Lucia : Paman, berikan 10 jam lagi kepada wanita itu lalu menyerahlah.

Leorio : Haa?! (tidak senang)

Killua : Sebaiknya ikuti apa kata, Lucia (santai)

Kurapika yang mengerti pun akhirnya setuju.

Kurapika : Leorio, ikuti saja. Sepertinya Lucia mempunyai rencana!

Leorio : Apa yang kalian katakan?! Jika aku menyerah, maka mereka akan mendapatkan kemenangan dan juga skor akan menjadi 2 sama!!

Lucia : Ya, aku rasa itu lebih baik (tersenyum)

Leorio : Tidak, tidak, tidak! Aku tidak akan mendengarkanmu! Baiklah (menunjuk ke arah Leroute) ayo bertaruh suit denganku!

Leroute : Boleh. Itu yang kuharapkan! (Dasar bodoh! Sepertinya dia terpancing dengan perkataanku) *tersenyum licik*

Lucia : (Dasar menyebalkan! Apa boleh buat sepertinya aku harus mencampuri pertarungan lagi)

Lucia maju lebih ke depan. Lalu sedikit berteriak.

Lucia : Paman, menyerahlah sekarang atau aku menebas kepalanya?! (mengancam)

Leroute dan Leorio terkejut.

Leorio : Tu-tunggu-tunggu! (sedikit panik) Baiklah, aku menyerah! (dengan ragu mengangkat kedua tangan keatas)

Leorio merasa kesal, tapi dia tidak bisa berbuat apapun. Dia meninggalkan Leroute yang masih berdiam diri di tempat dengan geram begitu saja.

Leroute : Ugh...

Lucia tersenyum licik. Skor menunjukkan 2-2. Dengan kesal Leroute kembali ke tempatnya.

Leroute : Aku tidak merasa senang meskipun skornya sama! (bergumam kesal)

Sekarang di sisi para penguji hanya tersisa seorang napi yang sejak awal hanya diam dan duduk dipojokan paling dalam saat dimulainya Gon dan teman-temannya memasuki ruangan sampai sekarang. Dia adalah Johness. Johness mengeluarkan suaranya dan menunjukkan sosoknya.

************************************

Fakta dari Johness adalah pembunuh berdarah dingin. Johness diduga sebagai pembunuh massal terbesar di Kota Zaban. Dia membunuh setidaknya 146 orang, semuanya dengan tangan kosong.

Johness adalah pria jangkung dengan tubuh berotot. Rambutnya tidak terawat dan rambut wajahnya terdiri dari kumis dan cambang. Dia memiliki mata biru besar dan tajam dengan hidung panjang dan ramping. Otot-otot di jari-jarinya sangat berkembang dengan baik, mudah mampu merobek daging dari tulang dan menghancurkan batu menjadi debu.

Pada cerita aslinya, di menara Trick, Johness diadu melawan Killua dalam pertempuran, yang ia harapkan akan memberikan daging yang sangat dicintainya untuk dihancurkan. Objek tantangannya sederhana, sebuah deathmatch.

Ketika Johness masih berbicara tentang bagaimana dia akan merobek-robek tubuh Killua berkeping-keping, Killua menerjang maju dalam sekejap mata dan mengambil jantung Johness dari dadanya.

Johness dengan cepat menyadari apa yang baru saja terjadi dan memohon agar Killua mengembalikan jantungnya. Pada saat Killua kembali ke tempat Gon dan teman-temannya berada, Killua kemudian berkomentar bahwa terlepas dari jumlah korban Johness, dia masih seorang pembunuh amatir.

************************************

Johness : Aku tidak perduli dengan skor atau pun waktu yang berkurang.

Leroute dan sedokan terkejut karena tiba-tiba Johness mengeluarkan suaranya. Mereka berdua refleks melihat ke arah Johness. Johness melanjutkan perkataannya.

Johness : Karena lawanku tetap saja mati.

Johness yang sejak tadi menunduk pun mengangkat kepalanya, dia menatap dingin dan tajam ke arah depan. Suasana di antara Leroute dan Sedokan merasa tegang dan dingin.

-Bersambung-

SORRY LATE TO UPDATE BECAUSE I AM SO BUSY PLUS HAVE NO IDEA. PLEASE VOTE, LIKE AND COMMENT. THANK YOU 😊